41. Hrusangkali

285 61 0
                                    

Dia datang hanya untuk melupakan seseorang, bukan menjadikanmu tujuan.

*
*
*
Happy Reading

***

Di kedinginan malam dua orang pria tengah berjalan beriringan sembari fokus pada ponselnya masing-masing, seolah saling menyibukkan diri pada zonanya sendiri.

"Ini Club malam yang akan kita datengi," tutur Andrean menunjukkan sebuah bangunan diskotik yang terpampang pada setan gepeng miliknya.

"Lo yakin Olive ada di situ?"

"Kita ngga akan tahu kalo kita ngga ke situ," balas Andrean dengan tatapan intens.

Seketika ia menghentikan langkah tepat di sebuah Mini Market. "Mampir ke sini dulu Jun, beli masker."

Arjuna mengangkat satu alisnya bingung. "Buat?"

"Udah lu tunggu di sini, gue mau beli sebentar," tutur Andrean memilih masuk meninggalkan pria yang tengah kebingungan oleh sikapnya.

Di saat Arjuna sedang menunggu tangan kanannya, ponsel yang sedari tadi tak lepas dari cekalanya berdering, menampilkan nama Daffa otak Batu yang menelponnya.

Baru saja ia menarik tombol hijau, suara di seberang sana membuat telinganya hampir pecah karena kicauan Daffa yang beruntun menanyakan tentang dirinya.

"Hallo Jun?!"

"Lo di mana?!"

"Kabar lo jadi CEO PT ElsZean itu bener?"

"Kalo bener gila si lo! ngga nyangka gue punya temen miliarder."

"Terus juga ngapain lo pura-pura jadi pelayan kalo nyatanya lo itu sultan anjir!"

"L-lo lagi latian buat sinetron ya? yang pura-pura miskin gitu? terus-terus akhirnya lo ja...."

"Daff? udah belum?" cegat Arjuna sembari tersenyum sabar.

Samar-samar ia mendengar Daffa menarik napasnya panjang.

"BAYAR UTANG LO WAKTU LO PURA-PURA JADI MISKIN!" pekik Daffa.

Refleks Arjuna menjauhkan ponsel dari indra pendengarannya, ia meringis, merasakan telinganya berdenging karena teriakan Daffa yang tiba-tiba.

"Kenapa Jun?" tegur Andrean melihat Arjuna menutup telinga dengan tangan kananya.

"Hah? suara cowo siapa tuh Jun?!"

"Bener kan, Arjuna tuh sekarang jadi Gay Nay," bisik Daffa pada gadis yang kini berada di sampingnya.

Mendapat Arjuna yang masih belum merespon, seketika ia mengubah panggilan menjadi Video call. Ia menyernyit bingung ketika dua orang pria tengah menatapnya kesal di balik layar. "Kalian lagi nge Homo ya?" tuduhnya sembari tersenyum jahil.

"Udah berapa kali lu ngomong gitu Daff?" tanya Arjuna merasa kesal sendiri.

"Lagian lu berduaan mulu anjir! kalian lagi di mana si?"

"Semenjak jadi CEO lu nempelnya sama Andrean mulu Jun, kacang lupa kulit lu!"

"CEO Pantekmu!" umpat Arjuna yang sudah muak dengan sebutan itu.

Daffa yang mendengar nada tak terima dari kalimat sahabatnya itu seketika mengerutkan keningnya. "Lah? kenapa emang?"

Bukanya menjawab pertanyaan Daffa, Arjuna justru menoleh pada Andrean dengan tatapan menghunus tajam. "Biar Si Tuak ini yang jelasin."

Winner Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang