36. Membolos?

168 28 0
                                    

"Hanya bisa diungkap dalam hati tanpa berani mengutarakan secara langsung. Ya, apalagi jika bukan perasaan?"

-Story of ALBIRU.

Happy reading ✨🌻

"Thank's. Gue masuk ke dalam rumah ya."

"Eh Kucril!"

Permata mengembalikkan badannya, "Kenapa?"

Berlian membuka kaca helmnya dan tersenyum manis.

"Jangan lupa mimpiin gue. Jangan lupa juga buat mikirin Berlian gans kembarannya Cimon." Berlian menaik-turunkan alisnya. Sifat narsisnya mulai muncul sekarang.

Permata merotasikan matanya. Ia tidak menjawab, buru-buru cewek itu masuk ke gerbangnya kemudian masuk ke rumah dan pergi ke kamarnya. Jika ia terus meladeni Berlian bisa-bisa ia jadi ketularan tidak waras karena cowok itu.

Berlian yang masih berada di luar menggeleng-gelengkan kepalanya. Cowok itu menyalakan mesinnya dan mulai melesat pergi dari sana. Lengkungan dibibirnya masih setia ia pertahankan.

***

"PERMATA LO KEMANA AJA? GUE SAMA YANG LAIN NUNGGUIN LO SELAMA SATU JAM!" Di kamar Permata disambut oleh teriakan kencang Vania dan juga teman-temannya yang sudah duduk santai di kasur.

Permata memutar kedua bola matanya dan menaroh slingbagnya di sofa kamarnya. Punggung cewek itu ia sandarkan ke kepala sofa. Mengabaikan teman-temannya apalagi Vania yang menatapnya kesal.

"Lo semua ngapain?" tanya Permata tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya. Ia sempat mengambil ponselnya tadi dislingbag.

"Kita semua mau nginep di rumah lo," jawab Vania. Cewek itu berjalan di cermin hias dan mulai berdandan. Ia sudah membawa skincarenya  dari rumah.

"Lo abis jalan sama Berlian?" Permata sedikit terkejut mendengar pertanyaan Mega. Vania juga sama, gerakannya terhenti saat ingin mengoleskan cream diwajahnya. Cewek itu dengan cepat menoleh ke Permata dan berseru.

"DEMI APA MISKAH? LO ABIS JALAN SAMA BERLIAN MALAM BEGINI? ATAU LU BERDUA DINNER?"  pekik Vania lantang menatap Permata tidak percaya.

"Nggak usah teriak-teriak Vania! Telinga aku jadi budeg nih," tegur Putri yang menutupi telinganya dengan bantal.

Vania memutar bola mata malas, "Gue kan terkujat. Yah makluminlah." Gadis itu menatap ke Permata kembali.

"Eh tapi serius Permata lo abis jalan sama Jin Iprit?"

"Hm."

Deheman dari Permata sukses membuat Vania melebarkan bola matanya alay.

"Gila! gila! gila!!! Jangan bilang kalau lo udah suka sama Berlian?" pekik Vania heboh. Kedua bola matanya membulat sempurna.

"Berisik! gue nggak suka sama Berlian."

"Seberapa keras lo mengelak. Nyatanya lo udah suka sama cowok itu," ujar Mega santai. Ditangannya terdapat rubik yang ia mainkan.

Permata terdiam. Cewek itu menghela napas kemudian bangkit berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka.

"Serah lo." Kemudian Permata menutup pintu kamar mandinya.

***

Udara pagi ini sangat segar. Permata sudah siap dengan seragam lengkapnya dan juga ransel yang sudah bergantung tenang dipundak kanannya. Gadis yang dikuncir satu itu langsung ke meja makan. Ia mendengus saat melihat Berlian sudah berbincang seru dengan Hero di meja makan. Pagi-pagi Jin Iprit satu itu sudah ke sini. Huhu pasti tidak ada alasan lain selain mengajak Permata berangkat sekolah bersama. Dan yah, teman-teman Permata ternyata tidak jadi menginap mereka memutuskan pulang saat jarum pendek mengarah ke angka sepuluh membuat Permata sedikit menghela napas lega.

ALBIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang