44 | Hidup dan Mati

5.4K 2K 785
                                    

"Fyuh... untung portalnya ketutup tepat waktu."

Heeseung mengusap peluh di kening. Hampir saja tsunami masuk ke portal.

Dia balik badan menghadap warga yang selamat. Senyuman dia tunjukkan tanda senang karena warga mau masuk ke portal buatannya. Berbeda dengan Sunoo yang tidak ramah pada warga, kalau boleh sudah dia cerca mereka satu-persatu karena ekspresi wajah tidak tahu terima kasih itu.

"Kenapa? Mau balik terus kena tsunami?" Tanyanya.

Salah satu warga melipat kedua tangan di dada dengan tatapan mencemooh. "Jangan pikir kita bakal percaya sama kalian. Kalian bawa kita kesini untuk menjebak kita kan?"

"Udah bagus ditolongin! Buang pikiran buruk tentang kita, kita gak ada niat untuk jebak kalian disini! Dasar orang-orang gak tau terima kasih!"

Mereka maunya apa sih?! Sunoo kesal sekali karena warga masih tidak percaya padanya dan teman-temannya. Tadi sebelum dia dan Heeseung datang para warga mencari mereka untuk dibantu, setelah dibantu malah begini responnya. Kekuatan apinya yang meledak-ledak menambah amarahnya, memangnya dia harus sabar setiap waktu menghadapi orang-orang tidak tahu terima kasih itu?

"Asal kalian tau, semua warga Dewind menuju kesini karena Dewind hancur! Apa kalian mau mati disana? Apa kalian masih percaya sama pemerintah? Pemerintah diperalat sama Pak Sang, mereka sama gak jelasnya kayak Pak Sang. Mikir!"

"Sunoo, udah. Wajar mereka masih curiga, kita punya kelebihan yang gak semua orang punya."

"Gue tau lo sakit hati, kak. Berhenti pura-pura! Mau sampai kapan lo bersikap baik ke mereka? Mereka gak pernah hargain kerja keras kita, mereka gak mau kita ada!"

Seluruh warga yang berhasil selamat termenung. Benar, selama ini mereka tidak pernah mau Heeseung dan kawan-kawan ada, mereka takut dan termakan bualan pemerintah tentang mereka. Mereka seketika lupa para pahlawan yang memiliki kelebihan yang sama seperti tujuh pemuda itu. Mereka melupakan sejarah bahwa para pahlawan berkekuatan langka berhasil membawa kejayaan.

Seharusnya mereka mengingat jasa para pahlawan. Seharusnya mereka sadar sejak awal kalau tujuh pemuda itu adalah penerus mereka, pelindung seluruh wilayah. Kenapa mereka terlambat menyadarinya...

"Gue tau gue dipercaya untuk lindungin IERE, tapi gue sakit hati karena kita gak dihargain! Usaha kita gak pernah dilihat, mereka semua buta! Mereka benci sama kita padahal mereka gak tau apa-apa. Gue juga manusia, Kak Heeseung, gue gak bisa sabar!"

"Sunoo, gue juga ngerasain apa yang lo rasain, gue juga sakit hati," tutur Heeseung lembut. "Tapi inget, kita udah berusaha sebaik mungkin. Tugas kita melindungi mereka semua, apapun sikap mereka ke kita harus kita terima. Pelan-pelan mereka bakal ngerti. Ayo, tugas kita belum selesai."

Heeseung menggenggam tangan Sunoo untuk teleportasi ke tempat Sunghoon terdahulu. Sebelum mereka pergi, Heeseung mengatakan sesuatu kepada warga, sesuatu yang menyakitkan.

"Warga Desa Cear bakal datang untuk bantu kalian. Terima kasih atas kebencian yang kalian berikan. Kalian mau tahu satu hal? Saya gak akan terlihat di mata kalian lagi setelah kami berhasil, kalian pasti senang karena satu makhluk terkutuk hilang dari bumi. Tapi saya gak ambil pusing, saya harap di kehidupan kalian setelahnya gak ada lagi kejadian kayak gini, saya harap kalian semua bahagia... walau tanpa saya."

















































































Ni-Ki terdahulu tidak tahu harus memakai cara apa untuk menghentikan perkelahian Jay dan Jake. Keduanya berkelahi sambil meledek satu sama lain karena perkara tidak sengaja menyenggol. Tapi keduanya menganggap serius, alhasil sekarang mereka dorong-dorongan.

IERE 2 | ENHYPEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang