"Bagaimana dada tidak merasa sesak? Saat dua bola mata melihat dia dekat dengan yang lain."
-Story of ALBIRU.
happy reading ✨🌻
"Semua lomba sudah terlaksana selama dua hari. Dan malam ini perayaan ulang tahun plus pesta dansa akan diadakan. Permata berdecak melihat kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Alat kosmetik dan baju serta sepatu terurak-urakan dan berserakan kemana-mana. Belum lagi dengan teman-temannya yang heboh menghias diri.
Jam delapan mereka akan menghadiri acara ulang tahun sekolah. Jadi tidak heran jika mereka harus tampil cantik. Di dalam kamar Permata terdapat Vania, Cahaya, dan juga Putri yang sedang asik berdandan. Mega tidak ikut karena gadis itu malas pergi ke acara ini sama seperti dirinya. Lagi pula jam delapan nanti Mega juga ada acara sendiri dengan keluarganya.
Di kamar Permata terlihat Vania yang sedang panik karena mencari bedaknya yang tiba-tiba menghilang entah kemana. Gadis itu lupa menyimpannya. Di kaca cermin juga terdapat Putri yang rambutnya sedang ditata oleh Cahaya membuat Permata mendengus berkali-kali. Teman-temannya begitu ribet.
"Sialan. Bedak kesayangan gue mana?!" jerit Vania heboh. Gadis itu mengacak-acak kasur. Melempar bantal dan guling sembarang membuat Permata menatapnya tajam.
"Jangan acak-acak kamar gue!" tegas Permata.
Vania menoleh, "Bedak gue ilang Permata! Ish di mana sih." Vania menghentakkan kakinya di lantai. Gadis itu mencoba mencarinya di atas nakas dan juga laci.
"Bukannya bedak kamu itu kamu pegang terus ya," ujar Putri yang menatap Vania lewat cermin.
Vania mendengus, "Awalnya juga gitu. Tuh bedak udah gue pegang eh malah ilang. Gara-gara lo sih Cahaya."
Cahaya menoleh ke belakang menatap ke Vania saat gadis itu menyebut namanya.
"Kok aku?"
"Gara-gara lo nyenggol lengan gue. Kan lipstick gue jadi cemong dan gue pergi ke kamar mandi buat cuci muka!"
Cahaya memang tidak sengaja menyenggol lengan Vania, gadis itu ingin membuka eyelener yang entah mengapa susah untuk dibuka. Saat ia membukanya dengan kasar, tiba-tiba tangannya tidak sengaja menyenggol Vania membuat Vania yang sedang mengoleskan lipstick dibibir pun menjadi cemong. Hal itu yang membuat Vania pergi ke kamar mandi dan melupakan bedaknya.
"Bedak kamu ada di kamar mandi kali. Coba cek sana," usul Cahaya kesal. Ia sedikit tidak terima jika disalahkan, kan gadis itu tidak sengaja.
Vania mendengus. Gadis itu pergi melangkah ke kamar mandi Permata dengan kesal. Saat di kamar mandi Vania berteriak membuat Permata, Putri, dan Cahaya tersentak kaget. Buru-buru mereka menyusul Vania yang berada di kamar mandi dengan panik.
"Lo kenapa?" Khawatir Permata saat sudah ada di dalam.
Vania mengambil benda berbentuk bulat berwarna biru muda yang terjatuh di lantai. Bentuknya sudah tidak karuan. Lapisan luarnya pecah dengan bubuk berwarna putih yang berantakan. Cermin yang berada di dalamnya juga retak. Sudah dipastikan jika bedak Vania rusak karena terinjak kaki manusia.
Mata Vania berkaca-kaca lantas memekik kencang.
"BEDAK GUEEEEEEEEEE!!!!!!" Permata, Putri, dan Cahaya sontak menutup kedua telinga mereka dengan tangan. Jeritan Vania memang tidak main-main.
Usai menjerit. Vania menatap teman-temannya garang.
"Siapa tadi yang barusan ke wc selain gue?!" tanya Vania dengan nada mengintrogasi dan menatap mereka tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU [END]
Teen Fiction(DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (Note : Mengandung bawang, menguras emosi, memutar otak, jadi bijaklah dalam membaca) Kehilangan kedua orang tua saat usia dini adalah saat-saat yang memberatkan. Ditambah ketika beranjak dewasa kakek dan nenekn...