Orangtua

140 18 66
                                    

Keluarga Weasley, keluarga Snape, Sirius Black, Harry Potter, dan Hermione Granger menempati boks kelas satu bersama beberapa orang yang lain.

Regalia sempat melihat Harry berbicara dengan Winky -peri rumah keluarga Crouch. Mereka juga membicarakan tentang Dobby dan bagaimana Dobby ditolak dari rumah ke rumah karena meminta bayaran.

"Tetapi Dobby tidak meminta bayaran sedikit pun padaku," Regalia melibatkan diri dalam pembicaraan.

"Benarkah itu, Nyonya?" Winky menatap Regalia dan Eileen yang berada dalam gendongannya, "Syukurlah kalau begitu. Menyerah juga dia akhirnya. Peri rumah masih punya harga diri!"

"Madam tidak membayar Dobby?" tanya Hermione pada Regalia.

"Dia tidak mau," jawab Regalia.

Tiba-tiba saja, keluarga Malfoy datang, membuat mereka berhenti membicarakan peri rumah, karena Malfoy adalah majikan Dobby yang terdahulu.

"Astaga, Arthur," kata Lucius Malfoy pelan, "jual apa kau sampai bisa beli tiket boks utama? Jelas rumahmu pun tak akan laku semahal ini."

Arthur Weasley tidak menjawab cemoohan ini.

"Atau jangan-jangan Sirius yang membelinya untuk kalian semua?" celetuk Narcissa.

"Mereka memiliki tiket dengan usaha mereka sendiri, Narcissa," sahut Sirius.

Dalam cekcok ini, mata Addeline bertabrakan pandang dengan Percy. Mata abu-abu Addeline begitu sayu dan teduh, kebalikan dari mata biru Percy yang berapi-api penuh ambisi. Addeline segera mengalihkan pandangannya, tetapi Percy tetap bertahan memandang Addeline selama beberapa detik, sebelum akhirnya kembali melihat lapangan Quidditch.

Ketika pertandingan dibuka, masing-masing tim membawa maskot masing-masing. Bulgaria membawa sekira seratus perempuan cantik dengan kulit bercahaya bak rembulan, dan rambut yang melambai-lambi. Mereka mulai menari. Ludo Bagman selaku komentator acara memberitahukan bahwa makhluk itu adalah veela.

Dengan omniocular yang dipinjamnya dari Harry, Regalia meneropong veela-veela itu.

"Itu ibuku!" jerit Regalia, membuat orang-orang di sekitarnya terlonjak kaget.

"Yang mana?!" Hermione segera menggunakan omniocularnya sendiri.

"Yang berambut pirang platinum panjang dan kulitnya bercahaya!" teriak Regalia.

"Mereka semua tampak sama!" geram Severus.

Sirius mengambil omniocular di tangan Hermione dengan perlahan -meminjam tanpa bilang pinjam. Diarahkannya pandangannya pada para veela, dan dia tersenyum.

"Mereka semua sama persis, 'kan?" tuntut Hermione pada Sirius.

"Tidak," jawab Sirius sambil mengembalikan omniocular itu pada Hermione, "dan ibu Regalia memang ada di sana. Tahun-tahun telah berlalu, tetapi dia sama sekali tidak berubah."

Ketika terjadi keributan dalam pertandingan, veela-veela yang marah berubah menjadi sangat jelek dan menyerang maskot Irlandia. Wajah mereka berubah menjadi seperti burung berparuh tajam, dan sayap panjang bersisik muncul dari bahu mereka. Rupa jelek mengerikan yang mengingatkan Harry, Ron, dan Hermione pada Regalia dalam mode non-manusia.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan Irlandia melawan Bulgaria. Para pendukung Irlandia kembali ke perkemahan dengan sangat gembira.

"Hai," sapa Percy kepada Addeline ketika mereka berjalan menuju kemah.

"Halo," balas Addeline.

Draco yang berjalan di belakang Addeline tidak menyela mereka, dan justru melayangkan pandangan mencela kepada Oliver Wood yang berjalan tak jauh dari mereka. Melihat keramahan Addeline kepada Percy, Oliver berjalan menjauh, menyingkirkan diri.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang