17. Surat Cinta?

178 33 0
                                    

"Lo tau apa sesuatu yang membahagiakan dari hadiah pesta ulang tahun? Yaitu melihat cinta gue yang udah nggak bertepuk sebelah tangan lagi."

~Berlian Baswara.

Happy reading ✨🌻

Berlian baru saja keluar dari kamar mandi. Rambut cowok itu basah dan juga acak-acakan. Ia dan juga Vania kehujanan di jalan, membuat Berlian cepat-cepat mandi saat sudah berada di rumah.

Berlian naik ke ranjangnya dan mengambil ponselnya yang ada di atas kasur. Saat ia ingin menyalakan ponselnya tiba-tiba bundanya memanggilnya dari bawah membuat Berlian berdecak.

"BERLIAN."

Berlian turun dari ranjangnya dan beranjak keluar kamar menuju ke bundanya yang berada di dapur. Berlian melihat bundanya yang sedang memasak saat ia sudah sampai ke dapur sontak cowok itu mendekati bundanya.

"Kenapa Bund?" tanya Berlian dan berdiri di samping bundanya.

Jingga menoleh dan menghentikan aktivitas mengiris bawangnya.

"Di depan ada yang mengetuk pintu. Coba kamu buka, Bunda lagi masak nggak bisa ditinggal."

Berlian mendengus. Ia pikir bundanya memanggilnya karena ada sesuatu yang penting. Ternyata cuma untuk membuka pintu.

"Emang Ayah kemana?" tanya Berlian yang melihat Ayahnya tidak ada di rumah dari saat ia pulang.

"Ayah kamu lagi ada rapat. Mungkin pulangnya tengah malam." Jingga mulai mengiris bawangnya kembali.

Berlian mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah deh Bund. Berlian ke depan dulu yah, liat siapa yang datang."

"Iya."

Berlian pun mengembalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah pintu. Saat sudah berada di depan pintu cowok itu langsung saja membukanya. Hal pertama kali yang dilihat Berlian adalah seorang anak laki-laki yang seumuran dengan adik Badai, yaitu Sisi yang sedang menatapnya polos.

Berlian celingak-celinguk mencari keberadaan saudara anak ini. Langit masih mendung, tetapi gerimisnya sudah mereda. Saat ini pukul lima sore, dan untuk apa bocah itu ke rumahnya? Berlian juga baru pertama kali lihat bocah ini.

"Nyari siapa?" tanya Berlian yang berjongkok di depan anak itu.

Anak itu tidak menjawab, ia malah memberikan Berlian sebuah surat membuat alis Berlian menyatu.

"Apa ini?" tanyanya sembari mengambil surat itu.
"Buat kakak." Setelah mengatakan itu, bocah itu langsung lari tanpa pamit ke Berlian membuat Berlian terkejut.

"Woy kenapa lari?" Terlambat, anak itu sudah menghilang dibalik gerbang rumah Berlian.

Berlian menghela napas. Cowok itu memerhatikan selembar surat yang berada ditangannya. Ia menaroh surat tersebut dikantong celananya kemudian masuk kembali di dalam rumah. Ia akan membuka surat tersebut di kamar.

Saat sudah berada di kamar Berlian buru-buru naik ke ranjang. Dan mengambil surat itu, ia membuka suratnya secara perlahan dan memunculkan tulisan-tulisan indah yang terpatri di sana.

Mata Berlian fokus membaca itu.

Gue suka sama lo, Berlian.

-Permata

Mata Berlian sukses terbuka sempurna saat membaca surat tersebut. Kedua sudut bibirnya menaik menimbulkan lengkungan kebahagiaan. Benarkah jika yang mengirim surat ini adalah Permata? Benarkah jika yang dikatakan Badai memang benar jika Permata menyukainya? Dan apakah gadis itu mengutarakan rasanya sekarang? Benarkah kucrilnya sudah mencintainya? Sangat tidak dipercaya.

ALBIRU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang