Pensieve Petaka

65 10 56
                                    

Malam harinya di ruang rekreasi Gryffindor, Harry memberitahu Ron dan Hermione tentang si Pangeran Berdarah-Campuran, dan secara tidak sengaja, Ginny mendengarnya. Ginny memarahi Harry habis-habisan karena mempercayai buku itu.

"Ginny!" tegur Harry dengan suara pelan agar tak ada yang mendengar selain mereka berempat, "Ini bukan sesuatu seperti buku harian Tom Riddle! Ini hanya buku usang bekas seorang siswa pintar!"

"Pokoknya, begitu kau sudah membeli buku baru, kau harus mengembalikan buku itu ke rak belakang, Harry," ujar Hermione dengan wajah cemberut.

"Kau hanya iri karena sang Pangeran membantu Harry mengalahkanmu dalam pelajaran ramuan," sembur Ron, "akuilah itu."

"Dia curang, Ron! Itu bukan usahanya sendiri!" Hermione bersikeras.

"Kalian tahu apa yang kuhirup secara tidak sengaja saat melewati kuali Amortentia tadi?" Harry berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja kami tidak tahu, kau idiot!" kata Ron sambil tertawa.

"Baunya seperti makanan manis bercampur makanan gurih," Harry memberitahu mereka.

"Ya ampun, kau jatuh cinta pada peri rumah yang memasak di dapur?" Ron tertawa geli.

"Dan ada aroma bunga-bunga juga," Harry menambahkan.

"Wah, kau jatuh cinta pada siapa?" Ginny menatap Harry dalam-dalam.

"Itulah masalahnya," ungkap Harry, "aku tidak merasa jatuh cinta pada siapa pun!"

"Ron," Lavender mendatangi mereka, "boleh kupinjam burung hantumu? Tapi, kalau tidak boleh juga tidak apa-apa. Aku bisa memakai burung hantu milik sekolah. Tapi, burung hantumu yang siap saat ini juga, kurasa. Sudah terlalu malam untuk bisa ke kandang burung hantu."

"Mau dipakai mengirim ke mana?" Ron menggenggam Pigwidgeon yang sedari tadi beruhu-uhu di sekitar kepalanya.

"Luar negeri, tentu saja!" sembur Parvati.

"Tapi Pig sangat kecil," kata Ron, "aku tak yakin dia bisa sampai ke luar negeri dengan selamat."

"Ron, Pigwidgeon bukan Erroll!" Ginny mengingatkan, "Dia kecil, tapi kuat! Lain dengan Erroll yang sudah tua dan sakit-sakitan!"

"Baiklah, pakai saja," Ron memberikan Pigwidgeon pada Lavender yang berterima kasih dan gembira bukan main.

Begitu Lavender dan Parvati berbalik untuk pergi, Harry merasakan bau makanan manis dan gurih bercampur bunga-bunga merebak menerpa wajahnya. Harry memejamkan mata, menikmati sensasi unik aroma itu.

"Harry, kau baik-baik saja, Sobat?" Ron menepuk pundak Harry sampai sahabatnya itu membuka mata.

"Ya, ya," Harry terlihat salah tingkah.

Ginny bolak-balik melihat Harry dan Lavender secara bergantian, sedikit curiga, tetapi menepisnya begitu saja, menganggap kecurigaannya tak berdasar.

***

Hari demi hari berlalu. Harry mempelajari mantra-mantra yang ada di buku Pangeran, semakin cemerlang dalam pelajaran Ramuan, dan mendatangi pelaksanaan uji coba untuk pendaftar tim Quidditch karena dia sekarang adalah Kapten Gryffindor.

Sementara itu, di pihak Regalia, dia benar-benar tak memiliki hal lain untuk dilakukan saat jam-jam kosong, kecuali jika ada satu-dua surat dari ibunya, atau dari Fleur.

Regalia membaca surat dari Fleur dengan seksama, merasa Fleur di The Burrow lebih seperti sekedar menumpang tidur, alih-alih pendekatan keluarga. Posisi Fleur benar-benar tidak jelas, karena Bill belum membicarakan apa-apa kendati sudah setahun mereka begitu dekat.

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang