15 | SANG PAHLAWAN

10.9K 3.5K 1.7K
                                    

Malam ini penuh kejutan, sungguh. Keenam pemuda berkekuatan ini duduk berjejer di kursi, merasa canggung karena diperlakukan sangat baik oleh warga setempat. Rasanya asing, mungkin efek dikejar-kejar polisi dan orang dari pemerintahan selama berbulan-bulan.

Sebenarnya, mereka sempat tak percaya ketika melihat satu hal.

Beberapa warga desa Cear memiliki kekuatan es, seperti orang-orang terdahulu. Mereka menjelaskan, kebanyakan warga Ice memang memiliki kekuatan, namun mereka sembunyikan agar tak dibunuh pemerintah.

Sebagai pemilik kekuatan, mereka berenam merasa lega karena menemukan orang yang sama seperti mereka.

"Sebenarnya, masih banyak desa di Ice, tapi sengaja disembunyikan agar pemerintah gak menganggu warganya," jelas Pak Da, melakukan sesi tanya jawab.

"Kenapa begitu?" Tanya Heeseung.

"Warga Ice itu tahu banyak rahasia, sama seperti warga Fire. Makanya, warga kedua wilayah tersebut gak mau pindah ke IERE dan sengaja menyembunyikan letak desa mereka."

"Ohhh, berarti kalian gak anggap kami monster atau semacamnya kan?"

"Ya enggak lah! Justru kalian itu adalah pahlawan, kalian akan menyelamatkan IERE beserta wilayah lainnya. Oh ya, sebenarnya kalian bertujuh sudah diramalkan akan maju untuk merebut kekuasaan pemerintah. Kalian tau gak?"

"Tau, kenapa memangnya?" Tanya Sunghoon agak kasar, sebab dirinya masih curiga.

Pak Da menunjuk Heeseung, Jay, dan Jungwon. "Cuma kalian yang murni berasal IERE."

Jake mendelik. "Loh, terus kita?!"

"Kalian itu cuma lahir di IERE, gak kayak mereka yang berasal dari keturunan asli IERE. Sunghoon keturunan Ice dan IERE, Jake keturunan Ice, Sunoo dan Ni-Ki keturunan Fire. Kalau kalian bingung kenapa mereka bertiga bisa punya kekuatan es atau api atau apapun itu, itu karena IERE punya kelebihan."

"Berarti, kekuatan saya bakal keren dong?!" Tanya Heeseung antusias, tak sabar menunggu.

"Kalau dilihat dari Lee Heeseung terdahulu sih... kekuatannya keren, kalau kamu gak tau," jawab Pak Da bercanda.

"Pak, disini ada yang bisa meramal? Tolong cari tau lokasi Kak Sunoo," kata Ni-Ki sesudah menghabiskan makanannya.

"Yang bisa meramal sudah tiada dua minggu yang lalu, kalian terlambat datang kemari."

Jake mendadak lesu. "Berarti, kita harus cari Sunoo dulu baru ke gurun... apa itu namanya?"

"Dewind," jawab Sunghoon. "Sebelum ke Dewind, kita harus ke IERE untuk ingetin semua warga."

"Loh, muter-muter dong?" Jake kesal. "Ice ini deket sama Dewind, kita tinggal cari dinding pembatas itu, sampai deh."

"Gimana ramalan kekuatan Kak Heeseung?" Tanya Sunghoon mengabaikan Jake.

"Dia akan tahu kekuatannya besok, dari seseorang," jawab Pak Da tersenyum penuh arti. "Ini sudah malam, sebaiknya kalian istirahat setelah menempuh perjalanan panjang. Mari saya antar."

Jujur, Heeseung deg-degan mendengar jawaban Pak Da mengenai kekuatannya. Dia akan tahu kekuatannya dari seseorang? Siapa? Dari gelagat Pak Da, sepertinya orang yang dimaksud adalah orang penting.

Entah mengapa, gejolak aneh muncul di dalam dirinya. Rasanya dingin, kemudian menjadi panas dalam sekejap, setelah itu sirna. Jangan bilang... kekuatannya es dan api?

















































Keeseokan harinya, mereka berenam berkumpul di depan rumah tempat mereka singgah. Warga disini sangat baik, baru keluar rumah saja mereka disapa dan diberi sarapan.

"Won, dari semalem lo diem aja, lo sakit?" Tanya Heeseung khawatir.

"Gak apa-apa," jawab Jungwon agak jutek. Hmm? Apa karena kejadian kemarin ya, apa dia masih merasa bersalah?

"Selamat pagi, anak-anak!" Sapa Pak Da baru tiba dengan dua ember di tangan kanan dan kirinya. "Bagaimana mandi di Ice? Segar kan?"

"Segar sih iya..." Jay tersenyum manis. "TAPI SAYA KEDINGINAN! UNTUNG ADA NI-KI YANG BISA HANGATIN BADAN!"

Ni-Ki terlonjak. "Astaga, kalau ngomong pelan-pelan napa kak! Gak sopan lo sama orang tua, dasar toa berjalan."

Ekspresi Jay berubah datar. "Lo pikir lo udah sopan sama gue?"

Ni-Ki nyengir aja.

"Malu-maluin aja," gumam Sunghoon menepuk jidat.

"Ayo ikut saya, saya akan menunjukkan apa saja yang menarik di desa ini," ajak Pak Da memberi kode menggunakan kepalanya.

Awalnya Jungwon tidak mau ikut karena tidak enak badan, tapi ikut saja deh daripada yang lain khawatir.

"Nah, kalian bisa liat kan rumah-rumah disini? Indah kan? Kalau kata orang modern mah estetik," ucap Pak Da. "Disana itu rumah saya, kalau ada apa-apa silahkan kunjungi saja, gak perlu sungkan."

"Itu patung apa?" Tanya Ni-Ki menunjuk patung es berbentuk manusia di tengah-tengah desa.

"Itu patung pendiri desa ini," jawab Pak Da.

"Kok mirip Anda?"

"Ya iyalah, itu kan saya."

Mereka berenam terkejut, Pak Da pun tertawa. "Gak kok, itu patung kakek buyut buyut buyut saya."

"Yeu, dasar orang tua," cibir Ni-Ki kesal, alhasil mulutnya ditepok Jay.

"Mulut lo."

"Kapan orang yang anda maksud kasih tau kekuatan saya?" Tanya Heeseung tak sabar.

Pak Da berhenti berjalan. "Kamu beneran ingin tahu sekarang?"

"Iyaaa!"

Loh, kok jadi gemas begini? T_T

Rasa penasaran dan bersemangatnya membuat Heeseung terlihat seperti anak kecil, menggemaskan sekali!

"Sebentar, saya cari dulu orangnya... oh, itu dia!"

Pak Da menunjuk ke arah pemuda tinggi yang sedang berdiri membelakangi mereka, memotonfg tumbuhannya yang mulai memanjang, bersenandung ria dengan merdunya.

"Perawakannya kok gak asing..." gumam Jay menyipitkan matanya.

Pak Da terkekeh. "Memang tidak, karena kalian pun tahu siapa dia. Hei nak, ada yang ingin bertemu denganmu! Salah satunya adalah dirimu."

Pemuda tinggi tersebut berbalik badan, keterkejutan menghampiri mereka setelahnya. Berbeda dengan dia yang terlihat tenang namun gembira, melambaikan tangannya ramah.

"Selamat datang di Cear, calon pahlawan. Kalian pasti tahu saya, kan?"

Kelimanya menatap Heeseung bersamaan, yang ditatap membeku di tempat─ bukan karena kedinginan kok. Tapi, karena wajah pemuda itu!

Pemuda itu tersenyum ramah, menyadari kalau keenam anak muda di depannya seperti melihat hantu. "Wah, kaget ya. Perkenalan saja deh biar lebih akrab. Saya Lee Heeseung pahlawan terdahulu, pemilik kekuatan omnipotence."

IERE 2 | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang