32. Evelin Ditinju.

831 94 7
                                    

Berandal SMA . fitri_leona
"Lo siapa? Punya hak apa ikut campur dalam asmara orang lain?"
— Evelin Variska —


Evelin menekuk wajah, perutnya terasa lapar karena tidak makan semenjak malam. Rasanya malas kalau sarapan terlebih dahulu, kakaknya pasti akan membuat pagi secerah ini jadi mendung, membuat darah rendah menjadi tinggi. 

Evelin mulai celingak-celinguk, berharap semoga ada orang dikenal yang lewat kemudian memberikan tumpangan. Tidak lama kemudian, menggelengkan kepala. Harapan itu pasti tidak akan kenyataan.

"Aduh, Setan! Gak ada gitu yang kasihan sama makhluk seperti gue? Capek banget tadi jalan kayak lagi ke Sabang sampe Surakarta." Evelin berhenti melangkah sambil mengatur nafas. "Kenapa gak ada yang lewat!"

Drrtttt! Drttttt!

Handphone dalam saku tiba-tiba bergetar, membuat Evelin sadar dari lamunan. Dia meraih dan mulai membacanya. "Nomornya gak ada di dalam kontak. Siapa, ya?"

Evelin menekan isi pesan dan kedua halis menyatu ketika pesan ancaman kembali muncul.

|08315972****
|| Cuma manusia bodoh yang gak mau mendengarkan gue. Jauhi Hito atau lo mati!

Tukang teror itu seperti tidak mengenal kata lelah. Evelin mendongak dengan perasaan bersedih. Apakah dirinya sangat kotor sampai membuat orang lain sebenci itu? Apa yang sudah dilakukan sampai mendapat ucapan tidak pantas? 

Evelin memutar mata, malas kalau ribut panjang, seperti punya feeling akan terjadi keributan apalagi saat melihat mobil dengan kaca benin hampir melintas menuju arahnya.

"HAY, TANTE!"

Suara itu sudah tidak asing. Dia menoleh dan langsung menahan amarah. Ternyata Syilla yang sudah meledek bagai manusia tanpa kekurangan. Dia menghela nafas panjang, berusaha tidak terpancing emosi terhadap ulah Syilla.

Mobil yang dikendarai tiba-tiba berhenti di tepi jalan, jaraknya tidak jauh dari Evelin. Syilla pun turun sambil melepas kacamata hitam dan tersenyum sinis.

"Kenapa jalan terus? Ouh, gak ada mobil, ya? Adudu, kasihan banget deh!" Syilla meledek di dekat mobil, ada perasaan takut kalau Evelin akan terpancing emosi.

"Uang orangtua kok bangga? Mikir pake otak, jangan pake pitak!" Evelin menaikan nada bicaranya.

"Gak apa-apa dong, selama tidak menguras beras di rumah!"

"Dasar sinting!" Evelin menatap dengan sinis. "Jangan meledek!"

"Ihhh, takut! Diancam Berandal SMA. Canda berandal!"

"Dasar pengecut, kabur kalau diajak ribut!"

"Ups, jagoan mau ngamuk—"

Evelin mengepalkan tangan dengan perasaan gemas, terlihat tidak terima diledek seperti itu. Matanya melotot dan Evelin pun berkata, "SINI KALAU BERANI!"

"Haha ..., Tante kok ngamuk? Gak dapat jatah dari Sugar Dady?"

"Gue perempuan baik-baik, Setan!" Evelin menaikan nada bicaranya.

"Kemarin gue lihat lo berdekatan terus sama Hito." Syilla berkacak pinggang. "Kalian pacaran? Apa perempuan baik-baik punya pacar?"

"Lo siapa? Punya hak apa ikut campur dalam asmara orang lain?" Evelin menarik ujung bibirnya. 

"Masa sih? Perempuan baik-baik kok pakaiannya kayak Lon—"

Emosi Evelin memuncak saat ingat bahwa orang yang selalu memberikan teror adalah Syilla. Seperti tidak kapok membuat onar. Kemarin memberi teror, sekarang malah meledek sampai semarah itu.

BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang