48. Slowly

189 53 3
                                    

Penderitaanmu yang sekarang adalah awal kebahagiaanmu di masa yang akan datang.

*
*
*
Happy Reading

***

Arjuna menatap Gadis yang masih tak sadarkan diri itu dengan cemas, Alisa tiba-tiba tergeletak di saat dirinya akan pergi melakukan pencariannya.

Saat-saat seperti ini lah yang membuatnya bimbang, fokusnya harus terbagi juga waktunya, ia tak bisa berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, dirinya tunggal dan mau tak mau harus memilih di antara dua hal.

Juga kedua Pria yang masih bersamanya tengah melakukan hal yang sama dengannya, menunggu Gadis itu sadar, berharap jika tak ada hal serius yang menimpanya.

"Kasih minyak kayu putih lagi Daff deket hidungnya," perintahnya yang masih memijit jari-jari Alisa.

Sedangkan Lucas masih setia pada tempatnya, berdiri di sisi ranjang sembari melipat kedua tangannya depan dada.

Netranya mangamati lekuk wajah Alisa yang tengah terpejam, sedangkan pikirannya bergelayut kemana-mana, ia yakin jika ada sesuatu yang tidak beres pada Gadis itu.

Adanya kejadian ini membuat dirinya yakin, jika ada sesuatu yang Alisa sembunyikan. Jika benar adanya maka hal yang ia takutkan selama ini akan menjadi kenyataan.

"Kita bawa dia ke Rumah Sakit," paparnya yang sedari tadi menutup mulutnya rapat.

Baru beberapa detik ia menyarankan hal itu, sayup-sayup Alisa membuka matanya, mungkin hanya ia yang bisa melihat raut kepanikan pada wajah Gadis itu.

"Lo kenapa Lis? kenapa bisa pingsan kaya gini? lo sakit? kita pergi ke Dokter yah?" sosor Arjuna yang masih saja panik meski Alisa sudah sadarkan diri.

Alisa menggeleng pelan dengan senyum tipis yang menghiasi sudut bibirnya. "Gue ngga papa, cuma kecapean aja tadi."

"Oh kecapean, padahal tadi kalian lagi pada makan kan?" tanya Lucas menatap ketiga manusia yang tengah berada di kasur, kini pandangannya berhenti pada gadis yang di sisi kanan dan kirinya terdapat dua Pria bak penjaganya.

Arjuna berbalik menatap Lucas dengan tatapan menghunus tajam. "Asal lo tahu, dia belum makan karena tiba-tiba lo dateng dan langsung ngajak dia buat bicara sama lo Lucas."

Lucas terhenyak dengan jawaban Arjuna, mengapa Pria itu seperti emosi kepadanya? sangat jelas sekali jika pada kalimat itu terdengar ada kemarahan di dalamnya. "Sorry Lis," ucapnya.

Arjuna beralih menatap Daffa. "Nayla masih lama perginya?"

"Tadi dia bilang kurang lebih 2 jam'an lah buat belanja."

Daffa memijat dagunya sembari berpikir. "Gini aja deh Jun, lo jagain Lisa dulu."

"Biar gue sama Lucas yang terjun buat ngelanjutin pencarian."

"Gue bisa jaga diri baik-baik ko, mending lo ikut juga Jun," pinta Alisa.

Arjuna terlihat bimbang memilih satu sisi di saat kedua sisinya sama-sama penting, mau tak mau sisi lain harus terabaikan oleh keputusannya. "Ngga, gue temenin lo Lis."

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang