41. Cinta Segitiga (2)

779 90 6
                                    

Dia menghela nafas panjang dan berusaha sabar terhadap gadis yang ingin menjadi orang ke-3 di dalam hubungan mereka. Hito bergegas bangun dari kursi, menatap dengan tatapan tajam kemudian berkata, "Silahkan duduk karena gue mau pergi dari gadis sombong seperti lo!"

Alitta tersentak kaget, tetapi mulutnya sudah terkunci rapat. Hito membuang pandangan dengan perasaan malas, suasana kelas menjadi tidak asik lagi. Dia meraih buku di kolong meja lalu melangkah, meninggalkan semua keributan dalam kelas.

"Wah, kejam sekali!"

"Haha, dia mencari masalah."

"Jangan dekati Hito kalau gak mau dipermalukan."

"Tutorial pelet ampuh dong!"

"Haha, dia harus memakai dukun!"

"OTW dukun ah!"

Alitta melirik sekeliling sambil merasakan kesedihan. Air mata itu terseka, tidak mau jatuh di depan umum, dia sudah terlalu dipermalukan.

Apakah Alitta menyerah begitu saja? Tidak mungkin! Kalau ditantang berjuang, akan maju di garda depan, siap menerjang rintangan demi mengharumkan nama baik yang dipermalukan.

Alitta meraih coklat dari balik saku baju kemudian keluar kelas, mencoba menghampiri Hito yang sudah pergi mendahului.

Hari ini atau esok, Hito pasti menjadi miliknya, dia tidak perduli akan ditolak sebanyak apa. Prioritasnya cuma satu yaitu mengalahkan Evelin dan berhasil merebut cinta Hito.

"HITOOO HARUS TANGGUNG JAWAB!" Alitta menyusut air mata di pipi dan berhenti melangkah saat melihat laki-laki bertubuh tegap sudah ada di depan mata. "Lo harus mau sama gue!"

Hito memberhentikan langkah, teriakan Alitta membuat fikiran menjadi kurang jernih. Apakah gadis itu akan kembali membuat keributan? Entahlah, Hito hanya bisa menghela nafas dan lebih bersabar ketika bersekolah di SMA elit ini.

Hito menoleh ke segala penjuru, suasana sangat sepi kemudian menampilkan ekspresi datar. "Jangan ganggu hidup orang lain!"

"Gue suka sama lo!" Wajah Alitta terlihat begitu memelas hingga menbuat orang yang melihat menjadi iba, tetapi Hito sama sekali tidak kasihan terhadap gadis malang ini. "Terima cinta gue yang tulus ini, Hito!"

"Gue gak suka sama lo," jawab Hito, singkat, seolah ingin menyadarkan Alitta bahwa perasaannya tidak bisa diubah meskipun sudah dipaksa.

"Kita jalanin hubungan ini dulu, barangkali lo akan mencintai gue," pinta Alitta sambil berjalan mendekat, dia menarik tangan kanan Hito lalu berekspresi memelas.

Hito tidak mau disentuh gadis manapun, tubuh ini terlalu berharga untuk dijadikan pegangan seorang gadis. Dia pun menepis dengan kasar kemudian berkata, "Gue gak cinta sama lo."

"Lo harus membalas cinta ini! Tolong jangan buat gue malu lagi," pinta Alitta sambil meraih coklat dalam saku kemudian memberikannya kepada Hito, "Gue bawakan coklat untuk lo, terima ini, ya?"

"Iya," jawab Hito sambil meraih coklat tersebut.

Alitta tersenyum bangga. "Lo udah mulai mencintai gue?"

"Gak akan, coklat ini untuk Evelin," jawabnya dengan begitu enteng.

"Heh, gak boleh kayak gitu! Coklatnya mahal banget!"

"Ambil kalau gak mau kasih ke gue!" Hito menyerahkan coklat tersebut, tetapi Alitta malah geleng-geleng.

"Yaudah, seterah! Mau dibuang atau ditendang, terserah! Yang penting, lo terima coklat dari gue."

BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang