21. Mereka Berantem.

1K 114 25
                                    


"Lebih baik prihatin daripada memanfaatkan harta orangtua."
— Hito Fahreza —





Gadis berambut pendek terlihat gelisah sambil mondar-mandir mencari sepupu yang entah ada dimana, dia berjalan menuju tempat Parkir dan tidak sengaja melihat Evelin bersama Hito.

"Gila! Evelin memakai pelet apa sampai berhasil mendapatkan Hito?" gumam Kirana sambil berhenti melangkah, menatap pasangan itu dari kejauhan.

Kirana bersembunyi sambil terus memotret kedekatan Hito serta Evelin dari balik pohon yang berada di lingkungan sekolah. "Bagus! Gue akan manas-manasin Alita sama Syila lagi."

"DORRR!"

Kirana terkejut setengah mati, orang yang ada di belakang sangat mengangetkan. Dia menoleh setelah berteriak, "Aaaa!"

"Heh, berisik!" Ternyata orang yang sudah tega mengagetkan adalah Restu. Dia tidak pulang ke rumah karena asik bermain Basket bersama teman satu geng. "Gue bukan Setan tau!"

"Iya, bukan setan, tapi iblis!" celoteh Kirana, ketus.

"Lagi lihatin apa sih!" Restu berdiri tegap di dekat pohon dan mencoba menghampiri orang yang sedang dilihat secara diam-diam oleh Kirana. 

Tap!

Kirana tidak habis fikir dengan tingkah laku laki-laki bar-bar satu ini, Kirana segera menarik tangannya, meminta supaya ikut bersembunyi.

"Kita lihatin dulu, Bodoh! Jangan diapa-apain dulu," pinta Kirana sambil menatap Restu dengan tatapan kesal.

🌾🌾🌾

Evelin terdiam dengan ekspresi yang terlihat cemas. Namun, Hito tidak terlalu memperdulikan dan terus melangkah menuju tempat motornya diparkirkan.

Evelin melirik sekilas, Hito sedang berusaha mengeluarkan motor Vespa antik dari barisan kendaraan mewah di tempat Parkir.

"Motor sport lo kemana?" tanya Evelin dengan ekspresi heran karena motor sport Hito jarang kelihatan.

"Disewa teman," jawab Hito dengan sebuah senyum manis yang masih mengembang.

Hito kesusahan mengeluarkan motor Vespa sampai terpaksa menoleh, msnatap Evelin dengan ekspresi memelas agar diberi pertolongan. Namun, gadis itu terlalu sibuk menatap sekeliling.

Hito menghela nafas panjang, berusaha tenang dan tidak emosi ketika tahu kalau Evelin tidak bisa membantu memperbaiki motor yang sering mogok ini.

Senyum di bibir Hito mendadak pudar saat mengetahui Evelin berhenti tersenyum padanya.

"Kenapa?"

Evelin terdiam sambil menatap wajah dingin dengan ekspresi sulit ditebak. Evelin tidak enak hati sekaligus khawatir ketika sadar, Hito berhenti tersenyum kepadanya. Evelin merinding ketakutan, sungkan menatap wajah misterius seperti Hito.

"Lo nggak mau naik Vespa?" Hito malah balik memberikan sebuah pertanyaan memojokan kepada Evelin. "Jangan kecanduan pake harta orangtua, gak baik!"

"Apaan sih! Gue gak suka memanfaatkan harta orangtua—"

"Mau pamer?"

"Najis, gak jelas banget sih!" 

"Gak usah bilang najis, gue bukan anjing!"

"Siapa yang manggil lo anjing?"

Suasana mendadak berubah tidak kondusif. Mereka sama-sama menyesal telah memancing keributan. Keduanya tidak bermaksud mengatakan hal terdebut. Mereka sama-sama diam, gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu.

BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang