Usaha Pembunuhan

52 9 29
                                    

"Madam, saya sangat takut," bisik Addeline ketika Regalia keluar dari rubanah, membuat peramal itu berjengit kaget.

"Aku bahkan tidak mengajakmu!" desis Regalia garang sambil membawa nampan kembali ke dapur.

"Madam, saya tidak mau terjebak menjadi Pelahap Maut selamanya," Addeline merengek dalam bisikan, "saya yakin Anda juga tidak mau."

"Hal yang paling penting adalah jangan jauh-jauh dariku," Regalia meletakkan nampan dan segala sesuatu di atasnya kembali ke tempat masing-masing. "Dan jangan terlalu ketakutan. Santai saja. Kau tidak akan mati. Kalaupun kau mati, kau tidak mati sendirian."

"Madam..."

"Addeline," Regalia berbisik lebih pelan, "tunggu saja segala instruksi dariku, dan jangan pernah membantah. Tetaplah setia pada yang benar. Kau tahu maksudku tentunya. Sekarang kita tidur."

Addeline kembali ke kamarnya sendiri, dan Regalia menuju kamar yang ia tempati bersama suaminya.

***

Sehari setelah natal, barulah Sirius dan Désirée berkunjung ke rumah keluarga Weasley bersama keempat anak Snape. Molly menyambut dengan riang gembira, dan dengan senang hati mengajak Eileen berkeliling rumah dan kebun.

"Regalia tidak mungkin mengkhianati Orde, meskipun aku meragukan kesetiaan suaminya kepada Orde," kata Sirius ketika mereka makan siang bersama.

"Tenang saja," Désirée menambahkan sebelum bangkit dari kursinya untuk menemui Molly di halaman rumah.

"Ada apa?" tanya Molly.

"Apakah itu benar? Keponakanku tinggal di sini?" Désirée menatap Molly dengan sungguh-sungguh.

"Maksudmu Fleur Delacour?"

"Ya, itu, tentu saja. Dia tinggal di sini?"

"Aku ingin tidak mempercayai mataku bahwa gadis itu begitu berani berlama-lama di sini," keluh Molly.

"Kalian tidak menyewakan kamar padanya?"

"Sewa apa?" Molly mendelik, "Kami tidak memungut biaya tempat tinggal darinya, betapa pun miskinnya kami! Dia hanya ikut membeli bahan makanan sesekali."

"Regalia mengira Fleur menyewa kamar setelah kepergian Percy," kata Désirée lirih. "Tapi, kupikir, Bill menyukainya."

"Dugaan paling bodoh di dunia!" dengus Molly sembari memetik bunga dan memberikannya kepada Eileen, "Bill tidak akan mungkin menyukainya!"

"Kenapa kau tidak berusaha menerima kenyataan itu, Molly? Bill membawanya pulang, mengizinkannya tinggal—"

"Aku lebih tahu watak Bill, Désriée. Kalau dia benar-benar tertarik pada gadis itu, aku akan bisa melihatnya."

"Tak ada orangtua yang berhak merasa paling mengenal anak mereka, Molly. Itu palsu. Semua itu palsu. Kau tak akan pernah bisa memasuki pikiran anak-anakmu, seperti aku tak akan pernah bisa memasuki pikiran Regalia."

***

Ketika kembali ke Spinner's End, Severus memerintahkan Regalia duduk tenang di sofanya.

"Aku tahu kau masih marah padaku atas apa yang kutunjukkan padamu beberapa bulan lalu," kata Severus, "tetapi aku belum memberitahumu tentang hal yang membuat diriku sendiri cukup terkejut, tapi, herannya, Dumbledore tidak terkejut."

"Apa? Ada hubungannya denganku?" Regalia melempar tatapan menyelidik.

"Expecto Patronum!"

Cahaya biru dari ujung tongkat Severus membentuk seekor singa jantan, membuat Regalia tercengang.

"Expecto Patronum!" Regalia memproduksi patronusnya sendiri, yang membentuk seekor singa betina.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang