Happy reading❤
-
-
-
-Seorang gadis mungil berumur tujuh tahun sedang melihat pemandangan di depannya lewat jendela kamarnya. Angin yang mengalun tenang menerpa hangat wajahnya dan menggerakkan setiap helai anak rambutnya. Gadis mungil itu memejamkan matanya sejenak. Terasa begitu damai.
Gadis cantik dengan pipi sedikit gembul itu setiap pagi sangat suka memandangi pemandangan pesawahan yang hijau lewat jendela kamarnya. Baginya itu adalah sebuah kegiatan yang tidak boleh ia lewatkan. Melihat indahnya ciptaan Tuhan membuat hatinya seketika merasa tenang.
Gadis mungil itu memakai sebuah gaun berwarna putih dengan rambutnya yang diikat oleh pita berwarna putih juga. Ibunya meminta mbak Marni untuk memandikan dan menghiasnya. Mbak Marni adalah pengasuhnya di saat ia masih kecil sampai sekarang.
Hari ini sahabat dari mommynya akan berkunjung. Maka dari itu, dirinya harus tampil rapih dan juga wangi sesuai perintah mommynya. Meskipun setiap hari ia sudah merasa tampil rapih dan juga wangi.
Ketukan pintu dari luar menyadarkan gadis mungil itu. Ia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah pintu dan berujar dengan suara imutnya.
"Masuk," ucapnya.
Knop pintu pun diputar dari luar dan pintu yang tertutup itu terbuka dengan menampilkan wanita cantik dengan senyuman manisnya yang tersemat dibibirnya. Wanita itu berjalan mendekati putrinya dan langsung berjongkok di depannya dan mencium kedua pipinya.
"Hari ini putri Mommy cantik sekali. Wangi lagi," ujar wanita itu yang bernama Mawar.
Sang gadis terkekeh. "Aku emang udah cantik dari lahir, Mommy," ucapnya dengan begitu percaya diri.
Mendengar jawaban dari putrinya, sontak Mawar pun mencuil hidung putrinya itu dengan gemas.
"Tingkat kepercayaan diri kamu nggak pernah luntur ya," kata Mawar sembari tertawa pelan.
"Nggak dong, Mom. Aku itu harus berkata jujur kalau aku emang cantik."
Mawar menggeleng-gelengkan kepalanya. Sifat dari putrinya sama persis ketika ia masih kecil. Percaya diri dan juga hyperactive.
"Iya deh Mommy ngalah aja. Sekarang Al ikut Mommy ke bawah, ya." Mawar menggendong putrinya itu dengan senyum yang mengembang.
Di dalam gendongan mommynya, gadis mungil yang bernama Al itu mengangguk sembari melihat mommynya dengan tersenyum.
"Siap, Mommy!"
Mawar pun beranjak dari kamar putrinya yang dominan berwarna biru. Kaki wanita itu satu- persatu turun melewati setiap undagan anak tangga yang menyapanya. Senyuman dari bibirnya tidak pernah ia lunturkan saat dirinya melewati pelayan-pelayan yang bekerja di rumahnya. Mawar memang wanita yang sangat ramah. Maka dari itu ia disukai oleh banyak pelayan yang bekerja dirumahnya.
Sudah lama melewati setiap undagan anak tangga. Mawar pun telah sampai di ruang tamu. Di sana sudah ramai, terdapat orang tuanya dan saudara-saudaranya yang lain. Mawar sengaja memanggil mereka untuk berkumpul bersama-sama apalagi sahabat dari SMA nya pun sebentar lagi akan datang. Ia merasa senang hari ini. Berkumpul dengan keluarga dan teman sebayanya dulu adalah momen terindah.
Pria paruh baya dengan rambut yang sudah memutih itu melihat Al yang sudah rapih di dalam gendongan Mawar. Ia tersenyum simpul kakinya bergerak mendekati cucunya dengan senyum yang mengembang.
"Cucu Opa sudah rapih. Sini sama, Opa sayang." Pria itu mengambil alih gadis mungil bernama Al dari gendongan Mawar—putrinya.
"Opa bawa coklat?" tanya Al dengan mata yang mengerjap-erjapkan lucu. Setiap kali bertemu kakeknya hal pertama yang akan ia ucapkan adalah mengenai cokelat. Makanan manis favoritenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU [END]
Teen Fiction(DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (Note : Mengandung bawang, menguras emosi, memutar otak, jadi bijaklah dalam membaca) Kehilangan kedua orang tua saat usia dini adalah saat-saat yang memberatkan. Ditambah ketika beranjak dewasa kakek dan nenekn...