27. Satpam Kasar.

938 100 7
                                    

Tangan kanan Satpam tersebut hendak menampar pipi kanan Evelin lagi sampai membuat Caby serta Kirana tersentak kaget. Apakah kemarahan laki-laki mayoritas seperti itu?

Kirana memeluk tubuh Evelin dengan begitu erat, tamparan keras tadi sulit dilupakan. Terasa sangat sakit dan terus berdenyut. Ini adalah tamparan pertama kali, tetapi kenapa Evelin bisa bertahan meskipun menjadi korban kekerasan banyak Guru?

"BAPAK, JANGAN!" teriak Kirana sambil memejamkan matanya.

Tap!

Tangannya mendadak dipegangi oleh seseorang dari belakang, Satpam menoleh dan terkejut saat tau kalau orang tersebut adalah Hito Fahreza.

Hito mengencangkan pegangan terhadap tangan sang Satpam. Ya. Hito menampilkan ekspresi marah dan dia tidak segan untuk mencengkram tangan orang yang memiliki usia lebih tua.

"Jangan kasar sama perempuan!" Hito berkata dengan sangat jelas dan lebih lantang dari biasanya. Entah apa yang merasuki sampai berani terhadap orang lebih tua. "Kalau melakukan kekerasan, harus lawan saya dulu!"

Satpam melotot tajam seperti tidak perduli dengan keahliah bela diri yang Hito kuasai. "Siapa kamu?"

"Hito Fahreza."

"Anak songong dari mana?"

"Dari belahan bumi berisi orang-orang jenius."

"Jenius apanya? Kok belain cewe acak-acakan kayak berandal-"

Evelin melotot tajam, bagaimana bisa semua orang memanggilnya dengan sebutan berandal SMA? Dia tidak terima, tetapi mulut Evelin tidak berani terbuka demi menyampaikan penolakan.

Evelin mengepalkan kedua tangan dan berkata, "Bapak jangan sembarangan!"

"Jangan ikut campur, berandal!"

"Saya harus ikut campur, kan tadi bapak bilang kalau saya berandal SMA."

"Faktanya emang sepert itu!"

"Jangan ikut campur!" sergah Satpam kepada Evelin.

Evelin tidak terima kalau diberi amarah. "Intinya saya akan ikut campur kalau anda kasar terus-"

"Nyingkir!" Satpam itu sempat mendorong pundak sampai Evelin terdorong beberapa langkah dan tidak sengaja menabrak Kirana.

Semua gadis tersentak kaget seperti tidak percaya dengan penglihatan mereka. Caby melirik ke sekeliling, ternyata suasana sangat sepi. Ya. Mereka berangkat terlalu pagi.

Bug!

Evelin dan Kirana langsung terjatuh menuju tanah, baju seragam pun menjadi kotor. Mereka merintih kesakitan, Satpam itu mendorong terlalu keras. Evelin tidak sanggup kalau harus berdiri, kedua kakinya sangat sakit.

Hito mengepalkan kedua tangan, "JANGAN KASAR SAMA CEWE!" Hito menahan amarah sampai membuat wajah memerah.

"HEH, BOCAH INGUSAN! KALAU DIDIAMKAN, NGELUNJAK. ANAK MANA? HAH!" Satpam menaikan nada bicara.

TIDAK! Dia tidak akan pernah tahan ketika melihat laki-laki mendorong maupun kasar kepada seorang wanita. Hito sudah sabar ketika melihat Evelim ditampar oleh Satpam, tetapi sekarang amarah sudah merasukinya, dia tidak tahan lagi.

Hito akan melawan Satpam kasar itu sampai pertarungan menjadi seimbang. Dia melepas jaket, melempar ke arah Evelin sambil berkata, "Tutup auratnya, Cantik! Jangan buat laki-laki kurang ajar melirik."

"Minta maaflah ke perempuan yang sudah anda lukai-"

"Siapa? Gak ada tuh, saya mah spontan aja kalau ngomong!"

BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang