"Jalan berdua dengan sepeda motor lebih romantis dari pada dinner direstoran bintang lima."
-Story of ALBIRU.
happy reading ✨🌻
Seminggu sudah Berlian menjalani hukumannya dan masa skorsnya. Kini cowok itu kembali lagi ke sekolah mengalihkan perhatian. Seluruh sekolah sudah tahu jika Berlian diskoors termasuk Permata, tapi mereka tidak tahu alasan Berlian diskoors. Buk Serly, Pak Sandy, dan juga Cathrin memang merahasiakan ini demi kebaikan bersama. Toh, Berlian juga sudah menyesali perbuatannya. Ia juga akan mengontrol dirinya dan merubah dirinya menjadi lebih baik lagi.
Untuk kejadian malam hari di pesta ulang tahun sekolah Berlian berniat untuk melupakannya. Ia mencoba untuk berfikir positif, mungkin ada sesuatu yang membuat Permata menerima ajakan Gerry. Sifat Berlian ke Permata juga sudah seperti biasa. Cowok itu kerap kali menghubungi Permata yang herannya lagi Permata selalu meladeninya entah menjawab pesannya dengan singkat atau mengangkat teleponnya meskipun hanya beberapa menit dan gadis itu mematikannya kembali. Namun, itu semua membuat Berlian kembali menghidupkan rasa semangatnya untuk mendekati Permata dan menjadikkannya calon masa depan Berlian. Permata sudah memberikan sinyal kepadanya dan Berlian bersyukur untuk itu, tapi ia juga harus menjaga harapannya.
Cowok itu tidak ingin berharap lebih, karena terkadang ekspetasi dan juga harapan melenceng dengan realita membuat manusia kerap kali kecewa.
Berlian jalan di koridor dengan sendirian dan wajah santai. Dimulutnya terdapat tangkai permen yang permennya pun sudah habis. Cowok itu meminta izin ke toilet saat pelajaran Pak Pitak. Awalnya memang ia ke toilet tapi tak lama akhirnya ia nyasar ke kantin juga dan sekarang cowok itu ingin ke kelas Permata. Mengintip calon masa depannya lewat jendela. Entahlah, setiap detik ia rindu dengan gadis itu.
Berlian mengendap-endap. Beruntung sekali pintu kelas Permata terkunci jadi ia lebih mudah untuk ke jendela. Berlian melihat ada jendela yang terbuka, sontak cowok itu dengan diam mengintip Permata melalui jendela itu agar lebih mudah.
Berlian membelalakan matanya. Cowok itu kaget dan hampir terjungkal ke lantai. Semua perhatian murid dan guru sontak terarah ke arahnya. Berlian mengatur detak jantungnya yang berirama dengan cepat sembari beristigfar dalam hati.
Beberapa detik lalu sebelum kejadian ada seseorang yang tiba-tiba muncul di depan jendela dengan mata yang melotot dan wajah yang garang. Mukannya lebar dan juga gemuk, tidak lupa juga dengan warna cokelat kulitnya membuat Berlian benar-benar terkejut.
Seseorang yang mengageti Berlian sontak tertawa keras membuat Berlian menatapnya tajam. Namun, cowok itu melihat ke dalam kelas Permata yang seluruh perhatian terpusat ke arahnya termasuk Permata. Gadis itu melihatnya dengan alis yang dinaikkan. Sontak Berlian meringis kecil. Ia menggaruk belakang kepalanya canggung. Sial, ia tercyduk.
"BERLIAN BASWARA SEDANG APA KAMU DI SANA?" Guru berkaca mata dengan jenggot yang panjang itu menatap Berlian garang. Ia adalah guru ppkn, Pak Santoso. Guru mengerikan selain pak Pitak.
Berlian menyengir dengan entengnya ia menjawab. "Mau ketemu calon masa depan saya Pak."
Semua murid sontak menatap Permata membuat Permata menatap Berlian tajam. Berlian hanya menatap Permata dengan alis yang dinaik-turunkan.
"ADA-ADA SAJA KAMU. MEMANG ADA YANG MAU SAMA KAMU?" Pak Santoso berdiri dari duduknya. Tangan kanannya ia letakkan dipinggang dan tangan kirinya mengelus jenggot keramatnya. Ia menatap Berlian dengan melotot, kesal dengan jin iprit yang berani mengusik kegiatan mengajarnya. Guru SMA Perjuangan memang rata-rata banyak yang killer, tapi bukan berarti mereka ditakutkan oleh murid. Bahkan banyak murid nakal yang mengerjai mereka atau sengaja membuat mereka marah, seperti Berlian contohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU [END]
Teen Fiction(DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (Note : Mengandung bawang, menguras emosi, memutar otak, jadi bijaklah dalam membaca) Kehilangan kedua orang tua saat usia dini adalah saat-saat yang memberatkan. Ditambah ketika beranjak dewasa kakek dan nenekn...