18 | Teka Teki

10.4K 3.3K 1.7K
                                    

Jungwon begitu gesit menyerang kesana kemari, kekuatan telekinesisnya sangat membantu untuk merebut senjata lawan kemudian membuangnya jauh-jauh, tidak semua dibuang kok, ada yang diberi ke kubunya untuk melawan orang-orang dari pemerintahan tersebut.

Heeseung terdahulu maju, dia buat meleleh tameng milik mereka dan membuatnya terasa panas. Tangan yang memegang seketika melepuh!

Tombak Jay dia gunakan untuk menangkis serangan, dia melindungi Ni-Ki yang sibuk dengan cakram apinya. Kerennya, cakram api tersebut bisa berbalik ke tangan si pemilik kekuatan.

Heeseung tidak kembali, sepertinya dia lelah karena bolak-balik membawa warga Ice berteleportasi bersamanya.

JEDAR!

Petir menyambar, pedang Jungwon lagi-lagi mengeluarkan aura tidak enak bagi siapapun lawannya. Sunghoon yang melihat sesuatu pun mendelik, berlari ke arah Jungwon sembari melepaskan anak panah ke lawan yang menghalangi jalannya.

"Jungwon! Menghindar!"

Tak sempat.

Jungwon yang terlalu fokus menyerang musuh karena diselimuti emosi sontak berteriak kesakitan saat betis kanannya tertembak.

Semua pertarungan terhenti. Orang-orang pemerintahan lain datang, seseorang berjalan paling depan dengan wajah angkuhnya.

Ia berjalan menghampiri Jungwon, ia memerintahkan anak buahnya untuk mengelilingi pemuda itu, pistol ditodongkan agar Jungwon tidak pergi kemanapun.

Jake menyipitkan matanya, jarak orang itu dengan dia dan yang lain lumayan jauh. Siapa dia? Sepertinya tidak asing.

"Kalian pasti tau siapa saya." Orang itu berbicara. "Saya pemerintah kalian, kalau kalian lupa. Saya Sang."

"Ohh, jadi anda yang mau kuasain IERE dengan cara bunuh kita?" Tanya Jungwon sinis. "Bapak ini, udah bagus dapet jabatan tinggi, tapi kok gak dijalankan dengan baik. Mau jadi apa negara ini?"

Aslinya Jay sama kesalnya dengan Jungwon, tapi dia tidak mungkin marah-marah, masih ada yang harus ia jaga. Ni-Ki pun sama, dia malah garuk-garuk telinga karena menurutnya perkataan Pak Sang tersebut tidaklah berguna.

"Kalian semua kalah sama anak kecil? Lucu sekali," ejek Pak Sang kepada anak buahnya. "Padahal, mereka tidak dibantu siapapun."

Jake refleks menoleh ke sekelilingnya. Heeseung terdahulu pergi kemana?! Kok tiba-tiba menghilang?!

"Sayang sekali, kamu berhasil lepas dari kendali saya." Pak Sang menunjuk Sunghoon. "Kamu itu senjata yang bagus, seharusnya kamu bisa membunuh mereka! Pakai acara jatuh dari balkon segala, saya kan harus mikir rencana lain untuk menghabisi kalian!"

"Pak, daripada nambah beban pikiran mending kita damai aja," kata Ni-Ki.

"Tuh, anak kecil aja tau," ledek Jungwon meremehkan, sebelum bangkit dan menebas semua pistol yang menodongkan menggunakan pedang.

Orang-orang dari pemerintahan tersebut syok. Pistol yang ditebas terbelah dua! Kok bisa sih?!

"Semuanya mundur!" Perintah Jay kepada warga Ice yang tersisa.

Disaat yang lain berlari pergi, Jake malah kebingungan. Heeseung itu pergi kemana woi?! Kok tiba-tiba menghilang seperti hantu?!

"Jake, lo ngapain disitu?!" Sunghoon yang sudah berlari terpaksa kembali untuk menarik Jake yang celingak-celinguk.

"Aduh! Pelan-pelan dong! Kalau tangan gue putus gimana?!"

"Sambungin lagi apa susahnya?!"

"Heh, kekuatan healing lo itu untuk menyembuhkan, bukan untuk menyambungkan!"

Jake misuh-misuh karena dibawa lari oleh Sunghoon menyusul Jay dan Ni-Ki yang memandu warga Ice ke tempat lain untuk berlindung.

Jungwon yang ditinggal sendiri jadi senang. Rasa senangnya itu membuat kekuatannya meledak, menghempaskan orang-orang di sekitarnya. Esnya menyebar luas membelengu mereka, tangan kanannya diselimuti petir, menyebabkan es tersebut menyetrum siapapun yang kena.

Pak Sang yang berhasil menghindar langsung berseru. "CEPAT BUNUH DIA! DIA YANG PALING BERBAHAYA!"

Pemuda berambut alice blue tersebut terkekeh, melambaikan tangan sambil membuat jalan es. "Dadah~ sampai berjumpa lagi!"

Dengan cepat ia melompat ke jalan es buatannya itu, berseluncur sambil mengarahkan tangannya, membuat jalan es tersebut sampai ke tempat tujuannya.

Kok bisa? Sepatunya sudah dilapisi es di bagian bawahnya, makanya bisa meluncur dengan lancar tanpa macet.

Bahkan dia tidak ingat kalau kakinya baru saja tertembak. Darah dari kakinya itu mengucur di jalan es, tapi ia tak melihatnya.

"KALIAN KENAPA DIAM SAJA?! KEJAR MEREKA!"

Saat Pak Sang dan anak buahnya hendak mengejar, tiba-tiba salju dari lereng gunung di dekat mereka bergetar. Tak lama setelahnya, salju tersebut turun. Itu longsor salju!

Heeseung terdahulu tertawa dalam kondisi tak terlihat alias tembus pandangnya. Untung saja dia sempat melakukan itu, orang-orang dari pemerintahan kan jadi tidak mengetahui kalau dia masih hidup.






















































"Avada kedavra itu mantra untuk membunuh objek secara langsung. Kamu jangan gunain mantra itu sembarangan!

"Expelliarmus untuk melucuti lawan, mantra ini umum digunakan. Cukup membantu juga.

"Aguamenti untuk keluarin air dengan jumlah besar, kalau kamu lagi mengalami kekeringan tinggal pakai mantra itu. Siapa tau bisa.

"Apparate untuk pindah ke tempat lain, bahasa lainnya teleportasi. Heeseung teman kamu bisa kan? Tapi, kayaknya gak berguna banget ya?"

Sunoo mendelik. Ingin menyangkal, namun perkataan arwah Sunoo terdahulu ada benarnya. Kekuatan teleportasi Heeseung masih macet.

"Karena kekuatan kamu api, ada bagusnya kalau kamu gunain mantra api juga. Biar sejalan gitu lho, tongkat dan pemilik itu harus mengerti satu sama lain," jelas arwah Sunoo terdahulu.

"Tongkat sihir ini terbuat dari apa sih? Kayu jati?"

"Enak aja. Tongkat sihirku itu terbuat dari kayu alder dengan bahan rambut unicorn. Sekarang itu milikmu, gunakan dengan baik atau aku akan mematahkan tongkatnya. Mau?"

Sunoo langsung menyembunyikan tongkat sihirnya di balik punggung. Enak saja dipatahkan, tongkat sihir ini kan berguna.

"Sunoo... kali ini aku akan serius."

Sunoo yang lelah berdiri duduk di tanah, kesannya seperti murid yang mendengarkan gurunya berbicara.

"Kamu itu paling lemah di antara teman-teman kamu..."

"Saya tau."

"Tapi, kekuatan kamu itu berasal dari kelemahan kamu."

"Hah? Gimana gimana? Saya gak paham."

"Pikir sendiri dong, aku capek ngomong tau."

"Cih, padahal saya reinkarnasi anda loh. Pelit info amat."

Sunoo terdahulu geleng-geleng kepala. Kenapa sifatnya dengan Sunoo yang ini berbeda sih? Dia benar reinkarnasinya atau tidak? Dia jadi ragu.

"Sunoo, saya ada teka teki untuk kamu. Kalau kamu bisa jawab, kamu dan teman-teman kamu akan terbantu."

"Apa?"

"Aku memiliki volume, aku bisa mengalahkan sebuah monster. Tiga orang memilikinya, kamu dan salah satu temanmu bisa menghancurkannya. Apakah aku?"

"Maaf, saya belum makan, saya mana bisa mikir," cibir Sunoo kesal.

Sunoo terdahulu tersenyum manis. "Kalau begitu, pikirkan nanti," ucapnya sebelum menghilang dari pandangan mata.

IERE 2 | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang