Si Aki Memang Beda

38.8K 3.9K 507
                                    

HAIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!

UP LAGI NIH!! MWEHEHE MAAP YE KEMARIN NGARET😆
SOAL NYE AKU LAGI SIBUK, ADA TUGAS NEGARA:V

DAH LAH YUK BURU DI BACA!

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, SHARE AND POLLOW AKUN WATTPAD KU YA😉

MAKASEEEEHHH😙❤

Happy reading√

08:00

Di pagi yang cerah ini, semua orang tengah sarapan di meja makan. Tetapi tidak dengan Gara, karena ia masih tertidur pulas di kamar nya. Semalam ia bergadang hanya untuk menemani istrinya untuk maraton drakor, hingga adzan subuh berkumandang. Untung saja hari ini libur, jadi Gara tidak perlu bangun terlalu pagi untuk pergi ke kantor.

"Suami lo gak di bangunin Sha?" tanya Jihan sembari mengunyah roti yang ia kasih selai nanas.

"Udah gue bangunin tapi gak bangun-bangun!" dumel Dasha kesal, karena sebelum ia turun untuk sarapan, ia sudah berusaha membangunkan Gara. Tapi percuma saja, karena tidak ada respon sama sekali.

"Kebo jadi-jadian itu!" celetuk Zaka.

"Cosplay jadi mayit itu! Bukan kebo lagi." ucap Mira.

"Yang bener Cosplay jadi mayit kebo jadi-jadian!" ucap Zaka sembari menaik turunkan alisnya.

"Mana ada kek gitu!" ucap Jihan sembari menggelengkan kepalanya.

"Titisan dedemit jangan sok keras!" pekik Zaka sembari memberi acungan jempol yang terbalik.

Dasha hanya bisa memperhatikan interaksi mereka tanpa ada niatan untuk ikut berbicara.

"Mantu kesayangan, yuk kita bangunin si Kulkas." ucap Zaka yang diangguki Dasha.

Mereka berdua pun menyudahi sarapan nya, lalu segera menuju ke kamar Gara yang ada di atas.

"Pah, kenapa harus naik tangga sih?" tanya Dasha sembari menaiki anakan tangga dengan hati-hati.

"Ya biar bisa naik ke atas lah." ucap Zaka heran dengan pertanyaan menantunya itu.

Dasha berdecak, "Maksud aku kenapa gak bikin lift aja sih?" tanya Dasha membuat Zaka menatap Dasha.

"Resiko tinggal di Istana Ravindra." ucap Zaka dengan senyum bangga.

"Setau aku orang yang tinggal di Istana itu anggun-anggun, gak malu-maluin kaya di sini." ucap Dasha membuat Zaka membelalakan matanya.

Secara sadar atau tidak, dan secara sengaja atau tidak. Dasha telah mengatai dirinya memalukkan, huft! Untung lagi bunting. Kalo kagak, udah di gelindingin tuh dari tangga.

"Nanti Papah bikin lift buat kamu deh." ucap Zaka membuat mata Dasha berbinar.

"Beneran Pah?" tanya Dasha dengan senyum mengembang.

"Ya iya lah-" ucap Zaka membuat Dasha kegirangan.
"Kagak." lanjutnya membuat Dasha mendengus.

"Udah, kata nya mau bangunin si Kulkas?" tanya Zaka yang diangguki Dasha.

Saat mereka berdua sudah memasuki kamar Gara, terlihat lah Gara yang masih berbaring dengan mata tertutup. Membuat Zaka berdecak, lalu mendekati ranjang.

"Heh! Bangun!" ucap Zaka sembari memukul lengan Gara, namun Gara tidak terusik sedikit pun.

"Kan susah bangunin nya." ucap Dasha jengah.

"Kamu tenang aja, ada Papah disini. Kalo Papah gak bisa bangunin ini Kulkas, bukan Papah namanya." ucap Zaka sembari menepuk-nepuk dadanya bangga, sedangkan Dasha terlihat acuh.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang