Syarat-Syarat Santet.

54.3K 5.2K 421
                                    

Hai guys! Capek ya? Sama aku juga:v

Btw, it's my birthday lho👉👈😳
Jadi boleh dong kalo aku minta kalian buat vote, comment dan follow akun wattpad aku?😌

Oke lah lopyu<3

Happy reading√

Dari sore hingga malam, Dasha tak henti-henti mendumel tentang kedatangan Arin tadi siang. Sungguh, Dasha sangat kesal. Dan ia melampiaskan semua unek-unek nya kepada Gara.

"Pelakor tadi ngapain kesini? Tau alamat rumah kita dari mana? Trus bapak kenal sama dia? Kok dia kaya suka banget sama bapak?" cerocos Dasha, membuat Gara menarik nafas dalam-dalam.

"Tanya satu persatu sweety," ucap Gara membuat Dasha mendelik ke arah nya.

"Jawab!"

"Saya lupa apa pertanyaan mu," ucap Gara.

"Oke aku ulangi lagi pertanyaan nya, dia tau alamat kita dari mana?" ucap Dasha yang mengulang pertanyaan nya, namun satu persatu.

"Saya tidak tau," ucap Gara jujur.

"Bapak kenal sama dia?"

"Hmm," sahut nya.

"Kok dia kaya suka banget sama bapak?" tanya Dasha ketus.

"Karena saya tampan," ucap Gara datar namun sukses membuat Dasha melayangkan tangan nya dan mendarat di lengan Gara keras.

"Aku serius ish!" rengek Dasha.

"Saya sudah menyeriusi mu sweety, apa kamu mau pernikahan kita di ulang lagi?" ucap Gara meledek membuat Dasha memutar bola mata nya malas.

"Gak lucu!" ucap Dasha ketus.

"Tapi kamu yang lucu," ucap Gara sembari menoel-noel pipi Dasha.

"Gak usah ngomong gitu! Aku jadi takuttt," rengek nya yang langsung duduk di pangkuan Gara, dengan posisi berhadapan.

"Saya tidak menyeramkan, kenapa kamu takut hm?" ucap Gara sembari mencoba untuk menarik kepala Dasha yang ada di ceruk leher nya.

"Berasa kek di geniti om-om," rengek Dasha lirih namun Gara mendengar nya.

"Apa kamu bilang?" ucap Gara membuat Dasha cengengesan.

"Gak ada, emm oh ya Pak. Nama pelakor yang tadi siang kesini siapa?" ucap Dasha mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa kamu bertanya namanya?"

"Ya pengen tau aja, siapa namanya?"

"Arin," ucap Gara membuat Dasha tersenyum devil.

"Kalo ketemu lagi, aku harus memfoto si pelakor gak tau diri itu, trus aku ngajak bergelud dulu. Jambak-jambakan biar seru, sekalian aku ambil rambut nya sampe botak juga gak papa," gumam Dasha.

"Buat apa kamu memfoto dia dan mengambil rambut nya hm?" ucap Gara.

"Mayan syarat-syarat santet itu, sekalian nanti bikin Yasin. Jadi gak usah capek-capek cari foto nya, aku baik kan?" ucap Dasha santai membuat Gara bergidik ngeri.

Kenapa istri nya itu sangat ganas? Saking ganas nya. Sampai-sampai mau menyantet seseorang dengan niat.

"Bapak! Aku baik kan?" ucap Dasha yang meminta pendapat dari Gara.

Sedangkan Gara hanya menatap istri kecil yang tiba-tiba menjadi kucing yang menggemaskan lagi dengan perasaan was-was. Bisa saja nanti diri nya juga terkena santet. Parah sih parah.

"I-iya," ucap Gara ragu.

"Saking baik nya ya pak, nanti pas udah meninggoy. Keranda masjid nya aku umpetin. Wahh pasti seru tuh! Bisa satu desa kewalahan karena nyariin keranda nya hihihihi" ucap Dasha sembari terkikik geli membuat Gara meneguk salivanya dengan susah payah.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang