Berpisah Jalan

95 15 17
                                    

Itu Cornelius Fudge yang adu mulut dengan Minerva McGonagall. Fudge memasuki bangsal dengan membabi buta dan menanyakan di mana Dumbledore berada. Minerva dan Severus di belakangnya.

"Dia tidak sini!" jerit Molly dengan sangat berang. "Ini rumah sakit, Pak Menteri! Anda tidak seharusnya berteriak-teriak di sini! Para juara yang lelah sedang memulihkan diri mereka! Lihat! Harry terbangun! Fleur juga! Krum juga!"

"Katakan itu kepada McGonagall!" kata Fudge dengan angkuh, membuat Regalia mengernyit tak suka.

Para juara yang tidurnya baru terputus pun kebingungan, jengkel, bahkan khusus Viktor, dia mengumpat. Kepala ketiga anak itu berdenyut-denyut pusing sekali. Hermione menepuk-nepuk pundak Viktor, menyuruhnya tidur lagi.

Tiba-tiba saja, seakan tahu jika ia sedang dicari, Dumbledore menghambur masuk.

"Ada apa ini?" tanya Dumbledore, "Minerva, bukankah aku memintamu menjaga—"

"Tidak perlu dijaga lagi!" teriak Minerva murka, "Gara-gara Menteri yang Terhormat ini!" Dia menekan setiap kata dengan penuh amarah.

"Ketika aku memberitahu Fudge bahwa kita telah menangkap Pelahap Maut yang bertanggung jawab atas rentetan kejadian ini," kata Severus Snape dalam suara rendah menjengkelkan, "dia rupanya menganggap keselamatan dirinya dalam bahaya. Dia memaksa memanggil Dementor untuk menemaninya ke kastil. Dia membawa Dementor itu ke tempat Barty Crouch berada. Tentu saja, seorang Menteri Sihir akan takut jika terjadi sesuatu kepadanya, maka pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik."

Cara bicara Severus itu membuat Regalia tersenyum dari tempatnya duduk.

"Sudah kukatakan, Kepala Sekolah tidak mau ada Dementor memasuki sekolah lagi!" jerit Minerva.

"Sebagai Menteri Sihir, aku berhak memutuskan," kata Fudge dengan congkak.

Regalia memandang jijik pada Fudge. Begitu juga Molly dan Bill.

"Dan keputusanmu menyebabkan hilangnya jiwa Barty Crouch karena kecupan Dementor!" Minerva hampir berteriak.

"Apa ruginya?" Fudge tidak merasa bersalah.

"Ruginya adalah dia tidak dapat memberikan kesaksian, Cornelius," kata Dumbledore. "Dia tidak bisa memberikan kesaksian kenapa dia membunuh orang-orang itu."

"Karena dia gila, itu jelas!" sembur Fudge, "Dari cara Minerva dan Snape menceritakannya kepadaku, orang gila itu menganggap dia diperintah oleh Kau-Tahu-Siapa!"

"Dia memang diperintah oleh Voldemort, Cornelius," kata Dumbledore. "Kematian orang-orang ini adalah bagian dari rencana untuk mengembalikan kekuasaan Voldemort. Voldemort sudah kembali ke tubuhnya."

"Tidak masuk akal!" sangkal Fudge. "Kau mempercayai perkataan orang gila?"

"Harry menyaksikan kelahiran kembali Voldemort," kata Dumbledore, "aku bisa menceritakan semuanya kepadamu kalau kau berkenan ke kantorku. Tetapi aku tidka mengizinkanmu menanyai Harry malam ini."

"Kau mempercayai Harry soal ini?" Fudge masih tak percaya.

Dua orang itu terus berdebat mengenai Voldemort, dan Harry ikut menyela dengan memberitahukan nama-nama Pelahap Maut yang muncul di hadapannya, tetapi Fudge menyangkalnya karena nama-nama itu telah dibebaskan dan dinyatakan bersih tiga belas tahun lalu. Minerva ikut menyemburkan kemarahan dengan mneyebut-nyebut Cedric dan Crouch Sr.

Perdebatan semakin sengit ketika Dumbledore menyatakan bahwa Dementor akan meninggalkan Fudge begitu Voldemort menawarkan hal yang lebih menggiurkan. Dumbledore juga menyarankan agar mereka segera membuat janji perdamaian dengan para raksasa, membuat Fudge berjengit jijik mendengarnya.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang