50. First love

327 63 10
                                    

Tak apa, aku hanya terluka oleh harapanku sendiri.

*
*
*
Happy Reading

***

Lucas yang sudah kepalang panik langsung berlari menghampiri Andrean dan Salsa yang tengah menyenderkan tubuhnya pada dinding yang dingin itu, entah pingsan atau pun tertidur ia tak tahu, yang jelas ia harus membangunkan keduanya sebelum Devan datang.

"Dre! bangun Dre cepet!"

Melihat tak ada respon, ia menampar pipi Andrean berharap Pria itu bangun meski dengan kesakitan yang ia perbuat. Namun bukannya tersadar justru dirinya lah yang merasakan panas di tanganya.

"Astaga lo demam," paniknya meletakkan punggung tangan pada Pria di depannya.

Sayup-sayup Andrean membuka mata, terlihat sekali wajah pucatnya, dengan bibir yang bergetar, menggigil kedinginan, Pria itu berupaya bangkit dari posisinya.

"Astaga, Salsa juga demam," tutur Lucas yang baru menyadari hal itu.

Andrean yang sudah mengetahui jika Gadis yang tengah bersandar di bahunya tengah sakit sejak kemarin mencoba membangunkannya dengan pelan.

Menyadari tali yang telah mengikatnya sudah terlepas, ia membelai lembut pipi Salsa. "Sal? are you okey?"

Meski dirinya pun tak bisa bergerak aktif, ia tetap berupaya sekuat tenaga agar bisa meloloskan diri dari tempat ini, meski ia sendiri ragu bisa kah fisiknya melakukan hal itu?

"Cepet lo bawa dia," perintahnya pada Lucas.

"Dan lo?"

"Gue bisa jalan sendiri."

Lucas menggeleng cepat, ia tahu jika Andrean pun tak bisa berjalan sendiri tanpa bantuannya, melihat kondisi Pria itu yang begitu lemahnya ia tak akan bisa meninggalkannya sendirian.

"Kasihan Salsa, lo bawa pergi dia cepet, gue mohon," pinta Andrean dengan kekehnya, meskipun suaranya terdengar pelan namun mengandung penekanan.

"Sebelum Devan ke sini dan lo ikut disekap, lebih baik lo pergi sekarang."

Lucas memberikan setengah senyumnya. "Devan bakal ke sini, tapi dia ngga bisa apa-apa."

"Maksudnya?" heran Andrean.

Baru saja dibicarakan, Devan datang dengan wajah merah padam melihat orang yang tak ia kenali hendak membebaskan Salsa juga Andrean.

Devan memicingkan matanya. "Lo siapa? disuruh siapa lo ke sini?"

Lucas kembali bangkit dengan semburat tipis yang menghias kedua sudut bibirnya. "Gue siapa? itu ngga penting."

Devan terdiam dengan tatapan mengintimidasi, sikapnya yang tenang dalam segala situasi menjadikannya kuat untuk mengendalikan diri.

"Apa tujuan lo ke sini?"

Lucas menengok ke belakang, menunjuk sepasang manusia yang tengah terduduk lemas. "Membebaskan mereka berdua."

"Gue tahu alasan lo nahan mereka, lo ngga ingin kan mereka cepu sama Arjuna kalo Nara sekarang ada di sini bersama lo?"

Devan terhenyak mendengarnya, siapa yang tengah berbicara dengannya saat ini? mengapa Pria itu mengetahui rahasianya?

"Dan lo berniat ngejauhin Nara dari Arjuna dengan cara pergi ke Jepang bukan?"

Lagi, Lucas menelan salivanya dengan susah payah, tak ada yang tahu jika saat ini ia tengah menutupi rasa terkejutnya di balik wajah tampannya yang tetap tenang.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang