"Sekali lagi, untuk semua peserta olimpiade, silahkan menuju mobil travel—"
Evelin mengangguk-anggukan kepalanya seperti menikmati melodi dari headset. Tidak ada lagu selain suaranya sendiri ketika menghafalkan banyak materi.
Alitta sudah mendahului dan pergi dengan Kirana beserta Ibu Dona, tapi Evelin tidak perduli. Dia lebih memilih naik mobil travel saja, mungkin suasana akan lebih tenang karena Nyai Lampir dan Ratu Cerewet tidak akan mengganggu.
"Hay, Evelin!" sapa seorang laki-laki dengan wajah familiar.
Evelin menoleh, ternyata dia adalah Bagas, temannya Restu yang pernah mencintai dirinya. "Oh, hay, ganteng!"
"Kok mau naik travel ini sih?"
"Gue gabut," jawabnya asal.
"Lo ikut olimpiade?" tanya Bagas dengan ekspresi terkejut.
Evelin menganggukan kepala. "Iya dong, karena gue pintar."
"Pintar dari mana? Dah, bangun! Jangan mengigau terus!" Bagas malah terlihat tidak percaya kalau Evelin memang ikut serta dalam olimpiade setelah Ibu Dona melihat kepintarannya.
"Ck, ck, jangan banyak omong lagi deh! Kalau gak ikut, kenapa gue ada di mobil ini?"
"Hahaha, iya juga!"
"Mantap! Sudah salah, bukannya minta maaf, malah cengengesan gak jelas!"
Evelin mendongak, mobil travel ini cukup tinggi dan luas. Kaki jenjangnya bisa naik dengan begitu mudah. Namun, sedikit mendapat kesulitan karena tangga mobil tidak berfungsi baik dan sekarang dia hanya memakai rok mini.
"Anak tangga mobil ini rusak, ya?"
"Iya, mungkin,"
"Bantuin gue dong!"
"Bantuin naik mobil ini?"
"Iya, susah naik nih. Lumayan tinggi, nanti rok ketat gue takut sobek,"
"Haduh, setiap hari sukanya pakai rok mini. Lo diem aja karena takut rok akan sobek, kan?"
"Karena gue miskin, Bos!" Evelin menatap Bagas dengan tatapan ketus karena tidak menolong dan malah memprotes gaya seragam ketat tersebut. "Beliin gue rok bagus dengan harga sultan Arab dulu kalau mau pakai rok yang sopan!"
Bagas hanya geleng-geleng, Evelin memang sulit diubah menjadi lebih baik. Sudahlah, tidak ada yang bisa merubah gadis berandal ini selain laki-laki dingin bernama Hito.
Dia mulai menghela nafas, mengulurkan tangan kemudian berkata, "Ayo, genggam tangan gue!"
Evelin meraih tangan salah satu teman satu geng dengan Restu yaitu Bagas supaya lebih mudah menaiki mobil sambil tersenyum hangat.
Ternyata benar, tidak ada suara cerewet kalau menjauh dari teman tanpa akhlak. Lagi pula, disini tidak ada Hito yang akan cemburu ketika melihatnya dengan laki-laki lain. Saatnya menggoda!
"SAYANG, JANGAN DEKATI GADIS BERANDAL ITU!" teriak seseorang di barisan tengah.
Teriakan itu sempat membuat Evelin tersentak kaget, ternyata Bagas sudah memiliki pacar. Dia menyipitkan mata, mencoba melihat siapakah pacar baru yang sangat over terhadap Bagas.
Bagas sempat menoleh menuju sumber suara, wajah ramah mendadak berubah jadi sedikit khawatir, takut sang pacar yang juga ikut olimpiade kimia akan marah besar. "Eh, maaf, gue gak sengaja!"
Evelin hampir terjatuh karena Bagas sempat menolong malah melepas genggamannya. "Apaan sih! Kalau gau mau menolong, gak usah memberikan tawaran."
"Sorry, Evelin! Pacar gue takut marah," jawab Bagas dengan ekspresi panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)
Ficção Adolescente🅿🅰🆁🆃 🅼🅰🆂🅸🅷 🅻🅴🅽🅶🅺🅰🅿 Apa jadinya kalau murid jenius masuk dalam SMA yang menerapkan sistem kekerasan dalam aturan pembelajaran? Bukankah akan kacau balau? Berkisah tentang Elin yang terpaksa mengubah nama menjadi Evelin Variska. Karakt...