11. Bulan Sabit

596 140 64
                                    

"Arjuna Cinta Sama lo, gue juga Cinta sama lo, bedanya gue tahu endingnya seperti apa,"

-Lucas

*
*
*

Happy Reading

***

Violin membuka matanya perlahan, sepasang tangan masih melingkar di tubuhnya.
Memeluknya erat dengan mata yang masih terlelap, seolah ia ingin terus berkelana dalam mimpinya dan enggan untuk kembali dalam Realita.

Perlahan dirinya membalikan badan, menatap dada bidang sahabatnya, dan tenggelam di dalamnya.

"Lu tau, apa impian gue selama ini?"

"Gue selalu ngebayangin, wajah lo yang pertama kali gue lihat ketika bangun tidur, Hari ini adalah keberuntungan, esok dan seterusnya adalah kemustahilan." lanjutnya dengan membelai rambut Arjuna yang masih terlelap.

Dengan hati-hati Violin melepas tangan Arjuna yang masih melingkar di tubuhnya,

"Engh." suara Arjuna yang mulai membuka matanya.

Menyadari Violin yang melepas tangannya, Arjuna mendekapnya kembali dan mendekatkan tubuh itu pada dadanya.

"Jangan pergi," ucap Arjuna membelai rambut panjang Violin.

Violin mendongakkan kepalanya menatap wajah Arjuna.
Mereka saling tatap dengan kebisuan, tak perduli dengan waktu yang terus berjalan maju, perlahan tangan Violin menjalar pada pipi Arjuna dan mengusapnya pelan.
Lagi-lagi ia terjebak dalam situasi dimana Ia selalu merespon pada tingkah manis Arjuna.

Plak!

"Aww, ko lu nampar gue si." protes Arjuna memegang pipinya.

"Ada nyamuk jahat," elak Violin.

"Terus mana nyamuknya?"

"Terbang lah masa berenang." ucap Violin sambil berdiri dari kasurnya.

Terlihat dirinya yang tersenyum lebar, malam yang sangat indah, menghabiskan waktu dengan sang Pangeran Play Boy.

"Lu ga mau Sekolah?" tanya Violin pada Arjuna yang tengah melanjutkan mimpinya.

"Buat apa? orang yang ngebuat gue semangat Sekola aja ada di sini." jawab Arjuna masih merebahkan dirinya.

"Gue tuh bukan Cewe-cewe simpenan lo, yang baper sama gombalan Buaya kaya lo Arjuna,"

"Ganteng mah beba..."

"Ganteng pala lu!" cegat Violin melempar bantal guling yang Arjuna buang tadi malam.

"Lu mau mandi kan? gue ikut!" ucap Arjuna antusias yang mulai beranjak dari kasurnya.

"Heh!" sentak Violin.

"Gue dulu." ucap Arjuna yang langsung menerobos masuk pada kamar mandi Violin.

"Ish gue dulu." rengek Violin menahan pintu agar tidak tertutup.

"Ya makanya gue tawarin buat bareng,"

"Otaknya kecil, segini." balas Violin menyatukan jari telunjuk dengan jempolnya.

"Ya udah lepas tangan lu." perintah Arjuna menampis tangan Violin yang sedari tadi menahan pintu.

"Terus kenapa lu jadi Antusias banget buat mandi si, biasanya juga seminggu sekali,"

"Gu-gue mau berak." balas Arjuna yang langsung menutup pintu karna sudah di ujung tanduk.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang