Diagon Alley

84 13 110
                                    

Sehari sebelum kembali ke Hogwarts, daftar buku baru para siswa telah datang. Bersamaan dengan daftar itu, ada pemberitahuan yang menyatakan bahwa Ron dan Hermione terpilih menjadi prefek. Harry tidak dipilih.

Molly menanyai Ron, apa yang dia inginkan sebagai hadiah, dan Ron meminta sapu. Molly berpikir sejenak, namun kemudian mengiyakan. Harry dan Regalia tahu, sapu harganya mahal.

"Bibi Molly, boleh aku ikut ke Diagon Alley?" tanya Regalia.

"Tentu saja," jawab Molly. "Kau mau cari apa?"

"Tidak ingin belanja, sebenarnya," ungkap Regalia sambil memakai sepatu bot hitam berhak sedang khusus bepergian, "hanya ingin jalan-jalan."

"Anak-anak tidak dibawa?" tanya Molly.

"Tidak perlu. Ibuku dibantu Hermione dan Ginny sudah bisa mengatasi keempat bocah rewel itu. Ayo."

Sesampainya di Diagon Alley, Molly segera membeli buku-buku untuk pelajaran anak-anak, sedangkan Regalia berkeliling. Mereka berjanji akan bertemu lagi di Leaky Couldron.

Di toko es krim Regalia bertemu dengan Fleur, dan mereka duduk mengobrol di bawah payung di luar toko sambil makan es krim. Burung gagak bertengger di pundak Regalia.

"Aku bekerja di Gringotts! Dan, kau tahu? Bill juga di sini!" sorak Fleur dengan sangat gembira.

"Bagaimana? Berhasil membuatnya jatuh cinta padamu?" goda Regalia.

"Dia mengajariku bahasa Inggris, dan sangat perhatian ternyata!" Fleur masih tak bisa menghilangkan kebahagiaannya.

"Baguslah," Regalia tersenyum. "Kau tahu, kita tidak bisa mengandalkan pesona kita."

"Apa maksudmu tidak bisa?"

"Karena kita bukan veela sungguhan. Lain dengan ibuku dan nenekmu. Kita tidak bisa memikat manusia sepenuhnya. Jadi, dekati Bill dengan cara normal saja, Fleur. Jangan merasa bisa menawannya hanya dengan kecantikanmu."

"Madam Snape?" tiba-tiba saja sebuah suara muncul di belakang Regalia, membuat Fleur mendelik terkejut pada entah siapa yang berdiri di belakang Regalia. Regalia pun berbalik.

"Oh, Mr. Malfoy," Regalia tersenyum.

"Sendirian saja? Di mana suamimu?"

"Dia di rumah," jawab Regalia.

"Dengan siapa kau ke sini, kalau begitu?"

"Sendirian saja, tetapi kebetulan bertemu Mrs. Weasley dan Fleur Delacour," dusta Regalia.

"Kau sudah memesan sesuatu, Madam?" tanya Lucius dengan sopan.

"Sudah," jawab Regalia singkat.

"Lucius!" panggil Narcissa dari arah berlawanan, "Ke mana saja kau? Di mana Draco dan Addeline?" Kemudian dia menatap Regalia, "Oh, kau."

"Ya, Bibi," Regalia mengangguk.

"Sedang apa?" tanya Narcissa.

"Hanya jalan-jalan."

"Baiklah, kami permisi dulu," Narcissa menarik Lucius menjauh.

"Siapa?" tanya Fleur begitu dua orang itu menjauh.

"Yang perempuan itu sepupu ayahku."

Tak berselang lama, Addeline melintas bersama Oliver Wood, membuat Regalia memanggil untuk mencegat mereka.

"Orangtuamu mencarimu, Addeline!" sergah Regalia.

"Bagaimana?" tanya Oliver pada Addeline.

"Addeline," Regalia bangkit dari kursinya dan memandang Addeline dengan tajam, "jangan bilang kalau kau belum mengatakan perihal hubunganmu ini pada orangtuamu."

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang