Ketika Evelin sampai, Ranjang Hito mendadak sudah kosong. Tidak ada satu pun orang yang bisa ditanya tentang keberadaan Hito Fahreza ataupun Kirana.
Ruangan iccu bahkan sangat sepi, suara-suara aneh mulai terdengar. Evelin merinding. Sudah banyak nyawa melayang karena malaikat maut di tempat tersebut.
Tap!
Evelin membalikan badan saat mendengar langkah kaki sedang menuju ke arahnya. Ternyata hanya seorang Suster dengan usia sekitar 35 tahun. Evelin pun menghala nafas panjang lalu mencoba lebih tenang.
"Permisi, sedang mencari siapa, ya?" tanya Suster itu dengan nada ramah.
Evelin tersenyum kecil, ternyata para pegawai di Rumah Sakit ini sangat ramah. "Pasien bernama Hito," jawannya dengan penuh sopan santun.
"Pasien bernama Hito sudah membaik, dipindahkan menuju ruangan Angrek nomor 5."
"Gimana keadaan Hito, Suster? Apa dia sudah sadar?" tanya Evelin dengan ekspresi datar, tetapi hati sangat berharap semoga Hito bisa selamat dari kematian.
Suster itu menganggukan kepala sampai membuatnya tersenyum. "Sudah sadar, tetapi kondisinya masih sangat lemah."
Evelin membiarkan air mata kebahagiaan turun, dia merasa ragu terhadap pendengaran sendiri. Apakah kabar baik ini benar-benar nyata?
Dia mendongak sambil menutup mata yang perlahan mengalirkan tetesan air. Do'a paling tulus itu sudah dikabulkan, pengorbanan dirinya tidak sia-sia.
Evelin memegangi kedua tangan Suster, tersenyum manis lalu berkata, "Terima kasih sudah mau menolong sahabat saya semaksimal mungkin!"
Setelah berkata demikian, dia bergegas pergi menuju ruangan Anggrek. Entah seberapa besar perasaan bahagia yang hadir dalam hati sampai membuat Evelin rela berlari kesana-kemari mencari ruangan Hito Fahreza.
Akhirnya kabar yang ditunggu-tunggu bisa dikabulkan Sang Pencipta. Hito sudah sadarkan diri. Evelin bisa bernafas lega setelah tahu, malaikat maut masih bisa mendengarkan do'a-do'a manis dari gadis berandal.
Evelin berhenti melangkah saat melihat petunjuk ruang Anggrek sudah di depan mata. Senyuman itu semakin mengembang. Dia merasa jantung berdetak lebih kencang. "Terima kasih masih sanggup bertahan!" ucap Evelin sambil memasuki ruangan tersebut.
Evelin berhenti melangkah saat mendengarkan beberapa orang sedang mengobrol kepada Hito. Suara mereka sangat asing di telinga.
Evelin tidak tahu mereka adalah siapa. Dia berdiri dari balik gorden yang bersebelahan dengan tempat tidur Hito kemudian menguping tanpa takut ketahuan.
"Cepat sembuh, Nak! Mama sedih lihat kondisi kamu seperti ini. Maaf, sudah terlalu sibuk sampai tidak memperhatikan kamu," Suaranya terdengar seperti ibu-ibu.
Apakah mungkin kalau Ibu-nya sudah datang dari bandara demi melihat kondisi putra tercinta? Mungkin itu hanya fikirannya saja. Kedua orangtua Hito sangat sibuk bahkan saat mendengar sang anak ikut olimpiade saja, tidak ada satu pun yang datang ke Indonesia.
"Nama gadis yang sudah donor darah langka demi Hito adalah Evelin, ya?" tanya seorang laki-laki dengan nada berat seperti seorang bapak-bapak sehingga membuat Evelin semakin merasa penasaran.
"Iya, Om."
"Wah, jadi gak sabar bertemu Evelin Variska."
"Ada kejutan kecil kalau kalian mengetahui siapakah Evelin Variska itu," jawab Kirana.
Tunggu! Kirana ada di dalam ruangan bersama orang-orang tersebut? Sebenarnya mereka itu siapa? Evelin yang sudah merasa sangat penasaran memutuskan keluar dari persembunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL SMA ( SEGERA TERBIT)
Teen Fiction🅿🅰🆁🆃 🅼🅰🆂🅸🅷 🅻🅴🅽🅶🅺🅰🅿 Apa jadinya kalau murid jenius masuk dalam SMA yang menerapkan sistem kekerasan dalam aturan pembelajaran? Bukankah akan kacau balau? Berkisah tentang Elin yang terpaksa mengubah nama menjadi Evelin Variska. Karakt...