21 | SEBUAH CERITA

10.1K 3.1K 997
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, Sunoo kelewat senang. Tak lama lagi, dia akan bertemu dengan keenam temannya. Terpisah selama dua hari, rasa rindunya besar sekali.

Dia tak sabar, dia ingin memamerkan kemampuan sihirnya yang meningkat pesat setelah menjadi murid arwah Sunoo terdahulu.

"Dua puluh menit lagi kita berangkat. Aku antar kamu, setelah itu aku pergi."

Iya, arwah Sunoo terdahulu hanya mengantar, tidak menemani. Katanya sih arwah tersebut tidak bisa melewati wilayah tempat ia dan yang lain bertemu. Memangnya tempat apa sih?

"Sunoo, mau tahu sesuatu?" Tawar si arwah.

"Hmm? Boleh." Sunoo mengiyakan.

"Dulu, IERE itu wilayah paling makmur di bumi. Masyarakatnya menjunjung tinggi nilai perdamaian. Sampai suatu saat, bayi laki-laki lahir, anak raja. Semua gembira, tapi setelah ia dewasa, kegembiraan itu sirna. Anak itu tumbuh menjadi pemuda gagah berani seperti raja IERE. Tapi tak disangka, dia pembawa kehancuran IERE sendiri.

"Dia licik, tamak, dan tak ingin terkalahkan. Entah darimana dia memiliki kekuatan untuk menyerap kekuatan orang lain. Kamu tau tidak? Dia yang menyebabkan raja Ice dan Fire bertarung sampai terjadi perang besar. Karena itu Ice dan Fire membenci satu sama lain, itu karena di adu domba.

"Satu persatu dia serap kekuatannya, dia menjadi tak terkalahkan. Karena dia, kekuatan tanah hilang. Namun, dia berhasil dibunuh oleh raja IERE, raja IERE mengorbankan diri dan wilayahnya. Wilayah IERE diberi segel oleh sang raja agar kejadian itu tak terulang, karena itu dulu wilayah IERE sulit ditemukan. Tapi, masih ada masyarakat yang selamat dan tinggal di IERE, pemilik kekuatan es, api, dan listrik."

"Lalu?"

"Satu persatu warga IERE pindah ke wilayah lain, namun ada dua keluarga yang menetap disana. Bertahun-tahun kemudian, seorang bayi laki-laki lahir di IERE. Sisa kekuatan dan segel dari raja masuk ke dalam tubuhnya. Kekuatannya sangat besar, dan dua ramalan muncul. Pertama, pemuda keturunan raja itu kembali. Kedua, bayi laki-laki ini akan mengalahkannya."

"Tunggu, bayi itu siapa?" Sela Sunoo.

"Lee Heeseung," jawab arwah Sunoo terdahulu, lalu lanjut bercerita. "Kedua orang tuanya gak tau kalau dia memiliki kekuatan semua raja yang ada. Dia pemilik kekuatan tanpa batas. Tapi, kekuatannya gak langsung muncul. Waktu berlalu, dia memiliki tiga adik. Namun, dia dan adik tirinya dipisahkan dengan adik mereka masing-masing. Keluarga mereka pergi, menyisakan mereka dan sang nenek di IERE.

"Mereka berdua jadi pencuri paling dicari loh, mereka itu pencuri handal. Tak disangka, mereka malah menjadi pahlawan. Mereka dan teman-teman juga adik mereka berhasil mengalahkan si penyerap kekuatan itu. IERE berhasil terlihat sepenuhnya. Pemerintah Ice dan Fire memutuskan untuk membuka IERE untuk ditinggali."

"Pencuri itu Heeseung terdahulu sama Jay terdahulu?" Tanya Sunoo menebak-nebak.

"Iya. Kembali ke cerita. Saat pemerintah meminta ke Kak Jay untuk membuka wilayah IERE, dia menolak. Kamu tau alasannya apa? Itu karena firasatnya untuk masa depan buruk, adiknya juga meramal akan terjadi sesuatu. Namanya juga orang kecil, mereka gak bisa melawan. IERE dibagi menjadi tiga belas distrik, wilayah IERE kan bermacam-macam isinya. Begitulah wilayah IERE ditinggali dan terbagi menjadi beberapa distrik. Oh ya, peristiwa besar itu terjadi di tahun 1792, yang tertulis di buku salah ya, jangan dipercaya."

"IERE berubah ya..." Sunoo mengulum bibirnya. "Saya dan enam temen saya harus rebut IERE dari orang haus kekuasaan itu kan? Kita pasti bisa, kita gak akan ngecewain kalian."

Arwah Sunoo terdahulu mengangguk, dia mempercayai ucapan Sunoo.

"Berarti, Kak Heeseung bakal mengulang masa lalu. Dia yang bakal kalahin monster itu? Maksudnya berperan besar."

"Bukan, bukan dia. Tapi Jungwon."

"Loh?"

"Heeseung teman kamu memang memiliki kekuatan tanpa batas yang besar, tapi dia gak sekuat Kak Heeseung temanku, karena Kak Heeseung masih hidup, kekuatan dari seorang keturunan lama kelamaan akan memudar. Berbeda dengan Jungwon teman saya yang sudah tiada, tapi kekuatannya muncul kembali di badan Jungwon teman kamu, namun lebih besar."

Oke, Sunoo mulai pusing.

"Terus, ramalan tentang pemimpin itu benar?"

"Benar."

"Kita bener-bener bertujuh? Gak ada yang bantu lagi?"

"Mungkin ada... kamu minta bantuan senjata dan orang saja dari pemimpin dua distrik teman kamu~"

"Katanya pemimpin distrik bakal bunuh kita..."

"Pemimpin Distrik 7 dan Distrik 9, kedua distrik itu akan memberontak dari pemerintah. Kalau kalian bekerja sama, kalian akan menang."















































"Anak ganteng, baju saya pas di kamu kan," kata Heeseung terdahulu merasa senang karena keturunannya sangat cocok dan tampan memakai pakaiannya.

Heeseung mendengus, dia benar-benar merasa seperti seorang cucu yang dirawat oleh kakeknya.

"Kenapa cuma mereka yang dikasih jaket?! Saya kedinginan tau!" Protes Ni-Ki menunjuk Jay dan Jake.

"Mana saya tau, yang bikin baju kan penjahit terkenal disini, suka-suka dia dong," balas Heeseung terdahulu tak peduli.

Ni-Ki mendengus sebal. Dia memakai kaos panjang dan celana jeans saja, memakai itu di Ice kan dingin! Jungwon yang memakai hoodie kebesaran saja kedinginan!

Kalau Sunghoon sih beda lagi. Walaupun dia memakai kaos putih dan kemeja kotak bergaris biru berlengan pendek sebagai luaran, dia tidak kedinginan.

"Heeseung." Sang pahlawan memegang pundak keturunannya, menatapnya lekat. "Semakin berusaha untuk keluar, semakin dalam kamu terjebak."

Tatapan tak mengerti sebagai balasan, sang pahlawan beralih atensi ke Jungwon yang ada di sampingnya. "Tahan dirimu, jangan biarin suara-suara itu mengendalikanmu."

"H-hah?"

Jungwon dan Heeseung saling tatap tak mengerti. Heeseung terdahulu membuat mereka takut, kalau begini kan jadi deg-degan.

"Kalian berempat." Heeseung terdahulu menunjuk sisanya. "Jangan berpencar, jangan termakan emosi, jangan bertengkar, dan ingat apa yang saya bilang ke Heeseung tadi."

"Maaf, maksudnya apa ya? Bisa lebih jelas lagi?" Jake tidak ingin beban pikirannnya bertambah. Walaupun dia pintar, dia itu tidak suka digantung seperti itu.

"Sekarang jam delapan pagi, kita harus berangkat," kata Heeseung melihat matahari yang semakin terang.

"Hati-hati, semoga sampai di IERE dengan selamat, ya."

Keenam pemuda ini mengangguk bersamaan, memegang senjata mereka masing-masing dengan erat. Jantung mereka berdegup kencang, rasa gugup dan semangat bercampur menjadi satu.

Sambil melambaikan tangan kepada warga desa, mereka berenam berjalan pergi, bersamaan dengan Sunoo yang tengah bersiap menggunakan mantra di tempat lain.

Melihat mereka berenam pergi, Heeseung terdahulu tersenyum bangga, disertai tatapan teduhnya.

"Tugasku sudah selesai, ini saatnya aku pergi. Aku akan beristirahat dengan tenang setelah ini. Semoga berhasil, para pahlawan. Aku tau kalian adalah orang-orang yang hebat."

IERE 2 | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang