Alitta tersentak kaget melihat tingkah laku Evelin yang sulit untuk diubah, entah kapan Evelin akan bertaubat dan melupakan hal negatif seperti membolos, tidur di kelas dan lain-lain.
Evelin menoleh menuju Alitta, ketika dirinya sudah berada di atas tembok dengan bantuan anak tangga. Dia menarik ujung bibir sambil berkata, "Apa yang lo mau?"
"Cepat turun!" perintah Alitta sambil menaiki anak tangga dengan perasaan berani.
Evelin memegangi ujung anak tangga kemudian menggoyang-goyangkannya sampai membuat Alitta tidak berani untuk naik menuju tembok paling tinggi di SMA tersebut.
Evelin terkekeh saat melihat nyali Alitta semakin menciut. "Gak usah ikut campur sama urusan pribadi gue, lo sudah mendapatkan semua hadiah-"
"Ngapain lo berlari?" Alitta sengaja berteriak supaya Evelin bisa mendengarkan suaranya yang terhalang oleh ketinggian. "Lo akan mendapatkan apresiasi dari Sekolah karena menjawab semua soal sehingga berhasil menjadi juara satu-satunya-"
"Gue gak butuh apresiasi!" sela Evelin dengan nada kesal, dia melotot tajam sambil berkacak pinggang padahal bisa jatuh kapan saja.
"Sekolah bisa memberikan apresiasi tanpa membongkar identitas asli lo!" Alitta kembali menaiki anak tangga walaupun wajahnya sudah menampilkan ekspresi takut. "Gue cuma mau lo berhenti dihina, gue juga mau melihat lo menjadi kebanggaan sekolah-"
"Berhenti banyak bicara! Turun dari sana!" pekik Evelin, tetapi Alitta tidak mau menurut dan terus naik menuju atas tembok.
"Gue akan turun kalau lo memberitahu gue alasan-"
"Alasan apa, Bodoh?"
"Kenapa lo gak mau hinaan dari semua orang berhenti padahal sudah mengganti nama dari Elin menjadi Evelin Variska?"
"Apa identitas asli gue begitu penting?"
"Iya!"
Evelin menghela nafas panjang, kenapa dirinya selalu menjadi sosok misterius di depan semua orang? Apakah identitas aslinya selalu menjadi daya tarik?
Evelin menjadi sangat pasrah, tidak mau berbohong kepada dunia lebih lama lagi. Dia tidak bisa menjadi berandal untuk selamany dan harus berubah supaya masa depan tidak terlalu suram.
Evelin segera turun dari atas tembok tinggi lalu berdiri tegap di depan Alitta sambil berkata, "Gue adalah anak ilmuan yang ditinggal pergi karena meneliti sebuah penemuan terkenal. Gue menyembunyikan identitas asli karena tidak mau dikirim ke Sekolah khusus anak jenius."
"Lo bisa menjadi terkenal tanpa membongkar identitas asli," jawabnya dengan begitu mudah padahal Evelin sudah bersusah payah menyembunyikan masa lalu dari dunia.
"Jangan ikut campur dalam urusan pribadi gue, lo gak tahu apa-apa," balas Evelin sambil menatap dengan begitu tajam.
"Kami semua sayang sama lo, tetapi lo selalu berpaling dari kami semua!" Alitta mencoba memberikan pengertian kepada seorang gadis yang sudah mati rasa setelah ditinggalkan sang ayah. "Jangan seperti ini! Masa depan lo bisa cerah. Lo bisa sukses dengan nama Evelin."
"Gimana kalau identitas asli gue ketahuan dunia?" Evelin mulai tertarik dengan tawaran yang diberikan. Namun, wajahnya masih menampilkan ketakutan.
"Nyawa gue menjadi taruhan, gue siap mengakhiri hidup kalau identitas asli lo sampai diketahui dunia!" Alitta memegang kepala dirinya sendiri seperti sedang bersumpah menuju bumi dan juga langit.
Evelin menegangi tangan kanan Alitta kemudian menggelengkan kepala, bagaimana kalau Alitta benar-benar mengakhiri hidup kalau identitas asli terbongkar? Dia tidak sanggup kehilangan teman sebaik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)
Novela Juvenil🅿🅰🆁🆃 🅼🅰🆂🅸🅷 🅻🅴🅽🅶🅺🅰🅿 Apa jadinya kalau murid jenius masuk dalam SMA yang menerapkan sistem kekerasan dalam aturan pembelajaran? Bukankah akan kacau balau? Berkisah tentang Elin yang terpaksa mengubah nama menjadi Evelin Variska. Karakt...