Natal di Malfoy Manor

71 10 40
                                    

Regalia dan Severus baru kembali dari Hogsmeade ketika Dumbledore menjemput mereka di gerbang dan mengatakan jika Katie Bell kritis di Hospital Wings.

"Sihir hitam?" Regalia terengah-engah mengikuti langkah dua orang yang lebih tua darinya itu, "Bukankah Filch selalu memeriksa semua barang yang masuk dan keluar sekolah?"

"Terjadinya di luar sekolah," Dumbledore menjelaskan.

Severus melakukan banyak ritual dan meramu banyak ramuan untuk Katie. Beberapa hal masih diluar kemampuan Regalia, sehingga dia hanya melihat.

Katie belum bisa disembuhkan, tetapi setidaknya semua yang Severus lakukan tadi bisa mencegah keadaan menjadi lebih buruk.

"St. Mungo," Severus berkata akhirnya, "Madam Pomfrey dan aku tidak bisa menyembuhkannya secara total. Regalia juga tidak bisa. St. Mungo adalah rujukan terakhir. Semoga dia bisa sembuh di sana."

Di lain sisi, Harry membawa kalung mencurigakan tadi dengan mantra melayang kepada Minerva, memberitahu Minerva tentang kecurigaannya kepada Draco, yang ternyata terbukti salah karena Draco menjalani detensi dengan Minerva pada waktu kejadian.

Severus dan Regalia segera dipanggil, dan, sebagai orang yang dulunya sering berkeliling di Knockturn Alley, Regalia langsung mengenali kalung itu dijual di Borgin and Burkes, persis seperti yang telah dikatakan oleh Harry.

"Harganya sangat mahal," ujar Regalia, "sehingga mustahil dijangkau oleh orang yang tidak mampu. Hanya orang kaya raya yang bisa membeli benda terkutuk ini. Alat pembunuh yang sempurna." Mata Regalia berbinar, menampakkan percikan rasa kagum pada keindahan sekaligus kekejian kalung itu.

"Regalia dan aku akan berusaha menghilangkan kutukannya," kata Severus, "dan tak seorangpun boleh menyentuhnya sampai kutukannya benar-benar hilang."

Maka, malamnya, suami-istri Snape itu benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan mengutak-atik segala jenis buku dan jampi-jampi untuk melepaskan sihir hitam dari kalung tersebut sebelum menyimpannya di Kamar Kebutuhan. Mereka tidak ingin ada nyawa yang melayang karena benda itu.

"Kau pastinya berpikir ini ulah—"

"Ya!" Regalia berkata dengan tegas. "Ini benda mahal! Kita tidak bodoh!"

Setelah benda itu telah selesai dinetralkan, Regalia melemparkan dirinya dalam posisi tengkurap di ranjang.

"Sayang?" panggil Severus.

"Hm?" sahut Regalia tanpa bergerak sedikit pun.

"Kau hebat," puji Severus.

"Wow," Regalia membalik tubuhnya hingga telentang, "tumben bilang begitu."

Severus membaringkan diri di samping Regalia. Dalam balutan pakaian serba hitam yang belum diganti, mereka memejamkan mata, merasa sedikit sakit kepala.

Severus merengkuh Regalia ke dalam pelukannya, tanpa mengetahui jika pikiran Regalia melayang pada hal-hal lain. Regalia mencurigai kewarasannya sendiri terganggu, dan merasakan kelicikan merasuki dirinya. Dia merasa bisa melakukan apa pun jika dia mau. Dia bisa mendapatkan apa pun jika dia mau. Dia bisa melangkah diluar dugaan siapa pun, bahkan diluar dugaan ibu yang membesarkannya selama ini.

Regalia mulai berpikir. Jika Severus bisa bertindak sesuai rencananya, maka, Regalia juga harus punya rencana dan bertindak sesuai dengannya. Regalia menyadari satu hal, yang selama ini mungkin luput dari pandangan semua orang yang berada di sekitarnya, bahkan suaminya. Bahwa Regalia sudah memiliki start yang lebih bagus daripada siapa pun juga.

***

Pekan demi pekan berlalu. Tanpa Katie Bell, tim Quidditch Gryffindor pasti akan mengalami kemerosotan. Harry merasa menjadi kapten tak ada gunanya dengan susunan tim terburuk sepanjang masa semacam ini. Dua beater baru yang tidak lihai, satu chaser luar biasa yang bergandengan dengan satu chaser amatiran dan satu chaser cadangan, satu keeper slebor, dan dirinya sendiri. Tapi Harry punya ide. Dia akan memberikan sugesti pada Ron. Ya, patut dicoba.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang