Evelin langsung berjalan dengan langkah kasar ke kursi paling pojok, dia akan pindah saja dan menghindari Lena untuk jangka waktu yang sangat lama.
"Hay, Evelin!" sapa seorang gadis yang berada di dekatnya. Evelin membalikan badan dan merasa terkejut, ternyata gadis itu adalah Lena.
Evelin tersenyum manis kepada gadis yang ingin dihindari, tetapi malah menyapa dengan sangat ramah. Memuakkan! batinnya sambil berpura-pura mendekat.
Lena menarik pergelangan tangan Evelin dengan perasaan tidak bersalah kemudian menuntun untuk duduk di sampingnya. Evelin masih terdiam dan sangat penurut.
"Kemarin gue lihat lo sama Hito," lanjut Lena sambil tersenyum ramah.
Evelin berpura-pura tidak mendengarkan ocehan Lena seperti hari-hari sebelumnya. Dia mengeluarkan buku ilmuan milik almarhum Mr. Mahesa dari kolong meja lalu membacanya.
"Sweet banget sih! Bikin iri, gue pengen diperlakukan sama cowo,"
"Jangan dekati Hito kalau gak mau sakit hati," pinta Evelin sambil membalikan halaman buku, akhir-akhir ini memang sangat cepat memahami isi buku ilmuan milik sang ayah.
Lena membalikan badan lalu menampilkan ekspresi yang sebenarnya yaitu mengeluarkan lidah seperti sedang meledek.
Tidak lama kemudian, dia mulai melirik Evelin sambil tersenyum ramah. Memang ahli dalam mempermainkan hati seseorang sampai membuat teman-teman lamanya menjauh. "Kok bisa dekati Hito? Pakai pelet apa? Pergi ke Dukun sebelah mana?"
Tak!
Evelin menaruh buku berisi ratusan bab di atas meja dengan kasar kemudian mendegus kesal. "Gak usah sembarangan!"
"Ehehehe, gue cuma bercanda!" Lena memegangi pergelangan tangan, menggoyang-goyangkan dengan cukup kencang sampai Evelin merintih kesakitan. "Eh, ajarin gue cara mendekati cowo seperti Hito dong! Cuma mirip doang, bukan cara mendekati Hito."
Evelin menoleh, kedua halis menyatu sampai terlihat sedang menahan emosi. Lena sudah melewati batas. Wajar kalau dia merasa kesal. Bukannya meminta maaf, Lena malah ingin merebut Hito.
Evelin berkata, "Aduh, sakit tau!" sambil menatap sinis kemudian menghempaskan tangan dengan kasar. "Gue udah bilang, jangan dekatin Hito!"
"Hehehe, gue gak sengaja," jawab Lena sambil menggaruk kepala bagian kepala. "Aduh, jangan pelit dong! Kasih tau tutorialnya aja, please!"
"Tutorial bapak kau!" celoteh Evelin sambil mendengus kesal.
Apanya yang tidak sengaja? Pergelangan tangan Evelin memerah karena dicengkram sekuat tenaga oleh Lena. Lagi pula, kenapa Lena bersi kukuh ingin tutorial mendapatkan laki-laki seperti Hito?
"Ingin menikung teman sendiri?" tanya Evelin sambil menatap dengan sangat tajam, "Mau jadi tanaman makan pagar?"
"Ehehehe, gak kayak gitu sih!" Lena seperti ingin bergidik ngeri ketika ditatap setajam itu oleh berandal yang bisa memberikan pelajaran lewat kekerasan kapan saja. "Gue cuma pengen punya laki-laki yang bisa melindungi dari bahaya—"
"Bapak lo adalah laki-laki dan bisa melindungi," jawab Evelin dengan ceplas-ceplos, "Kenapa gak nikah sama bapak sendiri?"
"Haha, bisa aja nih!" ujar Lena sambil memberikan tamparan kecil menuju punggung Evelin.
Evelin melotot tajam, "Ouh, jadi lo mau adu kekuatan?"
"Eh, ngomong apa sih!"
"Kenapa lo pukul punggung gue? Mau cari mati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)
Roman pour Adolescents🅿🅰🆁🆃 🅼🅰🆂🅸🅷 🅻🅴🅽🅶🅺🅰🅿 Apa jadinya kalau murid jenius masuk dalam SMA yang menerapkan sistem kekerasan dalam aturan pembelajaran? Bukankah akan kacau balau? Berkisah tentang Elin yang terpaksa mengubah nama menjadi Evelin Variska. Karakt...