"Seharusnya aku udah gak ada di dunia, tapi Kak Heeseung datang ke masa lalu dan suruh aku buat gak pergi dulu. Oh ya, pertemuan kita pas di hutan waktu itu aku gak beneran pergi kok."
"K-kok muka lo mirip-"
"Mirip si anu kan? Temanmu yang tinggi itu? Dia kan reinkarnasi duplikatku, karena itu wajahnya mirip. Omong-omong aku ini manusia air, jadi jangan heran kalau aku awet muda dan bisa hidup sampai sekarang."
"Gimana bisa-"
"Apa sih yang gak bisa terjadi di dunia oren ini? Sudah ya jangan banyak tanya, kamu fokus saja pada tujuanmu."
"Lo sendiri ngapain ke-"
"Sst, jangan banyak tanya."
"JANGAN POTONG PERTANYAAN GUE! GUE BELUM SELESAI!"
Al terkikik, seru juga membuat Jay terpancing emosi. "Kalau kamu tanya-tanya kasian Pak Sang karena gak tahu apa-apa. Cup cup cup."
"Kamu kan yang tertulis di buku sejarah! Kamu utusan Daniel sekaligus penjaga IESEE!" Seru Pak Sang baru ingat setelah memperhatikan wajah Al cukup lama.
"Betul! Ingatan Anda bagus juga ya."
"Dimana tuanmu?"
"Aduh, baru saja aku puji. Daniel itu sudah meninggal, apa yang kamu harapkan dari dia? Gak ada kan? Buat apa tanya-tanya."
"Kenapa kamu masih hidup sampai sekarang?! Seharusnya kamu sudah mati bersama Daniel!"
"Begini. Aku itu duplikatnya, aku terbuat dari air, dan aku gak sepenuhnya makhluk hidup. Aku gak akan mati sebelum aku yang memutuskan, paham?"
Jay merasa horror pada manusia jelmaan hantu yang menolongnya tadi. Seram sekali terbuat dari air, hidup pula. Memangnya setinggi apa tingkat kekuatan Daniel di masa lalu sampai bisa menciptakan Al? Keren.
"Jay, kamu ikutin apa kataku, oke? Setelah aku serang Sunghoon, kamu pegang tangannya lalu langsung cabut alatnya. Setelah itu kamu harus ke Dewind, kekuatan salah satu temanmu akan bangkit."
"Gimana cara-"
"Sst, ikutin aja ya. Jangan banyak protes."
Anak buah Pak Sang sudah siap siaga menghadapi Al. Mereka mengetahui sejarah masa lalu. Al ini kemampuannya setara dengan Daniel yang artinya dia handal menggunakan kekuatan dan mampu bertarung melawan banyak orang. Jiakh takut.
Al melirik Sunghoon yang sudah berdiri untuk menyerangnya. Al terkekeh geli, bola air muncul di atas telapak tangannya, entah apa arti dari kekehannya itu.
"Lo kenapa?" Tanya Jay terheran-heran.
"Jay, siap-siap pegangin dia ya."
"Harus? Gue- WOI TUNGGU DULU!"
Al maju tanpa aba-aba. Jay yang tidak siap jadi linglung sendiri. Kasihannya...
"Jangan biarkan dia mendekati Sunghoon!" Perintah Pak Sang.
Anak buah Pak Sang mengangkat senjata. Al tidak takut, dia santai sekali menciptakan dinding air setinggi tubuhnya dan selebar jarak antara dia dan Jay.
Ayolah, Al itu berpengalaman. Melawan Pak Sang mengingatkannya saat melawan Pak Sing. Dari wajah sama, sifat sama, bahkan kelakuannya pun sama. Al kan jadi mudah membaca mereka.
"Sunghoon, kalau sakit maaf ya."
Awalnya Sunghoon tidak mengerti. Setelah Al menyiram luka tembak di lengannya dia baru mengerti. Air yang digunakan bukan air biasa, Al mencampurnya dengan garam yang dia bawa. Bayangkan seperih apa lengan Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE 2 | ENHYPEN ✓
FantasyIni bukan tentang mereka yang mencari wilayah IERE, tapi tentang mereka yang berusaha melindungi IERE, dan mempertahankan keturunan asli dari wilayah tersebut.