Rentetan Kejadian

81 11 58
                                    

Pada akhir pekan, Severus mengantarkan Regalia kembali ke Grimmauld Place nomor 12 karena Regalia mendapatkan cuti sampai tahun ajaran selanjutnya. Kepulangan Regalia ini disambut dengan baik oleh Désirée, Kreacher, dan Dobby.

"Baguslah, setidaknya kau benar-benar bisa lebih dekat dengan anak-anakmu," ungkap Désirée sambil menyiapkan makan malam bersama Kreacher dan Dobby. "Aku tidak begitu mengharapkan bantuanmu untuk mengurus anak-anak. Mereka sama sekali tidak merepotkan. Kreacher dan Dobby juga sudah banyak membantuku. Tapi McGonagall benar, kau harus menjaga kondisimu hingga anakmu lahir. Dan, Severus, kau tidak masalah dengan menu pai daging dan ginjal malam ini, 'kan? Kami tidak mengira kalian akan datang sebelumnya. Kalau kau tidak suka, aku bisa meminta Kreacher memasak makanan yang lain. Kau menyukai iga bakar, seingatku."

"Tidak, Désirée," Severus menolak, "tidak perlu repot-repot."

"Tidak, kami punya persediaannya," Désirée berkeras, kemudian beralih pada para peri rumah, "Kreacher masakkan iga bakar dengan bumbu barbeque. Dobby, buatkan puding cokelat. Ya, seingatku, itulah makanan kesukaan menantuku."

"Ya, memang itu," Regalia membenarkan.

"Ya ampun, tidak perlu repot-repot, Désirée," kata Severus.

"Tidak apa-apa!" seru Désirée, "Aku akan memanjakan kalian sesekali. Biasanya Sirius juga banyak maunya, tapi dia gengsi kalau di depan kalian."

"Jadi, di mana Sirius?" tanya Severus.

"Dia biasanya pulang ketika makan malam sudah siap," jawab Désirée. "Pekerjaannya di Kementerian membuatnya begitu sibuk. Kurasa dia akan dipromosikan untuk naik jabatan, tapi entahlah."

Keempat anak Snape sudah duduk berjajar di kursi makan, berhadapan dengan kursi para orang dewasa, menunggu makan malam dimulai. Mereka mengoceh satu sama lain, membicarakan tentang cerita yang dibacakan oleh nenek mereka sebelum tidur siang tadi.

"Jadi, ya, selama ini kami menempatkan mereka dua-dua," kata Désirée sambil meletakkan hidangan di meja makan, "Arcturus sekamar dengan Caius, dan Eileen sekamar dengan Sakunta. Tapi kami mempertimbangkan untuk memisahkan mereka ketika usia mereka lima tahun. Mereka akan mendapatkan kamar mereka masing-masing."

"Itu bagus," Regalia mengangguk, "lagipula, rumah ini punya tujuh kamar."

"Ya," kata Désirée lagi, "dan meskipun kita memberikan masing-masing satu kamar untuk mereka, masih tersisa satu kamar lagi untuk bayi mungil yang belum lahir itu. Ya, 'kan?"

"Tapi, bagaimana kalau kali ini kembar lagi?" cetus Regalia.

"Setelah dua pasang kembar, apakah mungkin Severus memproduksi sepasang kembar lagi?" cibir Désirée.

"Masalahnya bukan padaku, Ibu Mertua," sahut Severus, "tapi istriku. Kalau sel telurnya matang secara bersamaan terus, kami bisa punya anak kembar lagi."

"Jadi, bagaimana? Anak-anak diberikan kamar terpisah atau tidak?" Désirée kini bimbang.

"Sebaiknya tidak," Regalia mengusulkan, "hanya untuk berjaga-jaga."

***

Dan benar saja, pada sore hari tanggal empat April 1999, Regalia melahirkan sepasang kembar di St. Mungo. Berita ini membuat Désirée pingsan di depan lukisan Walburga Black ketika Sirius menyampaikannya.

Severus menyambut kehadiran anak-anaknya dengan gembira sekaligus heran. Sepasang kembar itu tidak identik lagi. Satu laki-laki dan satu perempuan. Yang laki-laki berambut hitam dan berhidung bengkok, kelihatannya akan sama persis seperti ayah dan kakak-kakak lelakinya. Tapi yang perempuan benar-benar kebalikannya. Alih-alih berambut hitam maupun cokelat gelap, bayi cantik itu berambut pirang platinum, dengan hidung yang sangat mirip dengan Regalia dan Eileen. Ketika bayi mungil nan cantik itu membuka mata, terlihat jelas jika matanya sebiru lautan.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang