Pertempuran Hogwarts

55 9 28
                                    

"Aku mengira ada sesuatu yang serius sedang terjadi," ujar Severus setelah mengakhiri ciuman mereka. "Kupikir ada serangan atau apa ketika Tanda di lenganku memanas."

"Serius, Severus," sahut Bellatrix, "karena lemari besiku dibobol."

"Dibobol? Oleh siapa dan bagaimana?" Severus menatap Bellatrix dengan penuh tanda tanya, membuat Bellatrix benar-benar mengira Severus tidak mengetahui apa-apa.

"Kurasa ada goblin yang memberontak dan bertemu dengan Harry Potter," sahut Regalia, "sehingga mereka bisa ke sana dan mencuri dua benda, termasuk pedang yang beberapa waktu lalu kau pindahkan ke sana."

"Lalu, apa kata Pangeran Kegelapan?" tanya Severus.

"Dia murka, itu jelas," jawab Regalia, "dan sekarang dia pergi entah ke mana."

***

Malam itu juga, Severus mengirimkan pedang Gryffindor pada Harry dan kedua sahabatnya di Forest of Dean, dengan cara yang sedikit unik. Dia memasukkan pedang itu ke dalam danau, dan menuntun Harry serta Ron menggunakan patronusnya.

Sementara Hermione tertidur di tenda, Harry dan Ron berhasil mengambil pedang Gryffindor yang asli, dan segera membawanya kembali ke tenda.

Seperti rencana awal, Ron yang menghancurkan liontin, dan Hermione yang menghancurkan piala.

Harry memasuki pikiran Voldemort, dan merasakan kemurkaannya ketika mendapati liontin Slytherin sudah tidak ada di gua dekat pantai.

"Buku harian, cincin, liontin, piala, berarti sudah empat," Hermione tersenyum. "Jauh lebih cepat dari yang kuperkirakan."

"Ya, tapi sekarang kita harus memikirkan benda Ravenclaw apa yang mungkin menjadi Horcrux," kata Ron, "juga, bagaimana caranya membunuh ular besar itu. Nagini atau apalah namanya, aku tidak peduli."

Harry sudah sepenuhnya keluar dari pikiran Voldemort, dan mengatakan apa yang dilihatnya kepada kedua sahabatnya.

"Sebentar lagi dia akan menyadari kalau cincin Marvolo Gaunt sudah tidak ada di pondok itu," imbuh Harry.

"Itu berarti kita harus cepat," desah Hermione, "sebelum dia mengamankan benda milik Ravenclaw itu."

"September belum berakhir, tetapi kita sudah bergerak secepat ini, aku sangat tak menyangka," Ron melemparkan dirinya ke atas ranjang. Tak lama kemudian, dia mendengkur.

***

"Wah, wah, wah!" seru Nandana yang ikut makan malam di Malfoy Manor malam itu, "Heroik sekali! Membebaskan banyak goblin dan bisa mengatur apa yang harus dilakukan oleh Pangeran Kegelapan! Bersulang untuk ratu kita!" Nandana mengangkat gelas anggurnya tinggi-tinggi.

"Kalau kau tidak memiliki hal lain yang cukup penting untuk dikatakan, lebih baik kau diam, Nandana!" gertak Regalia, mengatasi sindiran itu.

"Tapi itu pencapaian yang sangat luar biasa!" Rodolphus menyahut, "Tak satu pun dari kami bisa membujuk Pangeran Kegelapan untuk mengampuni kami. Apalagi mengatakan hal yang harus atau tidak harus dia lakukan. Memang cocok kalau kau duduk di singgasana itu."

"Tapi kalau aku jadi kau," ujar Bellatrix dengan muram pada Regalia, "aku akan membunuh goblin-goblin itu dengan tanganku sendiri."

"Tidakkah kau merasa senang bisa melihat patung dirimu duduk di singgasana di Kementerian?" tanya Rodolphus.

"Tentu saja," Regalia menyeringai, "itu sebuah kebanggaan untukku. Aku baru setahun menyatakan kesetiaanku, tetapi akulah yang duduk di singgasana bersama Pangeran Kegelapan, itu bagus, apalagi suamiku juga berdiri di sampingku."

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang