Selamat pagi, siang, sore, malam!😁
Masih stay di cerita ini gak?😕
Kalo masih thankyou😙Yuk di vote, comment, share, and pollow my account yee😊
Are you ready for bengek? 😭
Satu
Dua
Tiga
Cekidot!!
Selamat berbengek-bengek:v
Happy reading√
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Kini kehamilan Dasha sudah memasuki bulan ke delapan, senang nya bukan main. Karena sebentar lagi baby yang di tunggu-tunggu oleh mereka berdua, akan lahir ke dunia dan akan mewarnai hari-hari Gara dan Dasha.
Kehamilan Dasha, tidak pernah luput dari kata ngidam. Betul bukan? Mana ngidam nya aneh, tapi untung saja Gara selalu memenuhi keinginan sang istri, meski membuat dirinya geleng-geleng kepala dan hampir depresi karena keinginan yang tidak wajar.
Bagaimana tidak wajar? Waktu itu saja Dasha pernah menyuruh Gara untuk menghitung sesuatu, kalian tau Gara di suruh untuk menghitung apa? Masa menghitung jumlah rambut yang ada di kepalanya.
Sungguh, waktu itu Gara ingin mati saja. Tetapi, ia kurungkan niat nya. Ia tetap mencoba menghitung keseluruhan rambut Dasha, ya walaupun pada akhir nya Gara hanya asal sebut jumlah rambut Dasha. Kalian tau jawaban nya berapa? Gara menyebutkan ada seribu satu. Dan untung saja Dasha percaya. Tapi kalau dipikir-pikir, mana ada rambut orang dewasa hanya ada seribu satu helai, ya mungkin ada kali ya. Tapi, yang lebih tidak masuk akal, mana bisa rambut di kepala bisa di hitung, secara kan uncountable. benda yang tidak bisa di hitung. Kecuali kalau rambut rontok, nah itu baru bisa di hitung. Tau dah pusing sama jalan pikiran nya si Dasha!
Kehamilan yang sudah memasuki bulan ke delapan, membuat Gara jadi lebih ekstra waspada dan berjaga-jaga.
Karena Gara takut terjadi apa-apa dengan kondisi istri dan calon anaknya, ia pun memilih untuk memboyong Dasha ke rumah kedua orang tuanya. Dimana Dasha tidak akan merasa bosan, karena ada Mira, Zaka dan juga Jihan yang siap menghibur nya.
Kini Dasha bersama Jihan dan juga Mira tengah berada di gazebo belakang rumah hanya untuk berduduk-duduk santai, membahas hal yang tidak penting sekalipun, misal membahas kenapa bunga matahari jika dimalam hari tidak berganti wujud menjadi bulan. Sangat tidak penting untuk di bahas, bahkan pertanyaan itu saja tidak masuk akal.
"Sayang, kamu udah tau jenis kelamin babynya belum?" tanya Mira sembari memakan kuaci yang sudah ia siapkan untuk menemani duduk santai nya.
"Belum Mah hehe." ucap Dasha dengan senyumnya.
"Lho kenapa?"
"Biar suprise aja gitu." ucap Dasha dengan tangan yang sibuk membuka kulit kuaci. Sedangkan Mira hanya mengangguk menanggapi.
"Lo pengen nya cewe atau cowo?" tanya Jihan membuat Dasha berfikir.
"Ya sedapet nya aja sih, kalo dapet cewe ya syukur, kalo dapet cowo juga syukur." ucap Dasha membuat Jihan menghela nafas.
"Selalu begitu, ngapa sih kalo bumil di tanya mau anaknya cewe apa cowo, pasti jawab nya sebelas duabelas sama lo!" ucap Jihan membuat Mira dan Dasha terkekeh.
"Ya apapun jenis kelamin nya, kita tetap bersyukur dong." ucap Dasha.
"Tau dah!" ucap Jihan acuh.
Saat mereka tengah asyik mengobrol, tidak lama kemudian Zaka menghampiri mereka.
"Kok di rumah sepi?" tanya Zaka membuat tiga pasang mata tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
Humor"AAAAAAAA KAKI GUE MAU DICOMOT MANTAN!" Dasha menjerit sejadi-jadinya. "Pengeng kuping saya! Turun cepat!" ucap Gara dengan nada tinggi. Guk guk guk "Usir dulu itu mantan nya." ucap Dasha membuat Gara mengerutkan dahinya, mantan? #Cerita Humoris Par...