34 | Heeseung Itu Terlalu Baik

7.7K 2.6K 1.3K
                                    

Perlahan ia membuka mata. Cahaya terang dan tubuh yang terasa sakit membuatnya meringis tanpa sadar. Ia menoleh ke kanan─mencari tahu dimana ia berada. Yang ia dapati hanya Sunoo yang tak sadarkan diri dalam posisi berbaring.

Tunggu, tak sadarkan diri?!

"Sunoo! Sunoo!"

Jay panik saat mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Dia mencari Heeseung dan pak sopir seorang diri. Dia menemukan lokasi mereka, tapi apa yang dia lihat sangat tidak terduga. Dia melihat Heeseung terbaring tak sadarkan diri di tanah, di sampingnya terdapat kayu, dan di kayu tersebut terdapat tetesan darah.

Jay panik bukan main saat tahu kalau darah tersebut berasal dari kepala Heeseung. Dia hendak kembali untuk memberi tahu Sunoo dan Ni-Ki. Sayangnya, dia lebih dulu diserang dari belakang oleh pak sopir menggunakan taser gun.

Oh iya, Heeseung dan Ni-Ki tidak ada disini!

Pelan-pelan, Jay berdiri mendekati pintu. Dia mengintip lewat lubang kecil, di luar sangatlah hening. Tapi kalau dilihat-lihat, sepertinya mereka berada di dalam bangunan penting. Markas mungkin?

Dia mengerang kemudian, kesal karena tidak mendapat hasil apapun. Pintu terbuat dari besi yang kokoh, sulit bila ingin didobrak. Di ruangan ini tidak ada jendela, dia tidak bisa mengirim sinyal apapun keluar sana.

Setelah dipikir-pikir lagi, Heeseung dan Ni-Ki dipisahkan dari dirinya dan Sunoo pasti karena kemampuan teleportasi. Kalau mereka berempat di satu ruangan, mereka bisa pergi dengan mudah.

Kalau begitu... pasti terjadi sesuatu yang buruk kepada Heeseung dan Ni-Ki. Orang yang memiliki kemampuan teleportasi pasti dijaga ketat, atau bahkan dilukai agar tak bisa pergi kemana-mana.

Senjata pemberian pahlawan terdahulu tidak ada di tangan mereka. Jay hanya bisa berharap mereka berempat baik-baik saja dan keluar dari sini secepatnya. IERE membutuhkan mereka.



















































































Apa yang Jay harapkan tidak terjadi.

Di ruangan lain tak jauh dari ruangan Jay dan Sunoo, Heeseung terduduk lemas dengan kedua tangan dan kaki terikat. Kepalanya menunduk sambil memejamkan mata, menahan rasa sakit di tubuhnya.

Ni-Ki marah melihat itu, tapi anak buah Pak Sang menodongkan pistol kepadanya dan juga Heeseung. Kalau ia berontak, mereka berdua bisa tiada.

Pak Sang terkekeh meremehkan, ini yang katanya calon pahlawan? Kenapa lemah sekali?

"Kamu gak bakal bisa lindungin mereka dari monster buatan saya dan anak buah saya, Heeseung. Karena itu, lebih baik menyerah saja dan mati tanpa berontak."

Heeseung mendongak karena kesal. Sudut bibirnya robek dan berdarah, namun itu tak menghentikannya untuk bicara.

"Kami calon pahlawan, buat apa kami menyerah? Anda itu terlalu percaya diri, memangnya Anda pikir hanya saya? Masih ada teman-teman saya yang lain."

Pak Sang menggeram tertahan, ia jadi kesal.

"Pukul dia, jangan berhenti sampai saya suruh berhenti."

"SIALAN, JANGAN LAKUIN ITU!" Teriak Ni-Ki emosi seraya mencoba melepas tali yang mengikat tubuhnya.

Pak Sang pura-pura tuli, senyum puas mendekati seringaian terbit di bibirnya melihat Heeseung dipukuli oleh anak buahnya. Heeseung tak bisa melawan, tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak. Berteleportasi dan menggunakan kekuatan hipnotisnya juga tidak bisa, ia tak punya tenaga.

IERE 2 | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang