Pernikahan Kembar

89 12 42
                                    

Pada akhir pekan, Severus benar-benar bersedia menemani istrinya memenuhi undangan wawancara dengan Xenophilius Lovegood di Three Broomsticks.

"Selamat siang, Profesor Snape," Xenophilius menjabat tangan Severus. "Selamat siang, Madam Snape," kini ia menjabat tangan Regalia, "senang bertemu dangan Anda berdua."

"Mengenai apa ini, Mr. Lovegood?" tanya Severus setelah dipersilakan duduk oleh Xenophilius.

"Saya senang karena Anda juga bersedia datang, karena ini mengenai keberanian Anda berdua dalam menjadi agen ganda," jawab Xenophilius.

"Tapi tadinya Anda hanya akan mewawancarai Regalia, betul?" tanya Severus.

"Ya, karena dari apa yang diceritakan oleh putri saya, Madam Snape jauh lebih mudah untuk dimintai keterangan daripada Anda, Profesor Snape," Xenophilius menjawab tanpa keraguan maupun kesungkanan. "Baiklah, langsung kita mulai saja kalau begitu."

***

Luna dan Astoria menonton Ginny berlatih Quidditch. Performa Ginny tidak pernah menurun. Astoria menjadi begitu dekat dengan Ginny karena hubungannya dengan Ron, itu jelas.

Setelah Ginny selesai berlatih, mereka makan siang di aula besar, di meja asrama mereka masing-masing.

"Lihat anak Gryffindor itu, Emma," ujar seorang anak Hufflepuff berambut hitam pada sahabatnya yang duduk di sampingnya.

"Ada apa dengannya, Sabrina?" sahut anak Hufflepuff yang berambut pirang.

"Dia berpacaran dengan mantan Pelahap Maut," desis Sabrina. "Tidak kaget, karena pacarnya seorang lulusan Slytherin."

"Tutup mulutmu, Sabrina Todd!" tegur Astoria dari meja Slytherin, "Aku bisa mendengarnya dengan jelas! Kalau yang kau bicarakan adalah Ginny Weasley dan Draco Malfoy, sebaiknya hentikan! Draco Malfoy adalah pendukung Harry Potter!"

"Tapi dia punya Tanda Kegelapan di tangannya!" sanggah Sabrina.

"Tapi kudengar pasangan Snape juga punya," ucap Emma lirih pada Sabrina.

"Memangnya kenapa?" Ginny angkat bicara, "Mantan Pelahap Maut, 'kan? Dia sudah menyeberang sejak lama. Seandainya kau ikut bertempur, kau akan tahu jika dia melawan para Pelahap Maut!"

"Ada keributan apa ini?!" Minerva McGonagall menyeruak memasuki aula besar. Aula itu hening seketika. "Jangan bertengkar ketika sedang makan!"

Setelah makan, Luna mengajak Ginny dan Astoria jalan-jalan di dekat pondok Hagrid.

"Suami-istri Snape sedang memenuhi undangan wawancara dari ayahku," celetuk Luna pada kedua temannya yang muram, "dan mungkin Madam akan menceritakan banyak hal yang terjadi di rumah keluarga Malfoy, termasuk fakta-fakta yang akan meringankan tuduhan terhadap Draco dan Addeline Malfoy."

"Asramaku benar-benar dicap buruk sepanjang masa," gerutu Astoria, "kita sama-sama tahu itu. Satu-satunya yang baik dari asramaku hanyalah Merlin."

"Oh, Demi Merlin!" sembur Ginny, "Severus Snape adalah seorang Slytherin, dan dia meraih Order of Merlin kelas pertama!"

"Dan, jika kalian membaca The Quibbler edisi Agustus lalu, kalian akan mengetahui bahwa orang pertama yang berhasil mengambil Horcrux Voldemort dengan mengorbankan nyawanya sendiri adalah seorang Slytherin, namanya Regulus Arcturus Black, adik Sirius Black, paman Madam Snape," Luna menambahkan.

"Ya, tapi Voldemort, Lestrange, Carrow, Crabbe, Goyle, Avery, Yaxley, dan Pelahap Maut lainnya adalah Slytherin," dengus Astoria, "menjengkelkan."

"Kelihatan seperti keluarga Greengrass salah asrama, eh?" Ginny tertawa, "Kalian tidak cocok berasal dari asrama yang sama dengan orang-orang seperti itu."

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang