Pergi Dengan Pamit

41.2K 4K 306
                                    

Happy reading√

Kini Dasha berada di depan ruang operasi, ia terus mondar-mandir tak jelas, karena perasaan nya tidak tenang.

Tidak lama kemudian, Zaka, Mira, dan Jihan datang dengan raut wajah panik. Mira langsung memeluk sang menantu yang tengah berada di titik terendah dalam kesedihan. Ia biarkan Dasha menumpahkan semua kesedihan nya.

"M-mah hiks..hiks Mas Gara Mah." isak Dasha di pelukan Mira.

Mira yang mendengar suara yang teramat rapuh, membuatnya tidak tega. Ia hanya bisa menguatkan Dasha, untuk bisa lebih sabar dalam menghadapi ujian yang terasa sangat sulit bagi mereka semua.

"Gara pasti baik-baik aja, sayang. Kamu yang sabar." ucap Mira yang ikut menangis, karena ia bisa merasakan apa yang Dasha rasakan.

"Sha, lo harus kuat. Lo gak boleh lemah kaya gini, pasti kalo Kak Gara tau, dia bakal sedih." ucap Jihan sembari mengusap bahu Dasha.

Mira menuntun Dasha untuk duduk di kursi tunggu dan menenangkan dirinya, agar tidak terlarut-larut dalam kesedihan.

"M-mas Gara Mah, ak-aku gak mau kehilangan Mas Gara." ucap Dasha sembari menatap Mira dengan sendu.

"Gara gak akan pergi, kita hanya perlu berdoa, sayang." ucap Mira mencoba untuk menenangkan sang menantu.

"Dasha, bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Zaka yang langsung duduk di samping Dasha.

Ingatan Dasha kembali ke beberapa jam yang lalu, dimana ia melihat Gara terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah.

Isak yang tadi sudah sedikit mereda, kini pecah kembali. Ia tidak sanggup untuk melihat Gara dengan keadaan seperti itu.

"Sayang, coba ceritakan kejadian nya. Agar kita bisa mencari tau." ucap Mira lembut.

Dasha menghela nafas panjang, lalu ia mulai menceritakan, dimana Gara berlari dengan kencang kearahnya. Lalu, bisa sampai seperti ini.

Mata Zaka melebar, begitu pun dengan Mira dan Jihan. Ia bingung, siapa yang melakukan semua ini?

"Kayaknya ada yang mencoba menembak Dasha, Pah. Terus yang kena malah Kak Gara." ucap Jihan, sedangkan Zaka hanya memangut-mangut.

"Eumm, pas kejadian. Kamu lihat ada seseorang disana?" tanya Zaka membuat Dasha berfikir.

"G-gak ada Pah. Waktu itu, Mas Gara cuma pergi untuk beli ice cream buat aku." ucap Dasha yang mencoba untuk lebih tenang.

Zaka mengerutkan dahinya, "Penjual ice cream nya lihat kejadian ini?" tanya Zaka.

"Kayak nya lihat, soalnya penjual ice cream nya gak jauh dari tempat kita." ucap Dasha.

"Terus, bantuin kalian?" tanya Zaka membuat Dasha menatapnya.

Dasha menggeleng pelan, membuat Zaka tersenyum smirk. Mira yang melihat senyuman Zaka, ia hanya bisa mengerutkan dahinya.

"Ki, ngapa senyum-senyum gitu? Jangan kambuh dulu ya stres nya." ucap Mira jengah membuat Zaka mendengus.

"Kayak nya semua ini sudah di rencanakan." ucap Zaka membuat mereka bingung.

"Maksud nya?" tanya Mira.

"Papah akan kirimkan anak buah untuk menyelidiki kasus ini." ucap Zaka dengan serius.

"Kenapa gak lapor polisi langsung?" tanya Jihan, membuat Zaka menatapnya malas.

"Kita selidiki dulu, kalau sudah tau siapa pelakunya. Baru diserahkan ke polisi." ucap Zaka membuat Mira mengangguk paham.
"Tapi sebelum di serahkan, kita gebukin dulu! Iya gak?." lanjutnya membuat mereka membelalakan matanya.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang