Black yang Mana?

259 31 20
                                    

Paginya, satu sekolah sudah heboh karena Daily Prophet mengabarkan bahwa tahanan Azkaban yang bernama Sirius Black berhasil melarikan diri.

Sirius Black dihukum atas tuduhan menjadi antek-antek sang pangeran kegelapan. Tentu saja, semua orang menjadi takut karenanya.

Regalia bahkan tidak tidur semalaman. Tidak tidur dan tidak menghasilkan apa pun. Kualinya kosong tanpa nyala api di bawahnya. Bahan-bahan ramuannya masih utuh, dan buku antiknya terbuka lebar.

Di sisi lain, Nyse berjalan menuju aula sambil bergelayut manja pada lengan Severus, tidak peduli apa kata murid-murid yang tampaknya punya hal lain untuk dipikirkan ketimbang mengomentari mereka.

Ketika sampai di aula, Severus dan Nyse terhenyak karena tidak mendapati Regalia di sana. Sedangkan guru-guru lain berbisik-bisik khawatir. Begitu juga para murid yang memasang tampang kebingungan.

"Severus, kau pasti belum mendengarnya," ucap Minerva.

"Ada berita apa, Minerva?" tanya Severus. "Aku belum membaca koranku pagi ini."

"Sirius Black melarikan diri dari Azkaban," jawab Minerva.

Nyse yang tidak mengetahui apa pun hanya bisa diam. Setelah Minerva dan Severus menjelaskan kepadanya, barulah ia paham.

"Apakah Regalia bersembunyi karena ketakutan?" Nyse mulai terpikir tentang wanita berambut cokelat itu.

"Regalia!" Severus segera berlari meninggalkan Nyse di aula.

"Kelihatannya memiliki dua istri tidaklah mudah, ya?" Minerva menahan tawa karena melihat Severus yang kebingungan.

Nyse tidak berkata apa-apa, duduk di salah satu kursi, dan menikmati makanan. Tentu saja, Severus tidak mungkin tidak mengkhawatirkan Regalia.

***

"Severus, please," Regalia memohon, "aku harus mencarinya."

"Tidak berarti tidak, Regalia! Aku tidak akan membiarkan istri dan anakku berada dalam bahaya! Banyak dementor berkeliaran di luar sana!"

Hati Regalia mencelos. Ia tenggelam dalam lamunan, tidak mempedulikan keberadaan suaminya.

"Ayo ke aula, Sayang," Severus mengusap rambut cokelat Regalia dengan penuh sayang, "kau dan anakku harus sarapan."

"Apakah Nyse sudah ada di sana?" Regalia menatap suaminya dengan tajam dan dalam.

"Sudah," Severus mengangguk.

"Kupikir, dia harus berhenti mengajar," Regalia bangkit dan berjalan keluar dari ruangannya.

"Apa-apaan kau ini?" Severus berjalan di belakang Regalia.

"Kau harus menerima kenyataan, Severus," rahang Rehalia menegang, "dia tidak memiliki kemampuan untuk pekerjaan itu."

"Dan kau pikir kau cukup hebat?"

Regalia terhenti, kemudian berbalik dan berkata, "Maaf?"

"Kau pikir kau dan kartu-kartumu itu cukup hebat?"

"Kau tahu, aku tidak perlu meramalkan masa depannya, sebab kita sama-sama mengetahui semuanya dengan sangat jelas." Regalia melanjutkan langkahnya.

Regalia mengambil tempat duduk paling ujung di aula, lebih ujung daripada Hagrid, menjauh dari Nyse, bahkan dari Severus.

"Kau baik-baik saja?" Hagrid meminum anggur dari cangkir jumbonya.

"Ya, Hagrid," Regalia mengangguk, "terima kasih sudah bertanya."

"Snape terus mengawasimu dari tempatnya," Hagrid berbicara pada Regalia tanpa melepas pandangannya pada Severus.

"Untuk apa?" desis Regalia, "Seharusnya dia arahkan saja matanya pada perempuan dari keluarga Sugary itu."

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang