"Yangwon, sudah berapa kali ibu ingatkan, dengarkan nasehat gurumu!"
Yang lain hanya bisa diam melihat wali kelas mereka membentak murid baru di kelas mereka, Yang Jungwon, yang memalsukan namanya menjadi Jung Yangwon.
Tentu saja harus dipalsukan, kalau tidak nanti tertangkap. Tidak hanya dia kok, yang lain juga memalsukan namanya.
Lee Heeseung menjadi Ethan Lee, Shim Jake menjadi Shim Yoonjae, Kim Sunoo menjadi Hunter Kim, dan Jay menjadi Jay Lee. Tidak berbeda jauh dengan nama asli mereka, hanya Sunoo dan Heeseung saja. Oh ya, penampilan mereka juga berubah. Ditambah wig, kacamata, dan lain-lain.
"Yangwon! Kamu punya telinga kan? Gak sopan banget jadi anak, kamu disekolahin bukan untuk melawan guru!"
"Bu, saya dari tadi diam loh... ngelawan gurunya dimana? Di mimpi ibu?"
Sang wali kelas geram, ingin menghukumnya tapi takut kena masalah. Soalnya, Yangwon adalah anak dari donatur terbesar sekolah.
Tentu saja itu bohong haha, yang benar itu donatur sekolah ini adalah ibunya Heeseung. Iya, dia dan Sunoo disekolahkan oleh ibunya teman mereka itu, namun berbeda sekolah.
"Kamu keluar dari kelas saya!" Perintah wali kelasnya menunjuk pintu yang terbuka lebar.
Jungwon terkikik, mengambil tasnya dan menyampirkannya di pundak. "Terima kasih, bu. Ibu tau aja deh kalau saya mau bolos hari ini."
"Jung Yangwon!!!"
Jake geleng-geleng kepala. Lagi-lagi, dia melihat Jungwon pulang sambil berputar-putar mengitari sofa sebelum menghempaskan dirinya.
Sudah berapa kali dia pulang di jam sekolah? Tak terhingga, padahal dia jadi murid baru kurang lebih dua bulan.
Dasar, kalau begitu terus itu akan mengancam keberadaan mereka. Pihak sekolah pasti akan menyelidiki rumah, Jake yakin.
"Mau sampai kapan, Won?"
"Sampai pemerintah berhenti cari kita. Akh! Kenapa dicubit?!"
"Jangan bandel, nanti Jay marah disiriam lagi, gue males ngepel lantai."
"Dih, nanti gue siram balik. Gampang, kan?"
Oke, Jake angkat tangan. Jungwon itu susah diurus, dia hanya menurut ke Heeseung. Heran, memangnya di Heeseung ada apa sih?
"Oh ya, sejauh ini gimana? Ada perkembangan?" Tanya Jungwon mengalihkan topik, duduk dengan kaki di atas meja.
"Penyamaran Kak Heeseung dan Jay hampir kebongkar, untung mereka bisa atasin situasi. Dan kayaknya, pemerintah mulai curiga sama ibunya Kak Heeseung, itu bahaya."
"Berarti gue bakal putus sekolah dong?! ASIK!"
"Terus mau jadi apa di masa depan, jelmaan kucing berbulu domba berwajah kelinci?!"
"Jadi babu di rumah gue," jawab Jay yang tiba-tiba muncul di jendela.
"Lo ngapain disitu?!"
Jay mengedikkan pundaknya, melompat masuk dari luar. "Cuma iseng, bosen sembunyi terus."
"Kalau bosen bongkar aja penyamaran lo, biar ketangkap sekalian," ceplos Jungwon, alhasil mulutnya langsung ditepuk pakai bungkus Sari Bread sama Jake.
"Gue capek tau!" Keluh Jay mengerang mengeluarkan uneg-unegnya. "Gue itu mau hidup normal, tapi pemerintah bikin kita seolah-olah terlihat sebagai makhluk terkutuk, padahal mereka yang terkutuk."
"Sabar dong, sabar~"
Jay mendengus. "Udah ah, gue mau tidur. Jangan ganggu!"
"Cih, galak amat kayak kambingnya temen gue," decih Jungwon mencibir.
Tolong berikan kesabaran kepada Jake menyikapi kedua temannya itu, Jake pusing.
"Mana wignya?"
Sunoo mengusap tengkuk lehernya, matanya melirik kesana-kemari mencari alamat, gak. Mencari wignya yang entah ada dimana.
Heeseung menghela nafas lelah, lagi-lagi Sunoo ceroboh. "Sunoo, lain kali hati-hati, ya. Gue khawatir, gue gak mau kehilangan temen gue lagi..."
Sunoo menunduk, dia jadi merasa bersalah. "Maaf... lain kali gue bakal lebih berhati-hati... maaf ya, Kak Heeseung."
"Iya, gak apa-apa. Hari ini lo pulang cepet, ya. Gue udah ijinin lo dengan alasan sakit ke wali kelas lo, kita harus diskusi tentang apa yang bakal kita lakuin ke depannya."
"Iya, kak..."
Bagi mereka, ini tidaklah mudah. Penyamaran harus berjalan mulus tanpa kendala, apalagi mereka harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Andai saja ada kekuatan sihir... mereka tidak perlu bersusah payah seperti ini...
Enakan pake gue/lo
atau aku/kamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
IERE 2 | ENHYPEN ✓
FantasyIni bukan tentang mereka yang mencari wilayah IERE, tapi tentang mereka yang berusaha melindungi IERE, dan mempertahankan keturunan asli dari wilayah tersebut.