Luka

58.5K 5.8K 184
                                    

Happy reading√
Vomment jangan lupa cangtip:)

Kejadian tadi,dimana Dasha yang datang bulan secara tiba-tiba karena sudah tanggal nya, didepan Gara membuat nya sangat malu. Sampai sampai Dasha mengunci pintu kamar hingga Gara mencoba mengetuk berkali kali tetapi Dasha tidak mau membuka nya.

"Buka pintu nya!"ucap Gara keras di balik pintu,sudah berapa kali Gara berteriak seperti itu. Mungkin 50 kali, bahkan lebih.

Sudah 2 jam Dasha tidak membuka pintu, membuat Gara mendengus kasar dan mengusap wajah nya frustasi.

Dasha yang tidak tega pun, ia beranjak dari kasur dan mendekati pintu. Tangan nya sudah memegang handle pintu, dan siap membuka nya.

Saat ia sudah membuka pintu, ia melihat Gara yang duduk di samping pintu dengan lutut yang ditekuk.

"Bapak?"ucap Dasha membuat Gara menoleh dan langsung berdiri.

"Kenapa di kunci?"ucap Gara dingin membuat Dasha menunduk.

"Maaf"ucap Dasha sembari meremas baju nya sendiri.

"Ya sudah lah"ucap Gara acuh dan langsung memasuki kamar dan merebahkan tubuh nya di kasur, dengan mata yang ia pejamkan.

Dasha pun ikut memasuki kamar dan berdiri di samping ranjang Gara.

"Pak"ucap Dasha

"Hm"sahut nya tanpa membuka mata.

"Maaf"

"Hmm"

Dasha hanya bisa menghela nafas, dia tau kalau Gara sedang marah pada nya. Dan dia juga tau ini semua salah nya sendiri, mengapa ia harus mengunci pintu kamar? Itu juga kamar Gara bukan?

Tanpa sengaja Dasha melihat tangan Gara yang sedikit berdarah. Membuat Dasha melebarkan mata nya, apakah luka ini di dapat karena sedari tadi mengetuk pintu berkali kali?

Dasha langsung mengambil kotak P3K di laci kamar nya, ia segera duduk di samping ranjang Gara. Dan mulai membersihkan luka tersebut.

Gara yang merasa jika ada sesuatu yang menyentuh tangan nya, ia pun segera membuka kelopak mata nya dan langsung melirik Dasha yang sibuk membersihkan luka nya.

Dengan cepat Gara menarik tangan nya hingga terlepas dari tangan Dasha dan mengubah posisi tidur nya menjadi menyamping membelakangi Dasha.

Mata Dasha berkaca kaca saat melihat sikap Gara terhadap nya. Ia tidak suka melihat Gara si kutub seperti dulu lagi. Itu sangat menyakitkan bagi Dasha, karena Dasha sedang belajar untuk mencintai nya.

Gara segera menatap Dasha, saat ia mendengar isak tangisan dari istri kecil nya tersebut. Dan segera bersandar di king size.

Tidak tega melihat Dasha yang terus menangis, Gara pun segera menarik Dasha untuk duduk di pangkuan nya. Dasha tidak menolak, ia terus menunduk tanpa mau menatap mata Gara.

"Kenapa hm?"ucap Gara lembut sembari menaikkan dagu Dasha dengan jari telunjuk nya agar tatapan mereka bertemu.

"Hiks..maaf"ucap Dasha yang masih terisak.

"Sustt"Gara menempelkan jari telunjuk nya ke bibir mungil Dasha, menyuruh nya untuk diam.
"Jangan menangis untuk saya"lanjutnya

"Tangan b-bapak terluka karena aku"ucap Dasha lirih namun masih bisa didengar Gara.

"Ini luka ringan, tidak sakit"ucap nya berusaha menenangkan istri nya yang cengeng itu.

"Tapi luka di tangan ku ini saja sakit, pasti luka bapak juga sakit"ucap Dasha yang sangat merasa bersalah.

"Mana yang sakit hm?"ucap Gara sembari melihat telapak tangan Dasha yang terluka.

Gara pun mulai mengusap dan meniup niup luka yang tertutup oleh plaster, sesekali mengecup nya singkat.

Dasha yang melihat tingkah suami nya tersebut hanya bisa tersenyum. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perut nya itu.

"Masih sakit?"ucap Gara sembari menatap mata Dasha yang sedikit sembab karena habis menangis.

Dasha menggeleng sembari tersenyum manis kepada Gara.

"Udah enggak pak"ucap Dasha membuat Gara senang, karena ia bisa melihat senyum manis nya itu terbit lagi.

Dasha pun segera memegang tangan Gara yang terluka dan melakukan seperti apa yang Gara lakukan.

Tidak bisa di pungkiri, saat ini Gara bahagia, bahkan sangat bahagia. Hanya karena hal kecil dan sederhana yang Dasha lakukan terhadap nya.

"Masih sakit hm?"ucap Dasha sembari mengecup luka Gara.

"Itu nada ku anak kecil"protes Gara karena Dasha menirukan gaya bicara nya yang selalu di beri deheman sexy, membuat Dasha terkikik geli.

"Jiplak dikit doang"ucap Dasha

"Kamu sudah memakai pembalut kan?"bisik Gara membuat Dasha melotot dan segera melayang kan pukulan di dahi Gara.

"Akhh"Gara meringis

"Kenapa tanya kek gitu!"ucap Dasha dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus.

"Takut nya tembus di paha saya"ucap Gara.

"Pake kok! Yang ada sayap nya lagi"ucap Dasha.

"Kalo itu saya tidak bertanya"ucap Gara membuat Dasha mendengus.

"Bapak mau di bikinin minum?"tanya Dasha mengalihkan pembicaraan.

"Boleh"ucap Gara.

"Mau di bikinin apa?"

"Kopi"ucap Gara.

"Tubrukk!!"celetuk Dasha membuat Gara mengerutkan Dahinya.

"Gadjahhh!! Bwahahaha"ucap Dasha keras sembari tertawa membuat Gara bingung, ada apa dengan istri nya? Apakah ia sudah tidak waras?

Author:yang baca nya pake nada kita satu server><

"Are you okay?"ucap Gara membuat Dasha tersenyum dengan watados nya.

"Hehe, efek terlalu sering nonton iklan pak"

"Ya sudah turun dari pangkuan dan buatkan saya kopi"ucap Gara dan di angguki Dasha.

Dasha pun segera turun dari pangkuan Gara dan menuju dapur untuk membuatkan Gara kopi.

"Seperti nya saya akan bergantung pada mu,esok lusa dan seterusnya"monolog Gara

Beberapa menit kemudian, Dasha kembali ke kamar dengan secangkir kopi di tangan nya.

"Ini kopi tubruk gadjah nya"ucap Dasha sembari menyodorkan kopi tersebut kepada Gara.

"Kamu ini-"

"Cantik!? Iya aku tau kok pak"celetuk Dasha dengan PD nya.

Gara lebih memilih menyeruput kopi buatan Dasha, daripada meladeni nya. Percuma jika ia meladeni, pasti akhir akhir nya juga Dasha yang akan benar.Ingat Perempuan selalu benar!
Entah siapa yang membuat prinsip seperti itu!

Tbc...

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang