"Kelemahan monster itu ada di kening, tapi kalian harus hati-hati karena di sekitar keningnya ada duri beracun yang mampu membunuh lawan dalam waktu sepuluh detik," jelas Jay terdahulu menunjuk monster penyebab tsunami.
"Lempar senjata juga gak mungkin, mau gak mau kita harus mendekat kesana untuk bunuh monsternya," ucap Heeseung.
"Gimana caranya kita kesana? Tinggi monsternya sepuluh meter, kita gak bisa terbang," heran Sunoo bertanya-tanya.
"Sebenarnya ada caranya, tapi cukup berbahaya."
"Pakai kekuatan telekinesis," usul Heeseung. "Saya keturunan pemilik kekuatan tanpa batas, pasti saya bisa gunain kekuatan itu. Saya bakal naik ke atas untuk serang keningnya."
"Bahaya," cegah Sunghoon terdahulu. "Kalau kamu gunain kekuatan telekinesis sekaligus serang monster itu kamu gak bakal mampu, kekuatanmu terbagi dua."
"Kalau begitu biar saya yang naik ke atas," kata Sunoo mengajukan diri. "Kak Heeseung gunain telekinesis ke puing-puing bangunan, nanti saya naik di atasnya. Kak Heeseung tinggal arahin aja, saya yang serang."
"Gak segampang itu, Noo. Lo bisa jatuh."
"Terus gimana? Masa naik berdua?"
"Jangan terlalu lama berpikir, waktu kita gak cukup."
"Gue aja yang naik, lo di bawah arahin gue ke atas."
"Oke..."
Heeseung mengarahkan kedua tangannya ke puing-puinh bangunan yang sekiranya pas untuk ukuran tubuh Sunoo. Perlahan-lahan puing-puing bangunan tersebut melayang di udara membentuk tangga dengan jarak satu meter.
Ini pertama kalinya Heeseung menggunakan kekuatan telekinesis, dia ragu apakah dia bisa menggunakannya sampai monster berhasil dikalahkan.
"Saya akan alihkan perhatian monsternya. Jay, ayo."
Kedua arwah tersebut berpindah ke depan si monster. Woah, tubuhnya besar sekali, monster itu tidak sadar ada mereka di bawahnya.
Sementara itu, Sunoo naik pelan-pelan dengan cara melompat. Dia takut, jujur. Monster itu terlihat mengerikan dari dekat. Dia harus siap siaga untuk menghadapi segala kemungkinan buruk yang terjadi ke depannya.
Monster berjalan maju menghancurkan kota, Heeseung menggerakan puing-puing bangunan yang dipijak Sunoo mengikuti kemana monster itu pergi. Posisi Sunoo sudah di atas, sedikit lagi tiba di bagian kepala.
Sayangnya, saat Sunoo melompat ke puing-puing selanjutnya, monster itu menyadari keberadaannya.
"Sunoo, awas!"
"GRRRRAAAAHHH!"
"Duro!"
Mantra Sunoo untuk mengubah monster tersebut tidak berhasil, monster itu tahan terhadap sihir! Sunoo menjerit sambil telungkup dan berpegangan kala puing bangunan yang dia pijak bergerak cepat menghindari serangan monster, Heeseung menggerakannya secepat mengendarai sepeda motor.
Sunghoon terdahulu dan Jay terdahulu bekerja sama mengalihkan perhatian si monster. Rupanya monster itu mampu menahan tiga serangan sekaligus dan bertahan diri kemudian membalas serangan mereka.
Dalam posisi tengkurapnya, Sunoo mengarahkan tangan kirinya untuk menggunakan kekuatan api. Kalau sihir tidak berkesan, maka kekuatan apinya pasti bisa.
Kekuatan api tingkat tertingginya dia gunakan untuk menyerang. Heeseung peka terhadap tindakan Sunoo, dia mengangkat puing bangunan tersebut ke atas mendekati bagian mata si monster dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE 2 | ENHYPEN ✓
FantasyIni bukan tentang mereka yang mencari wilayah IERE, tapi tentang mereka yang berusaha melindungi IERE, dan mempertahankan keturunan asli dari wilayah tersebut.