"Semua baik-baik aja? Kalau ada yang terluka jangan sungkan untuk meminta tolong."
Heeseung bertanya lantang kepada warga Ice yang ia bawa teleportasi ke tempat yang aman, yakni desa lain. Warga desa tersebut langsung memberi bantuan saat mereka tiba disana, tentunya setelah dibuat bingung karena salah orang. Warga sana pikir, Heeseung yang ini adalah Heeseung terdahulu.
Pak Da menggeleng, tanda semua sudah mendapat pengobatan. Tersisa beberapa orang yang belum sampai, yaitu rombongan Sunghoon.
Heeseung ingin berteleportasi mencari mereka, tapi Pak Da melarang, diluar sana sangat berbahaya bagi orang sepertinya. Kekuatannya belum muncul, Pak Da khawatir orang-orang dari pemerintahan itu menangkap dan menahannya.
Sekarang, Heeseung duduk di samping gapura desa, matanya tak henti menatap ke depan, kapan mereka akan sampai? Lima belas menit berlalu, dia cemas.
"Untung teleportasi gue gak ngadet-ngadet, gue merasa berguna disini," gumamnya tersenyum tipis. Iya, dia bersyukur karena dia tidak membuat masalah.
"Kamu emang berguna, kan kamu keturunan saya," kata Heeseung terdahulu muncul seperti hantu di hadapannya.
"Astaga, dedemit!"
"Enak aja, calon nih calon!"
"Terserah anda saja."
Heeseung terdahulu bisa melihat kekhawatiran lewat sorot mata keturunannya tersebut. Dia jadi teringat dirinya dulu.
"Temen-temen kamu bakal sampai sebentar lagi, kamu tunggu saja. Oh ya, salah satu kekuatanmu sudah muncul. Silahkan dicoba."
"Hah?! Yang bener?!"
"Ya iyalah! Kamu pikir saya bohong? Sebentar lagi puasa!"
Heeseung kesal. Dia mana tahu kekuatan apa yang muncul di dalam dirinya. Es? Api? Air? Tanah? Udara? Waw, apakah dia seperti karakter di film boboib*y?
"Gini, kamu coba tatap mata saya," suruh Heeseung.
"Ngapain? Anda kelilipan?"
"GAK GITU ASTAGA, KAMU INI BENERAN KETURUNAN SAYA ATAU BUKAN SIH?!"
"YA MAAF, GALAK AMAT."
Heeseung terdahulu berusaha sabar. Harus sabar pokoknya, kalau tidak sabar nanti kepalanya lebar, gak.
"Terus apa lagi? Saya udah natap anda nih," kata Heeseung yang matanya mulai panas karena terkena angin.
"Kalau kamu melakukan ini ke orang lain, orang itu bakal kehipnotis sama kamu."
"Hi-hipnotis?! Saya bisa hipnotis orang?!"
"Iyaaaa! Hiih, lama-lama saya botakin kamu."
"Jangan dulu lah, belum waktunya botak tau!"
Ribut dah tuh mereka.
"Kalian berdua ngapain? Kok tatap-tatapan begitu?"
Mereka berdua berdeham. "Gak apa-apa. Dih?! Kok ngikutin?!" Ucap mereka serentak.
Sunghoon masuk ke dalam desa sambil membenarkan posisi busur panah di punggung. "Jungwon dimana?" Tanyanya sembari berjalan.
"Loh, gue kira dia bareng kalian..."
Langkah Sunghoon terhenti, sontak dia balik badan. "Apa?!"
"JUNGWON HILANG! JUNGWON HILANG!!!" Teriak Jay super keras sampai Jake kaget.
Heeseung terdahulu menepuk jidat. "Gak perlu berlebihan begitu, Jungwon baik-baik aja kok."
"Kok tau?!"
"Sebelum kesini, saya ketemu dia di hutan. Dia butuh waktu sendiri, dia bakal kesini nanti, tenang saja. Dia saya beri gps yang lebih bagus dari gps berjalan ini."
"Kena mulu gue..." sungut Heeseung.
"Kalian istirahat dulu, besok kalian harus melanjutkan perjalanan," suruh Heeseung terdahulu seraya bergeser posisi, memberi jalan. "Kecuali kamu, Jay. Saya ingin bicara empat mata sama kamu."
"Mata saya dua kok."
"PARK JONGSEONG! MOOD SAYA LAGI NAIK TURUN LOH!"
"Iya iya!"
Jungwon berbaring lemas di atas batu besar setelah mengambil peluru di betisnya. Seluruh tenaganya terkuras hanya untuk itu, rasanya sakit. Dia melakukan itu dengan tangan kosong, menyebabkan lukanya semakin terbuka.
Sekarang, betisnya itu sudah diobati, tinggal menunggu sembuh saja. Heeseung terdahulu mengobatinya, tadinya sih dia sempat menawarkan untuk mengamputasi kaki. Enak saja!
Langit malam penuh awan ia tatap, pikirannya berkelana. Dia menyunggingkan senyum tipis mengingat masa kecilnya. Dulu, dia itu nakal sekali. Mulutnya pedas, dia juga pandai berdebat.
Sang ibu juga berkata kalau dia mirip dengan Yang Jungwon terdahulu. Dia pikir ibunya bercanda, tak tahunya dia reinkarnasinya.
"Hadeh, pusing kepala gue. Kapan ya IERE balik kayak dulu lagi?"
Ramalan dari tiga anak kecil yang ia temui sebelumnya teringat kembali. Apakah benar ia akan menjadi pemimpin IERE suatu saat nanti? Atau itu hanya karangan saja? Anak kecil kan suka mengarang cerita demi kesenangan mereka.
Kalau benar, dia tidak yakin bisa melakukannya...
"Kamu jangan lama-lama disini, bahaya," ucap seseorang disertai semilir angin.
Jungwon yang terkejut langsung melompat dan jatuh dari batu. "Aduh, kaki gue!!!!"
Arwah Sunoo terdahulu meringis. "M-maaf, habisnya kamu pesimis gitu sih..."
"Kak Sunoo?! Lo setan?! Lo dibunuh siapa?!"
"Aku Sunoo terdahulu, bukan Sunoo teman kamu. Aduh, aku kesini kan untuk menyampaikan informasi, bukan untuk basa-basi."
Tatapan tak percaya Jungwon tunjukan, dia menganga karena kehadiran arwah Sunoo terdahulu.
"Sunoo ada di suatu sempat, kamu jangan pikirin dia. Dia butuh konsentrasi, janagn cari! Kalau kamu cari Sunoo, kubunuh kau!"
"Eh eh eh! Kak Sunoo itu temen saya, ya kali saya gak cari dia!"
"Berisik banget kayak Jungwon dulu, ckck. Dengerin baik-baik, aku ingin membicarakan IERE."
"Apaan?"
"Monster buatan pemerintah hampir siap, dua hari lagi monster itu akan diaktifkan. Kalau kamu mau IERE selamat, cepat datang ke IERE, peringati warga, lalu pergi ke Dewind dan kalahkan monster itu. Kalian harapan kami, ekspetasi kami ke kalian sangat tinggi."
"Ta-tapi saya-"
"Kamu itu calon pemimpin, ayo optimis! Kalau kamu berpikir kamu cuma beban tim, itu salah. Justru kamu yang berperan besar. Kekuatanmu bakal meledak-ledak, like dynamite!"
"Terus?"
"Setelah kamu merebut posisi pemimpin, IERE akan sejahtera! Kalau mereka masih memegang kekuasaan, it's not fine. Udah ah, aku haus."
"Arwah bisa minum?"
"Bisain aja lah, udah ya, dadah~"
"NANTI DULU! SAYA MAU TANYA LAGI!" Cegah Jungwon berteriak keras, tupai yang lagi makan sampai tersedak.
"Apa lagi?" Tanya arwah Sunoo.
"Itu... gak ada masalah kan di antara saya dan temen-temen saya?"
Arwah Sunoo terdahulu tersenyum. "Aku yakin kalian bisa menyelesaikannya."
"Masalah ap-"
"Survival Games akan terulang kembali, kali ini murni dari alam, bukan pemerintah."
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE 2 | ENHYPEN ✓
FantasyIni bukan tentang mereka yang mencari wilayah IERE, tapi tentang mereka yang berusaha melindungi IERE, dan mempertahankan keturunan asli dari wilayah tersebut.