Rekrutmen

62 13 122
                                    

Regalia bangun pagi harinya dengan hati yang sangat mendongkol dan kosong secara bersamaan. Apa pun yang diucapkan di dalamnya, tak pernah ada hal baik dalam sumpah tak terlanggar.

Dia segera memasak makanan untuk tiga orang dewasa dan empat balita. Menggoreng telur dan memanggang roti rasanya sudah cukup. Dia bisa makan di Grimmauld Place kalau lapar lagi nanti. Untuk Nastari, dia sudah menyiapkan serpihan roti tawar.

Setelah sarapan sendirian dan menyuapkan makanan pada anak-anaknya, dia menutup makanan di meja dengan tudung saji, kemudian membawa anak-anaknya ke depan perapian.

Diambilnya bubuk floo di atas perapian, dilemparkannya ke api, dan api pun berubah menjadi hijau.

"Anak-Anak, hanya boleh masuk api kalau apinya hijau. Mengerti?" Regalia melangkah ke api hijau itu, "Ayo, Anak-Anak." Setelah keempat anaknya masuk ke api bersamanya, dia berteriak, "Grimmauld Place nomor dua belas!"

Mereka berpusar dalam kegelapan, lalu keluar di perapian rumah keluarga Black.

"Ayah!" panggil Regalia sembari menjauhkan anak-anaknya dari perapian yang menyala merah, "Ibu! Kreacher!"

Kreacher muncul, dengan mata merah mengantuk yang belum pernah dilihat oleh Regalia sebelumnya.

"Semua orang belum bangun, kalau begitu?" tanya Regalia.

"Belum, Nyonya," jawab Kreacher.

"Kreacher, tolong jaga anak-anakku, sementara aku akan memanggil orangtuaku," Regalia berlari ke arah tangga, menapakinya sampai ke lantai paling atas, di mana ayah dan ibunya berada.

Regalia mengetuk pintu bertuliskan nama "Sirius" berkali-kali, hingga pria tampan berambut hitam itu membukanya.

"Masih pagi, Regalia," Sirius menguap lebar.

"Aku tak punya pilihan lain selain ke sini secepat aku bisa," kata Regalia. "Ada hal yang terlampau penting ingin kusampaikan pada kalian."

Désirée yang tadinya merenggangkan tubuh dengan malas, tiba-tiba bangkit dari ranjang sambil memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut.

"Setelah ini, posisiku akan sangat sulit," katanya dengan serius. "Voldemort ingin Severus membawaku menemuinya malam ini. Aku akan direkrut menjadi Pelahap Maut, aku tahu itu. Tidak mungkin kami ke sana kemari menjadi agen ganda dengan membawa anak-anak."

"Sehingga, mau tak mau, nenek mereka yang veela ini harus mengasuh mereka sampai batas waktu yang tidak ditentukan," sahut Désirée.

"Benar," Regalia mengangguk.

"Menjaga anak-anak adalah urusan mudah," ujar Sirius, "tetapi, kau yakin kau bisa tetap setia pada Orde tanpa diketahui oleh Voldemort?"

"Aku bisa mengatasi itu," Regalia mengangguk. "Ayah, kedepannya, aku mungkin tidak bisa terlalu banyak berinteraksi dengan Orde maupun melindungi Harry dan yang lain. Aku tahu, nantinya, posisiku tidak akan bagus. Jadi, Ayah, kurasa, dengan absennya aku untuk membantu, pinjamkan Kreacher pada Harry."

"Apa?!" Sirius kaget bukan main.

"Harry akan tahu bagaimana cara memperlakukan Kreacher dengan benar, dan aku yakin, Kreacher akan berguna untuknya. Aku juga akan meminjamkan Dobby."

"Tapi untuk apa?" Sirius kebingungan.

"Aku tidak tahu!" Regalia hampir menjerit, "Tetapi, aku yakin itu akan berguna."

"Cukup percaya saja padanya, Sirius," Désirée menepuk pundak Sirius pelan, "karena dia peramal yang hebat, aku tak pernah meragukannya."

"Snivellus juga tahu semua ini?" desak Sirius.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang