43. Savage Girl.

788 84 8
                                    

Kirana menyatukan halis saat melihat dua gadis yang tidak asing sedang berjalan bersama, terlihat sangat akrab padahal beberapa hari lalu sibuk adu argumen dan menjadi musuh.

"Ngapain Evelin jalan sama Nenek sihir?" gumamnya sambil mulai mendekati mereka yang mengarah menuju Kantin. "Kok pergi ke Kantin? Mereka mau membolos? Sejak kapan akrab gitu? Aduh, ketinggalan info apa sih!"

Kirana berdecak kesal, lain kali akan menempel kepada Evelin bak perangko supaya tidak kalah update. Ketika sudah mendekat, Kirana segera bersorak, "WEH, TUMBEN BERDUA KAYAK DOI AJA!"

Evelin maupun Alitta kompak terkejut, mereka menoleh dengan tatapan tajam sampai membuat Kirana bergidik ngeri.

"Ih, kompak banget, gue merasa salut sampai merinding!" Kirana mengusap kedua tangan lalu ikut gabung bersama mereka yaitu duduk menuju bangku Kantin.

"Siapa yang menyuruh duduk?" tanya Evelin sambil menarik ujung bibir sampai wajahnya terlihat begitu songong.

"Pffttt!" Alitta menahan tawa. Walaupun sangat akrab, Evelin suka sekali berbuat usil kepada Kirana. Menggemaskan.

Kirana menatap Alitta dengan perasaan tidak suka kemudian berpaling menuju Evelin sambil cengengesan. "Gue ikut duduk sama kalian aja, kursi di sini udah penuh."

Alitta menahan tawa kemudian berkata, "Yaudah, tinggal duduk aja! Jangan—"

"Berisik!" Kirana terang-terangan menampilkan ekspresi jutek. "Kok kalian bisa jalan bareng? Alitta udah kasih pelet apa?"

"Heh, gue emang baik dari zaman palaezoikum sampai Evelin mau jalan sama gue!" Alitta masih tidak menyukai teman-teman ataupun sepupu Evelin yang memiliki ekspresi jutek ketika sedang berpapasan.

"Lo sama Nenek Sihir gak ada bedanya," balas Kirana, tidak kalah sengit.

Evelin memutar mata, malas menghadapi tingkah semua orang yang tidak bisa melihat perubahan karakter orang lain. Dia memegang pergelangan tangan Kirana kemudian berkata, "

"Iya, Evelin?" jawabnya dengan spontan.

"Belum tentu orang jahat akan menjadi jahat selamanya, semua orang bisa berubah menjadi lebih baik lagi," ujar Evelin dengan nada lemah lembut.

Kirana sempat terdiam. Evelin meminta untuk percaya bahwa semua orang memang bisa berubah. Dia tidak dipaksa untuk mempercayai semua ini, tetapi Kirana dipinta membantu mendorong Alitta dalam ikatan kebaikan.

Ketika sudah faham dengan maksud dari kata-kata mutiara tersebut, dia langsung mengukir senyum manis. Beruntung punya sepupu manis yang merubah orang lain menjadi lebih baik. Iya, Kirana merasa beruntung sekali.

Teng! Teng! Teng!

Evelin beranjak dari bangku ketika mendengar bel sekolah sudah berbunyi, dia tersenyum manis menuju teman sekaligus sepupu terbaik lalu berkata, "Gue duluan, Gengs!"

"Duluan aja, gue mau masuk bareng perempuan rese ini!" ucap Kirana sambil menyindir Alitta.

Alitta menatap dengan sinis kemudian berkata, "Maksud lo apa?"

"Berhenti berantem, Setan!" celoteh Evelin sambil tersenyum lebar.

Tingkah lucu mereka membuat perutnya terasa geli sampai ingin lebih lama lagi berada di sini. Namun, dia harus kembali dan memberikan pelajaran untuk seseorang. Evelin pun melangkah pergi, meninggalkan Kantin menuju kelas 12 IPS 2.

"Kiw!"

"Wah, gila!"

"Hey, manis!"

BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang