18. Penolakan

213 32 0
                                    

"Bukan lo yang salah. Gue aja yang terlalu berekspetasi tinggi."

~Berlian Baswara

Happy reading ✨🌻

Permata sudah sampai di sekolah. Cewek itu langsung memakirkan mobilnya dan berjalan menuju kelas. Namun, langkahnya terhenti saat ada satu siswi yang tiba-tiba memberikannya setangkai bunga mawar lalu disusul oleh siswi yang lainnya membuat Permata bingung. Ia ingin bertanya, tetapi mereka lebih dulu berlari pergi membuat Permata tambah bingung.

Ditangan Permata sudah ada sepuluh tangkai bunga mawar berwarna merah. Permata melihat jalan di depannya terdapat taburan bunga mawar yang sengaja ditabur membentuk garis panjang jalan. Langsung saja Permata kembali berjalan dengan mengikuti arah taburan bunga mawar tersebut.

Permata melihat ke sekeliling. Aneh, pagi ini sudah pukul enam lebih empat puluh menit, tapi mengapa keadaan sekolah masih terlihat sepi? Seharusnya sudah banyak murid yang datang dan berkumpul di depan kelasnya walau hanya sekedar mengerumpi. Apakah hari ini sekolah libur? Tidak, itu sangat tidak mungkin. Permata ingat sekali jika hari ini berangkat sekolah, lagipun tidak ada pengumuman jika sekolah ingin diliburkan bukan? Lalu kenapa? Kenapa sekolah terlihat sepi?

Permata memberhentikan langkahnya tepat di tengah lapangan. Taburan bunga mawar itu sudah berhenti di sini. Bahkan Permata tidak menyadari jika ia sudah berada di tengah lapangan. Permata menatap ke sekitar. Masih terlihat sepi, seperti tidak ada kehidupan di sini padahal matahari sudah mulai naik ke langit. Permata semakin bingung dengan semua ini. Ah iya teringat tentang tengah lapangan ia jadi mengingat kata Berlian dichat pagi ini.

Permata tersentak saat mendengar suara merdu laki-laki yang sedang bernyanyi dengan diiringi oleh suara gitar. Sontak saja Permata langsung mengembalikkan tubuhnya ke belakang. Dan terlihatlah, Berlian yang sedang bernyanyi dengan memainkan gitar yang ada ditangannya. Sedang berdiri sembari menatap Permata dalam. Permata hanya terdiam.

Aku tak mudah mencintai ....

Tak mudah bilang cinta ....

Tapi mengapa, kini denganmu. Aku jatuh cinta ....

Tuhan tolong, dengarkanku beri aku dia ....

Jika benar  jodoh. Aku kan bahagia ....

Nyanyi Berlian dengan sedikit mengubah lirik yang terakhir. Setelah berhasil menyanyikan lagu itu. Berlian bertepuk tangan sekali. Sontak, terdapat banyak balon yang bertebangan dari sisi lapangan membuat Permata terpengarah. Ia melihat ke sekeliling. Banyak sekali murid yang berdatangan dan mengerumungi lapangan di mana dirinya dan juga Berlian berdiri. Para murid masing-masing memegang sebuah balon yang berbentuk huruf. Di mana huruf tersebut disusun menjadi satu dan membentuk sebuah kalimat.

WILL YOU BE MINE KUCRIL?

permata sontak menoleh ke Berlian yang mulai melangkah mendekatinya. Permata sangat bingung apa yang terjadi? Sungguh ia seperti orang bodoh di sini.

Berlian berhasil mendekati Permata dan kini cowok itu sedang berdiri di hadapan Permata dengan tatapan lembut. Ia memberikan gitarnya ke adik kelas kemudian mengambil kedua tangan Permata dan menggenggamnya.

Permata melihat itu. Ia tidak menolak, biarlah Berlian mengatakan semuanya. Apa yang terjadi dan apa maksud dia melakukan ini.

Sebelum berbicara Berlian memejamkan matanya sembari menghirup napas dan membukanya sembari membuang napas secara perlahan. Matahari sudah memaparkan sinarnya membuat wajah Permata dan juga Berlian terkena paparan sinar matahari. Mata mereka berdua sedikit menyipit.

ALBIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang