19. Kritis

421 105 19
                                    

Bunuh atau dibunuh?

*
*
*
Happy Reading

Sayup-sayup Arjuna membuka matanya, merasakan tubuhnya yang kini terasa pegal.

Satu hal yang ia ingin tanyakan. Dimana dirinya saat ini? Arjuna rasa ini bukan tempat terakhir saat ia jatuh pingsan. Tempat ini jauh berbeda dengan bangunan tua itu. Jelas ia bisa melihat betapa bersih dan terangnya ruangan yang kini ia tempati.

Kekagumannya terhenti ketika sebuah kepala manusia tiba-tiba menyender pada pundaknya, dengan bergedik ngeri Arjuna meliriknya pelan.

"Kenzio," gumamnya ketika melihat Kenzio tengah terlelap dengan keadaan kaki dan tangan yang terikat, sama seperti dirinya.

Ia pun melirik lagi sekilingnya, mencari sahabatnya yang tadi terbujur kaku. Nihil! ia tak bisa menemukan Daffa.

Pikirannya sekarang sangat kacau, beribu pertanyaan ingin ia lontarkan, namun ia sendiri bingung harus menanyakan semuanya pada siapa.

Hingga lamunannya terhenti ketika mendengar suara derakan pintu yang terbuka menampilkan seorang lelaki yang yang Arjuna sendiri geram melihatnya.

"Gimana keadaan lo pengecut?" tanya pria itu melihat wajah Arjuna yang penuh dengan lebam.

Arjuna mendenguskan nafasnya panjang, tak ada niat sedikit pun untuk menjawab.

Melihat Arjuna yang diam, Pria itu tertawa sinis, ia sendiri tahu apa yang Arjuna pikirkan saat ini. "Apa lo ngga curiga sama, SEPUPU lo itu?" tanyanya yang berusaha memancing Arjuna untuk membuka suara.

"Apa maksud lo Arga?" balas Arjuna penuh selidik.

"Gue rasa gue ngga perlu jelasin apa-apa, karna menurut gue semua ini udah jelas."

"Udah jelas kalo lo di balik semua ini?" balas Arjuna dengan tawa getirnya.

"Bodoh! harusnya lo tau siapa yang main depan dan siapa yang main belakang."

Arjuna mengggelengkan kepalanya. "Gue ngga butuh penjelasan dari lo!"

"Lo terlalu naif Arjuna," ucap Arga yang kini berjongkok di hadapan Arjuna. "Terlalu naif mengakui bahwa KENZIO yang nembak Daffa!"

Tidak! kecurigaannya kini dibenarkan oleh orang lain. Berkali-kali Arjuna menolak pikiranya yang selalu menuduh Kenzio sebagai pelaku.

Namun sekarang? Apakah benar yang diucapkan Arga? lantas jika dugaannya benar, kenapa? apa alasan Kenzio berbuat keji seperti itu?

"Pakai ini sebelum Kenzio duluan yang ngehabisin lo," tuturnya menyerahkan sebuah pistol pada Arjuna.

Arjuna memandang datar senjata api yang kini tergeletak di hadapannya, bagaimana bisa ia membunuh Kenzio? Sepupunya sendiri.

"Ck, gue lupa," cegat Arga melepas ikatan tali di tangan Arjuna. "Bunuh sebelum lo dibunuh," lanjutnya yang kini pergi dan mengunci pintu dari luar.

Tak lama setelah kepergian Arga, perlahan mata Kenzio membuka, meraung pelan memegangi kepalanya yang terasa berat. Arjuna sendiri telah melepas ikatan tali pada tangan dan kaki pria itu.

"Udah bangun lo?" tanya Arjuna hambar.

"K-kita di mana?"

Arjuna yang tengah berdiri membelakangi Kenzio mengedikan bahunya acuh.

"A-apa yang terjadi?" tanya Kenzio sekali lagi.

"Seharusnya gue yang tanya, apa yang terjadi," jawab Arjuna mengusap pistol yang kini ia pegang.

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang