Evelin berlari kencang di koridor Rumah Sakit dengan ekspresi panik. Perasaan khawatir seakan memuncak setelah dikabarkan oleh Kirana kalau kondisi Hito semakin memburuk.
Laki-laki yang dianggap bisu itu kehilangan banyak darah, tetapi golongan darah langka sudah tidak dimiliki pihak Rumah Sakit lagi. Evelin menjadi gusar, takut terjadi sesuatu kepada Hito.
"Hito, lo harus tetap bertahan!"
Evelin berhenti melangkah lalu mendongak seperti sedang meminta pertolongan Penguasa Alam. Setetes air mata jatuh menuju pipi, tetapi tidak akan menghalangi jalannya untuk bertemu dengan Hito Fahreza.
"Dimanakah orang yang akan bertanggung jawab?" tanya seorang Dokter dengan wajah ramah.
"Eeee, pergi ke Bandara, Dok," jawab Kirana dengan ekspresi ragu.
Dokter itu mendadak berhenti tersenyum kemudian berkata, "Lalu siapa yang bertanggung jawab kalau pasien kita tidak bisa diselamatkan?"
"Maksudnya apa, Dok?"
"Hito sudah kehilangan banyak darah, luka di kepala sangat berbahaya kalau tidak segera ditangani—"
"Yaudah, mending diberikan tindakan secepatnya."
"Tidak bisa secepat itu, kita harus mendapatkan persetujuan orang yang akan bertanggung jawab—"
"Bukannya Dokter adalah orang yang bertanggung jawab supaya Hito bisa selamat, ya?" tanya Kirana sambil menaikan ujung halis yang sedang berdekatan. Terlihat begitu polos.
"Iya, tapi yang bertanggung jawab untuk membayar biaya rumah sakit adalah orangtua atau wali dari Hito Fahreza—"
Evelin berhenti menangis saat melihat Kirana sedang bersama seorang Dokter di depan sebuah ruangan iccu. Dia menghampiri mereka kemudian bertanya, "Ada apa ini? Gimana kondisi Hito?"
Kirana menoleh, wajah polos tersebut menampilkan mata yang sedikit memerah sehingga membuat dia semakin khawatir.
"Tolong jawab pertanyaan gue dan jangan membuat suasana semakin parah!" lanjutnya sambil menampilkan ekspresi memelas.
Dokter yang tadi sempat terdiam menjadi tidak tega saat melihat ekspresi memelas seperti itu. Iya. Walaupun terlihat berandal, Evelin sangat menyayangi teman-teman dengan tulus.
"Pasien bernama Hito Fahreza kehilangan banyak darah dan darahnya cukup langka," jawab Dokter itu dengan wajah tenang.
"Kenapa tidak diberi tindakan secepat kilat sih, Dok?" tanya Evelin sambil menyatukan kedua halis, ada sedikit emosi di wajah rupawan itu.
Dokter terdiam selama beberapa saat seperti sedang menunggu Evelin supaya bisa lebih tenang. "Karena Rumah Sakit ini tidak akan memberi tindakan sebelum berkas-berkas dilengkapi."
Evelin menoleh menuju sang Dokter dengan wajah gelisah. Kalau Hito tidak mendapatkan pendonor darah, Hito berada dalam bahaya besar.
"Saya yang akan bertanggung jawab, Dok!" Evelin memukul dadanya sendiri sambil berkata, "Nanti berkas-berkasnya akan menyusul dan gak membiarkan Hito kabur sebelum membayar biaya Rumah Sakit. Tolong berikan pertolongan terbaik!"
"Baiklah, saya siap memberi pertolongan terbaik, tetapi yang menjadi kendala terbesar adalah—"
Evelin menyela, "Apa yang membuat Dokter ragu ketika akan menyelamatkan nyawa?"
"Golongan darah Hito cukup langka, Rumah Sakit ini sudah kehabisan donor darah seperti Hito."
"Cari darah langka itu di rumah sakit lain, Dok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)
Roman pour Adolescents🅿🅰🆁🆃 🅼🅰🆂🅸🅷 🅻🅴🅽🅶🅺🅰🅿 Apa jadinya kalau murid jenius masuk dalam SMA yang menerapkan sistem kekerasan dalam aturan pembelajaran? Bukankah akan kacau balau? Berkisah tentang Elin yang terpaksa mengubah nama menjadi Evelin Variska. Karakt...