Salah Satu Babak Dalam Kehidupan

1.2K 52 71
                                    

Karakter asli milik J.K. Rowling. Saya hanya meminjam seluruh wizarding world, kecuali beberapa tokoh tambahan yang merupakan karakter asli ciptaan saya, dan karakter Nyse Sugary yang saya pinjam dari teman saya, Dyanis.

Selamat membaca.

———

Setelah tragedi tahun pertama dan kedua, seluruh Hogwarts berharap semoga tidak ada tragedi lain lagi.

Ini tahun ketiga bagi angkatan Harry, dan desas-desus mengatakan bahwa Severus Snape diangkat menjadi guru pertahanan terhadap ilmu hitam, sedangkan posisi guru ramuan akan diisi oleh guru baru.

"Anak-Anak", ujar Dumbledore dengan bersemangat ketika sarapan, "sambutlah guru ramalan kalian yang baru; Profesor Regalia Black-Snape!"

Tepuk tangan terdengar agak riuh namun canggung mengiri seorang wanita berambut cokelat yang berdiri dari kursinya, kemudian Dumbledore melanjutkan acara perkenalan itu.

"Sambutlah juga guru ramuan kalian yang baru; Nyse Sugary-Snape!"

Kali ini, seorang wanita berambut hitam yang berdiri dari tempat duduknya yang berada tepat di sebelah kanan guru bernama Regalia tadi.

Para murid bertanya-tanya, kenapa mereka memiliki nama belakang yang sama dengan Severus Snape, sedangkan Severus Snape diketahui merupakan anak tunggal Tobias Snape.

"Profesor," Seamus berkata pada Dumbledore, "apakah mereka masih kerabat Profesor Snape? Maksudku, Profesor Severus Snape." Murid-murid yang lain melemparkan tatapan berterima kasih pada Seamus yang berani mewakili benak mereka.

"Istri-istri," sahut Snape dari tempatnya duduk, membuat Regalia dan Nyse menyemburkan makanan mereka masing-masing.

"Istri?" sembur Ron dengan mulut penuh daging ayam, "Kedua-duanya?"

"Kedua-duanya," seringai Snape.
Nyse melirik pada Regalia, sedangkan Regalia masih terbatuk-batuk karena tersedak.

"Agar kalian tidak kebingungan memanggil mereka bertiga -karena semuanya bernama Snape," ujar Dumbledore, "panggil guru ramuan kalian dengan nama 'Profesor Sugary-Snape'. Sedangkan guru ramalan kalian bisa dipanggil 'Profesor Black-Snape'."

"Madam!" sahut Regalia yang sudah berhasil mengatasi tenggorokannya. "Panggil aku Madam Snape."

"Dan panggil aku Mrs. Snape!" Nyse tidak mau kalah.

"Mrs, kau bilang?" Regalia menatap nyalang pada Nyse, "Kita sudah setuju untuk tidak dipanggil Mrs. Snape jika yang lain tidak dipanggil begitu!"

"Tapi kau minta dipanggil Madam!" elak Nyse.

"Madam itu berpasangan dengan Master, Nyse!" sembur Regalia, "Sedangkan Mrs. berpasangan dengan Mr! Tidak adil, Nyse!"

"Apanya yang tidak adil?" Severus menengahi, "di sekolah ini, panggilanku bukan Mr. Jadi, itu sah-sah saja, Regalia."

Regalia mendengus kesal, membanting garpunya ke lantai, kemudian menahan jeritan karena ternyata dia masih membutuhkan garpu itu.

Severus Snape melanjutkan memakan steak-nya dengan lahap. Regalia hanya menatap suaminya itu dari kejauhan, sebab Severus memilih duduk beberapa kursi dari kedua istrinya agar tidak menimbulkan kecemburuan bagi salah satunya.

Regalia menggenggam sendoknya yang tersisa dengan erat, lantas menyuapkan kentang tumbuk ke mulutnya sendiri. Kentang tumbuk, daging barbeque hampir mentah, dan secawan anggur, cukup untuk membuat Regalia merasa sedikit lebih baik.

Nyse meniup-niup sup merahnya, dan makan dengan tenang. Berusaha tidak mempedulikan Regalia yang memang bersifat agak dingin pada setiap orang -kecuali pada Severus, tentu saja.

Tiba-tiba, sesosok peri rumah muncul untuk memberikan sepiring puding mangga pada Regalia. Regalia mengucapkan terima kasih, dan setelah peri rumah itu pergi, ia meletakkan puding itu di dekat Nyse.

"Jangan menguasai ruang gerak orang lain, Re—"

"Itu untukmu," kata Regalia tanpa memandang pada Nyse sedikit pun.

"Aku?" kening Nyse berkerut-kerut kebingungan.

"Apakah kau pikir aku akan melewatkan ulang tahun pernikahanmu dengan Severus?" cerocos Regalia, "Atau jangan-jangan kau dan Severus justru lupa jika kemarin adalah hari ulang tahun pernikahan kalian?" Kini Regalia menoleh, menatap Nyse dengan rasa iba bercampur bingung.

"Apakah kau pikir Severus akan mengingat hal semacam itu?" Nyse balik bertanya.

"Tentu saja tidak," Regalia mendengus geli, diikuti oleh Nyse yang turut mendengus geli. Lalu, semakin lama dengusan itu berubah menjadi kikikan, kemudian menjadi tawa, membuat semua orang yang berada di sana kebingungan.

Harry dari tempatnya duduk hanya bisa tertegun menyaksikan dua wanita itu tertawa bersama-sama.

"Tawa seperti itu pastilah palsu," komentar Ron, "sebab, tidak mungkin ada wanita yang berbagi suami bisa akrab satu sama lain. Kalau ibuku sampai mendengar hal semacam ini, dia akan sangat terheran-heran."

"Jangan mencoba menilai wanita," tegur Hermione, "karena kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya mereka alami satu sama lain."

"Aku penasaran, apakah mereka tinggal di ruangan yang sama atau dipisah menjadi tiga," kata Ron.

"Ron!" sergah Hermione.

"Maaf, aku hanya bergurau," Ron tertawa.

***

Keesokan paginya, ketika sarapan sedang berlangsung, ratusan burung hantu pos datang dan menjatuhkan berbagai surat dan paket kepada pihak yang bersangkutan.

Tiba-tiba saja dua ekor burung hantu hitam melesat menuju meja guru dan menjatuhkan paket pada Regalia dan Nyse.

"Maaf kalau hadiahnya terlambat," ujar Severus dari ujung jauh kepada merek berdua.

Regalia membukanya dan mendapati sebuah buku antik yang ia duga memiliki harga yang tidak murah.

Nyse juga membuka hadiahnya, mendapati sepasang sepatu kulit yang kira-kira sama mahalnya dengan buku antik Regalia.

Regalia menyendok buburnya, kemudian merasa mual, dan wajahnya menjadi pucat.

"Kau kenapa?" tanya Nyse dengan panik.

"Tidak apa-ap—" Regali mual lagi.

Severus segera meninggalkan makanannya dan bergegas mendekati Regalia.

"Apakah kau sakit?" Severus menggenggam tangan Regalia.

"Segera bawa dia ke Hospital Wings, Severus," perintah Dumbledore.

-EPL-

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang