Polemik Perwalian

196 23 76
                                    

Harry memasang wajah muram pada akhir pekan, sebab semua temannya bisa pergi ke Hogsmeade, sedangkan dia tidak. Masalahnya sepele, yaitu ketiadaan tanda tangan persetujuan wali murid dari Paman Vernon maupun Bibi Petunia.

"Harry, kau baik-baik saja?" tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Harry ketika ia sedang berjalan melamun di koridor.

"Ya, Madam," Harry tersenyum. Senyum dusta.

"Kau tidak pergi ke Hogsmeade?" cecar Regalia sembari berjalan mendekatinya.

"Saya tidak mendapatkan tanda tangan dari paman saya, dan Profesor McGonagall juga tidak mengizinkan saya pergi, jadi, ya, saya tidak bisa pergi."

"Siapa ayah baptismu?"

"A-Apa?"

"Ayah baptis, Harry. Yang seharusnya bertanggung jawab atasmu dalam ketiadaan orangtuamu."

"Sa-Saya tidak tahu."

"Andai saja suamiku adalah ayah baptismu, maka aku akan memaksanya untuk memberikan tanda tangan pada formulirmu. Sayangnya bukan." Wajah Regalia turut muram. "Aku tahu benar, Harry Potter, betapa tidak enaknya sendirian saja di tempat seluas ini, sementara teman-temanmu mungkin sedang makan permen atau minum butterbeer."

***

Nyse mengenakan jaketnya yang hangat dan tebal, bersiap menikmati akhir pekan di Hogsmeade seperti murid-muridnya.

"Ayo, Suamiku," ajaknya pada Severus.

"Sudah kubilang, aku tidak ingin ke mana-mana," jawab Severus yang tidak mengalihkan pandangannya dari koran sorenya.

"Tetapi aku ingin ke Hogsmeade bersamamu!" rengek Nyse.

"Bersamaku?" Severus melontarkan pandangannya yang tajam kepada Nyse. "Hanya bersamaku dan meninggalkan Regalia di kastil ini seorang diri?!"

"Tentu saja kita akan mengajak Regalia ju-"

"Kau hanya bilang bersamaku!" bentak Severus, "Kau menyadari hal itu! Tidak! Aku tidak akan ke mana-mana! Aku akan kembali ke ruanganku. Sampai jumpa nanti, Nyse."

***

Ketika Ron dan Hermione kembali dari Hogsmeade, Harry menceritakan bagaimana Regalia mengajaknya berbincang seakan-akan wanita itu peduli padanya.

"Tetap saja," ujar Ron, "kita tidak boleh langsung mempercayainya. Mungkin saja dia antek-antek Kau-Tahu-Siapa yang lain. Dan mungkin saja dia menggunakan nama Black atas persetujuan dan kerja sama dengan Sirius Black."

"Lagipula, di mana Snape menemukan wanita itu? Kenapa tiba-tiba wanita itu diperkenalkan sebagai istrinya?" tambah Hermione, "Apalagi kelihatannya Nyse Sugary-Snape lebih tua daripada Regalia. Pastilah Regalia ini orang yang relatif baru di dunia sihir Inggris."

"Tapi, aku juga belum pernah mendengar nama Sugary sebelum ini," Ron mengakui.

"Jadi, dia cukup asing juga?" Harry menatap Ron penuh tanda tanya.

"Harus kuakui, kedua istri Snape ini adalah wanita-wanita yang cukup asing," kata Ron, "dan mencurigakan."

"Seharusnya kita tidak terkejut!" sembur Hermione. "Yang kita bicarakan ini Snape dan istri-istrinya! Jika ada satu hal saja yang beres, maka itu justru tidak beres!"

***

Regalia agak terkejut ketika suaminya tiba-tiba sudah berada di ruangannya dan menutup pintu.

"Setidaknya kau bisa bilang permisi, hanya sekedar agar aku tidak kaget," Regalia setengah merintih.

"Aku hanya terlalu tidak sabar menemui istriku yang cantik ini," ucap Severus sambil memeluk Regalia, kemudian menghujani wajah wanita muda itu dengan ciuman-ciuman gemas.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang