38. Lelah

150 22 0
                                    

"Hari ini kamu boleh rapuh, tapi esok hari kamu harus kembali bersemangat."

-Story of ALBIRU.

Happy reading ✨🌻

Berlian mengejar Permata dengan wajah panik. Langkahnya ia cepatkan, bahkan motornya tidak ia perdulikan, karena yang diperdulikan sekarang adalah Permata. Mengapa gadis itu tiba-tiba marah seperti ini?

Berlian mencekal lengan Permata lagi kala gadis itu ingin menaiki taxi.

"Albiru lo kenapa?" tanya Berlian dengan nada gusar.

Permata tidak menjawab, cewek itu menyentak tangan Berlian kasar dan secepat mungkin naik ke taxi. Berlian menjambak rambutnya kasar saat taxi yang Permata tumpangi telah pergi. Cowok itu berbalik badan dan berlari menuju ke tempat motornya. Ia harus menyusul Permata dan meminta penjelasan gadis itu.

Berlian memakai helmnya dan menyalakan mesinnya kemudian melesat pergi dengan kegelisahan dan rasa panik yang merajalela

"Sial! Firasat gue buruk," ujar Berlian pelan dibalik helmnya.

***

Taxi itu berhenti di depan gerbang rumah Permata. Permata langsung turun dan masuk ke rumahnya dengan perasaan marah. Tak lama motor Berlian sampai ke rumah Permata, cowok itu masuk dengan langkah tergesa-gesa.

Pertama kali yang ia lihat saat memasuki rumah Permata adalah Melati yang sedang membaca majalah di sofa. Tanpa membuang waktu cowok itu menghampirinya.

"Assalamualaikum Tante," salam Berlian.

Melati mendongak, "Waalaikumsalam. Eh Berlian."

Berlian tersenyum canggung, "Albiru ada Tan?" tanyanya langsung.

"Ada, baru aja masuk ke kamar. Dari raut wajahnya Permata seperti sedang menahan marah. Kalian berantem?" terka Melati.

Berlian menghela napas, ia juga bingung apa yang sedang terjadi. Mengapa saat Permata melihat pergelangan tangannya gadis itu langsung marah seperti ini?

Berlian melihat pergelangan tangannya. Cowok itu mendengus saat gelang yang selalu dipakai ke tangannya tidak ia gunakan, sehingga tanda lahirnya terlihat.

"Nggak kok Tan. Berlian nggak lagi marahan sama Albiru, yaudah Tan kalau gitu Berlian coba ke kamar Albiru ya."

Melati mengangguk, "Iya, kamu tenangin Permata dan selesaiin masalah kalian."

Berlian tersenyum manis dan langsung beranjak. Cowok itu menaiki tangga dengan cepat agar bisa langsung ke kamar Permata.

Berlian sudah berada di depan pintu kamar Permata. Dengan pelan ia mengetuknya, tapi tidak ada sahutan dari dalam. Berlian pun membuka pintunya pelan dan masuk ke kamar dengan pintu yang masih terbuka.

Pertama kali yang ia lihat adalah punggung mungil Permata yang membelakanginya. Gadis itu sedang terduduk ditepi ranjang sembari memegang sesuatu.

"Albiru." Berlian mendekat ke arah Permata pelan.

"Lo kenapa?" tanya Berlian lembut. Sekarang cowok itu sudah berada di depan Permata. Berlian melihat sesuatu yang Permata pegang. Sebuah bingkai yang diisi oleh foto seorang wanita cantik mirip Permata yang tersenyum lebar di kamera.

"Pergi," tekan Permata. Tatapannya kosong menatap ke depan.

"Jelasin ke gue Albiru. Gue bingung sama sikap lo yang mendadak kaya gini." Berlian berjongkok di depan Permata dengan sirat mata sendu.

ALBIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang