Sumpah Tak Terlanggar

64 13 34
                                    

Begitu Harry dibawa ke Grimmauld Place oleh Sirius, ia disambut oleh ocehan Hermione yang menggebu-gebu menyuruhnya meminta pelajaran Occlumency lagi pada Severus Snape.

"Pertama-tama," Harry menatap Hermione tajam di ruang keluarga rumah besar itu, "sejak kapan kau berada di sini?"

"Kemarin," jawab Hermione.

"Kau tidak menghabiskan waktu bersama orangtuamu?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan!" tegur Hermione.

"Kalau dia tidak mau, aku tidak akan memohon-mohon padanya!" Harry berkeras.

"Kalau begitu, cari cara lain untuk belajar!" tukas Hermione.

"Apa misalnya, aku ingin tahu!"

"Kau lupa?" sahut Ron yang baru kembali dari dapur dengan membawa roti isi di tangannya, "Madam Snape biasanya menguasai apa yang dikuasai oleh Snape!"

"Ada apa, Anak-Anak?" Désirée memasuki ruang keluarga sambil membawa kemoceng untuk membersihkan permadani pohon keluarga Black.

"Bibi," Hermione mendekati Désirée, "apakah Anda tahu kemampuan apa saja yang dimiliki oleh Madam Snape?"

"Kemampuan Regalia?" Désirée menatap Hermione, Harry, dan Ron bergantian.

"Ya, Bibi," Hermione mengangguk-angguk.

"Dia peramal yang lumayan bisa diandalkan, tentu saja."

"Selain itu?" Hermione berharap lebih.

"Dia animagus phoenix."

"Apakah Madam Snape menguasai Occlumency?" tuntut Hermione.

"Sejauh yang kutahu, dia tidak menguasai apa pun terkait pikiran. Dia tidak bisa menembus pikiran orang lain maupun melindungi pikirannya sendiri."

Deru kecewa menjalari jiwa Hermione, Harry bisa melihat hal itu dengan jelas.

***

"Kalau cocok, pakai saja," Severus menyerahkan sebuah tongkat berwarna hitam dengan ukiran rune kuno berwarna emas kepada Regalia. "Tapi kalau kau merasa kurang nyaman, kita akan Ollivander secepatnya. Pangeran Kegelapan punya rencana terhadapnya, soalnya."

Regalia menguji coba tongkat yang diberikan oleh Severus itu dengan beberapa mantra sederhana dan rumit.

"Apa ini?" tanya Regalia sambil meneliti tongkat itu.

"Kayu alder dengan inti rambut unicorn, seingatku," jawab Severus.

"Oh, pantas saja," Regalia tersenyum.

"Kenapa?"

"Ketika aku dites, aku cocok dengan tongkat seperti ini," Regalia memandangi tongkat itu lagi, "perpaduan kayu dan intinya pas untukku. Tetapi ibuku memaksa agar aku memakai tongkat yang intinya dibuat dari rambutnya. Tapi, tongkat siapa ini, Sayang?"

"Tongkat ibuku," Severus tersenyum. "Dia pasti senang kalau tongkatnya digunakan oleh menantunya jauh setelah kematiannya."

"Severus!" teriak suara dari dapur, "Kau tidak punya bahan makanan sama sekali atau bagaimana?!"

"Pergilah belanja, Nandana!" jawab Severus.

"He," kakak laki-laki Nyse itu muncul ke ruang keluarga, "aku bukan pembantumu!"

"Dan aku juga tidak mengumpulkan Galleon untuk menghidupimu," sahut Severus sedapatnya.

"Lagipula, apa pentingnya meletakkanmu dekat-dekat dengan Severus?" Regalia mencibir, "Membuat kami tidak leluasa di rumah kami sendiri."

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang